Ketahanan Pangan Jatim

Jaga Ketahanan Pangan, Pj Bupati Lumajang Fokus Pembenahan Infrastruktur Pendukung Lahan Pertanian

Indah menyoroti produktivitas pertanian yang mumpuni perlu ditunjang poleh sarana dan prasarana yang apik.

Penulis: Erwin Wicaksono | Editor: Titis Jati Permata
surya.co.id/erwin wicaksono
Pembangunan proyek DAM Boreng di Kecamatan Lumajang ditargetkan rampung bulan Desember 2024. 300 hektar lebih lahan pertanian sawah akan terairi air. 

SURYA.CO.ID, LUMAJANG - Pembenahan sarana Infrastruktur pendukung lahan pertanian jadi fokus Pj Bupati Lumajang, Indah Wahyuni saat bertugas di Kabupaten Lumajang.

Indah menyoroti produktivitas pertanian yang mumpuni perlu ditunjang poleh sarana dan prasarana yang apik.

Alhasil, ia menginstruksikan pembenahan secara menyeluruh Infrastruktur pertanian di wilayah Lumajang.

"Pasti dimulai dengan infrastruktur terlebih dahulu. Kalau ini tidak dibenahi maka bisa belum selesai-selesai ya," 

Menurut Indah, salah satu infrastruktur yang sedang fokus dibenahi adalah DAM Boreng di Desa Boreng, Kecamatan Lumajang, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. 

DAM Boreng diketahui rusak diterjang bencana alam pada tahun 2018 silam, atau pada masa pemerintahan Bupati Lumajang Thoriqul Haq. 

Bertahun-tahun belum mendapat perbaikan, Indah bersyukur DAM Boreng bisa mulai dibangun saat ini, tahun 2024.

Proyek pembangunan DAM Boreng dijalankan dengan durasi 196 hari kalender. Biaya pembangunan DAM mencapai Rp 11 miliar lebih.

"Progresnya hampir 15 persen sudah terselesaikan. Insha Allah bulan Desember bisa difungsikan.

Kata Indah, DAM merupakan penunjang vital dalam sistem irigasi air untuk pertanian di Kabupaten Lumajang.

Apabila sudah rampung, DAM Boreng akan mengairi sawah padi seluas lebih dari 250 hektar.

"Tentunya jika sudah rampung, maka pengairan air ke lahan pertanian khususnya padi bisa normal kembali. Bisa mengairi 278 hektar lahan pertanian," ungkapnya.

Mengatasi tersendatnya aliran air menuju sawah pada sementara waktu, Indah menyerukan para petani tetap melakukan kegiatan penanaman di sawah mereka. Yakni beralih sementara menanam tanaman palawija. Seperti ubi, singkong dan lain sebagainya.

"Contohnya DAM Boreng yang belum diperbaiki sejak 2018, ya maka sawah yang harusnya terairi air jadi tersendat hingga sekarang. Sehingga harus beralih ke Palawija. Padahal makanan pokok sebagian besar masyarakat adalah beras dari padi, sawah," beber Indah.

Selain DAM Boreng, Indah mengaku akan mengecek sejumlah infrastruktur pertanian yang ada di wilayahnya. 

"Saya termasuk akan melakukan itu, termasuk mengecek bendungan, saluran air irigasi. Saya juga meminta kepada kadisperindag dan kadis pertanian untuk mengecek wilayah mana yang potensi-potensi sudah mulai panen, demi menjaga ketahanan pangan," kata dia.

Di sisi lain, berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kabupaten Lumajang menunjukkan, pada 2023, luas panen padi mencapai sekitar 55.129 hektare dengan padi sebesar 308.646 ton gabah kering giling atau GKG.

Jika dikonversikan menjadi beras untuk konsumsi pangan penduduk, produksi beras pada tahun 2023 mencapai 178.218 ton.

Sementara itu, luas panen padi pada 2023 mencapai sekitar 55.129 hektare disebut mengalami kenaikan. Kenaikannya mencapai 86 hektare atau 0,16 persen, dibandingkan luas panen padi di 2022 yang sebesar 55.043 hektare.

Produksi padi pada 2023 yaitu sebesar 308.646 ton GKG, mengalami peningkatan sebanyak 7,82 ribu ton atau 2,6 persen dibandingkan produksi padi di 2022 yang sebesar 300.829 ton GKG.

Terakhir, pada produksi beras pada 2023 untukkonsumsi pangan penduduk mencapai 178.218 ton, mengalami peningkatan. Yakni sebanyak sebanyak 4,51 ribu ton atau 2,6 persen dibandingkan produksi beras di 2022 yang sebesar 173.705 ton.

BACA BERITA SURYA.CO.ID LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved