Berita Gresik

82 Warga Gresik Tertipu Arisan Bodong, Kerugian Seluruh Korban Capai Rp 1,7 Miliar

Sebanyak 82 warga Kabupaten Gresik, Jawa Timur, tertipu arisan bodong. Total kerugian yang dialami seluruh korban mencapai Rp 1,7 miliar.

Penulis: Willy Abraham | Editor: Cak Sur
SURYA.CO.ID/Willy Abraham
Para korban arisan bodong di Gresik, Jawa Timur, melaporkan dugaan arisan bodong ke Mapolres Gresik, Senin (4/11/2024). 

SURYA.CO.ID, GRESIK - Sebanyak 82 warga Kabupaten Gresik, Jawa Timur (Jatim), tertipu arisan bodong.

Disebutkan, pelaku adalah seorang Perempuan berinisial RW (35) warga Wadeng, Kecamatan Sidayu, Kabupaten Gresik, Jatim.

Total kerugian yang dialami seluruh korban mencapai Rp 1,7 miliar.

Hal ini yang membuat sejumlah warga Sidayu Gresik berbondong-bondong datang ke Mapolres Gresik

Kesabaran mereka sudah habis. Mediasi yang sudah dilakukan tidak membuat RW menunjukkan itikad baik. 

Bahkan, para korban mendapat ancaman, uang mereka yang sudah kumpulkan tidak akan Kembali.

13 orang korban, semuanya juga berasal dari Desa Wadeng, Kecamatan Sidayu, Gresik.

Mereka melaporkan RW, admin arisan bodong yang tak lain tetangganya sendiri. 

Modusnya, RW telah menipu dan memanipulasi arisan tersebut, karena sampai sekarang para korban tak kunjung mendapat giliran undian. 

RW dilaporkan ke Satreskrim Polres Gresik Berdasarkan surat tanda terima laporan pengaduan masyarakat (STTLPM) nomor: LPM/738.Satreskrim/XI/2024/SPKT/POLRES GRESIK.

Disebutkan salah satu pelapor Muhammad Cholid menyampaikan, setiap slot arisan seharga Rp 150.000. 

Dirinya mengaku ikut 1,5 slot, sehingga membayar Rp 225.000.

“Proses pembayaran dilakukan satu minggu sekali sebesar Rp 150.000 dibayar secara tunai, sisanya Rp 75.000 dibayar melalui transfer ke rekening RW (terlapor). Pengundiannya juga dilakukan seminggu sekali," ujar Cholid saat di Mapolres Gresik, Senin (4/11/2024).

Dalam perjalannya, arisan yang diikuti warga dari berbagai wilayah itu tidak seperti yang diharapkan. 
Cholid pun mengalami kerugian senilai Rp 30.825.000,

"Sampai sekarang tidak dibayar, ada yang sudah bayar Rp 20 juta sampai Rp 40 juta," ungkapnya.

Nikmaroh, salah satu korban lainnya menyampaikan, bahwa arisan dimulai sejak tahun 2021.

Total ada 141 peserta yang ikut, ditambah satu orang admin (terlapor). 

Setiap satu minggu sekali peserta harus membayar Rp 150.000. Sehingga, total yang didapat satu peserta dalam setiap pengundian sebesar Rp 21.150.000. 
Berdasarkan jadwal, pada pertengahan Juli 2024 arisan tersebut sudah selesai.

Sayangnya dari 141 peserta, sebanyak 82 orang belum mendapatkan jatah arisan yang dijanjikan. 

Mereka pun akhirnya menuntut kepada terlapor agar membayar uang arisan tersebut.

"Saat ditagih, kami selalu dijanjikan. Bahkan sampai ada mediasi akhir Juli 2024 lalu. Yang bersangkutan (terlapor) berjanji mau bayar dalam kurun waktu tiga bulan ke depan, sampai sekarang tidak ada satu pun yang dibayar, bahkan kami diancam kalau berani melapor ke polisi," ujarnya.

Perempuan berusia 55 tahun mengaku bosan dengan janji yang disampaikan terlapor. 

Sehingga, 82 peserta arisan sepakat untuk membawa kasus tersebut ke jalur hukum. 

Ibu rumah tangga asal Dusun Brak itu menambahkan, dalam arisan itu dirinya ikut dua slot. Pertama namanya sendiri, kedua anaknya. Semestinya total uang yang didapat sebesar Rp 42.350.000.

Senada yang dikatakan Kepala Dusun Brak, Desa Wadeng, Abdul Rohman (40). Dari hasil mediasi, terlapor memang menjanjikan akan mengembalikan uang warga setelah tiga bulan ke depan, mulai Agustus-Oktober lalu.

"Harusnya Oktober kemarin sudah dilunasi, tapi sampai saat ini tak kunjung dibayarkan," kata Abdul Rohman kepada awak media.

➢ IKUTI UPDATE BERITA MENARIK LAINNYA di GOOGLE NEWS SURYA.CO.ID

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved