Ketahanan Pangan Jatim

Wujudkan Kemandirian Pangan, Bangkalan Diproyeksikan Menjadi Lumbung Padi Nasional Pada 2025

Dengan kebutuhan konsumsi 72.648 ton, maka produksi beras di Kabupaten Bangkalan masih surplus 90.246 ton

Penulis: Ahmad Faisol | Editor: Deddy Humana
surya/ahmad faisol (edo)
PJ Bupati Bangkalan, Arief M Edie bersama Menteri Pertanian RI kala itu, Andi Amran Sulaiman melakukan penanaman benih padi di area persawahan Kampung Kencat, Kelurahan Bancaran pada 14 Mei 2024. 

SURYA.CO.ID, BANGKALAN - Pemberdayaan petani dan penguatan produksi pangan lokal secara berkelanjutan sebagai upaya mewujudkan Kemandirian Pangan, saat ini tengah menjadi fokus pemerintah melalui program Gerakan Nasional Tani Kemandirian (Genta) Pangan. 

Dan Bangkalan menjadi salah satu kabupaten di Jawa Timur, diproyeksikan Kementerian Pertanian (Kementan) RI sebagai tulang punggung atau lumbung padi nasional pada tahun 2025.

Dari luas wilayah 1.260,14 KM persegi yang terbagi menjadi 18 kecamatan, Kabupaten Bangkalan memiliki hamparan lahan tanam padi 52.000 hektare (Ha) dan luas tegal mencapai 62.455 hektare.

Dengan hamparan puluhan ribu luas tanam padi, tidak salah jika kemudian menuntun langkah Mentan RI saat itu, Andi Arman Sulaiman mendatangi area persawahan di Kampung Kencat, Kelurahan Bancaran, Kota Bangkalan pada 14 Mei 2024 lalu.

Kehadiran Mentan Andi kala itu untuk memantau progress pekerjaan pipanisasi untuk menunjang suksesnya program Irigasi Perpompaan (IRPOM) dan Pompa di Kabupaten Bangkalan. Salah satu upaya mendukung terwujudnya Bangkalan sebagai kabupaten lumbung padi nasional di tahun 2025. 

Produksi beras di Bangkalan yang dirangkumDinas Ketahanan Pangan (DKP) setempat, terhitung mulai Oktober 2023 hingga September 202 mencapai 162.895 ton.

Dengan kebutuhan konsumsi 72.648 ton, maka produksi beras di Kabupaten Bangkalan masih surplus 90.246 ton.   

PJ Bupati Bangkalan, Arief M Edie mengungkapkan, dari total 52.000 hektare luas areal tanam, sekitar 21.492 hektare di antaranya merupakan sawah tadah hujan.

Luas areal tanam padi seluas itu menjadikan Bangkalan termasuk kabupaten pertanian dengan luas lahan lebih luas dari daerah lain.  

“Karena itu, Pemkab Bangkalan berharap dapat memperkuat sinergitas antar daerah untuk mencapai tujuan bersama, yaitu Kedaulatan Pangan bagi seluruh masyarakat Indonesia,” ungkap Arief, Senin (28/10/2024).

Dalam kunjungannya itu, Mentan Andi memaparkan total bantuan pompanisasi untuk Kabupaten Bangkalan dari Kementan RI sejumlah 213 unit.

Dengan rincian 78 unit IRPOM dan 135 unit pompa untuk 12 kecamatan dengan menyasar 21.492 hektare sawah tadah hujan. 

Diharapkan, program IRPOM dan pompa itu bisa memanfaatkan sumber air permukaan seperti sungai agar bisa dimanfaatkan melalui pompa.

Seperti Sungai Bancaran, sungai di Arosbaya termasuk sungai di Kecamatan Klampis yang airnya bisa ditarik melalui rumah pompa ke area sawah tadah hujan khususnya.

PJ Bupati Arief menjelaskan, Kabupaten Bangkalan mempunyai sembilan garis sungai besar yang sebagian besar berdekatan dengan pesisir laut. Sehingga ketinggian air sungai tetap dalam posisi pasang. 

Para petani, lanjutnya, sudah menghafal kapan kira-kira air sungai dekat laut itu mulai turun dan menjadi netral atau tidak payau. Di situlah kemudian para petani melakukan penyedotan air yang sudah netral untuk dialirkan ke sawah. 

“Biasanya antara pukul 10.00 WIB pagi hingga 11.30 WIB. Itulah yang kemudian menarik perhatian Mentan RI. Sehingga mendistribusikan bantuan mesin-mesin pompa untuk menyedot air ketika pasang pada saat surut disedot untuk mengairi sawah-sawah,” jelas Arief.

Selain pompa air, Arief memaparkan bahwa Kementan RI juga baru-baru ini memberikan bantuan 10 unit hand tracktor serta 5 unit traktor roda empat. 

Ditambah bantuan 2 unit combine harvester, sebuah mesin tani canggih yang memudahkan para petani untuk memotong, merontokkan, dan membersihkan gabah dalam satu waktu.   

“Berarti total saya punya total 3 unit combine saat ini. Di sinilah akan tercipta pemberdayaan petani dan penguatan produksi pangan lokal secara berkelanjutan, sehingga panen bisa ditingkatkan setahun dua kali, selama ini panen setahun sekali. Dari situlah diharapkan, pada tahun 2025 Bangkalan menjadi salah satu lumbung padi nasional,” paparnya.

Untuk menjaga dan meningkatkan produksi padi, Pemkab Bangkalan melalui Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura meluncurkan beberapa strategi.

Seperti Kebun Bangkalan Sejahterakan Petani (Bang Jani) untuk meningkatkan pendapatan para petani.

Selain itu, ada Warung Bang Jani sebagai pusat informasi, etalase, hingga pemasaran produk-produk unggulan milik petani.

Lalu ada Laptop Bang Jani yang akan menyimpan dan meng-upgrade data kelompok tani, luas lahan, hingga infrastruktur.

Selanjutnya, Terampil Bersama Petani atau Teras Bang Jani yang akan menjadi strategi dalam upaya meningkatkan keterampilan para petani, menciptakan sinergitas antara petugas dan para petani.

Ditambah Teman Bang Jani yang akan menjadi media perkumpulan atau gerakan para pemuda pecinta pertanian. Terakhir, Berita Bang Jani sebagai bentuk sinergitas bersama insan pemberitaan untuk menggerakkan konsep Bang Jani.

Terobosan dengan konsep Bang Jani itu kemudian menjadi program unggulan Provinsi Jawa Timur dan Pemkab Bangkalan yang mendapat penghargaan Top 30 Kovablik 2020 dari Bidang Pelayanan Publik Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi di Singhasari Resort, Batu-Malang pada 13 November 2020 silam. 

Selain itu, DKP Bangkalan mengoptimalkan program revitalisasi poktan dan pemetaan puluhan ribu lahan pertanian.

Sehingga bisa diketahui siapa pemilik lahan. Hal ini dilakukan sebagai kontrol sekaligus langkah antisipasi terjadinya alih fungsi lahan. 

“Sebagai contoh di Kecamatan Blega, ada 49.000 petak lahan. Nantinya diketahui petak 1 sampai petak 49.000 itu siapa pemiliknya. Semua ini kami lakukan dan goalnya adalah ketersediaan pangan dan ketersediaan pupuk di Kabupaten Bangkalan,” terangnya.  

Untuk mewujudkan Bangkalan Lumbung Padi Nasional 2025, lanjut Arief, Pemkab Bangkalan melalui dinas pertanian telah melakukan pengaturan pendistribusian pupuk kepada para petani melalui kelompok tani (poktan).

“Ketersediaan pupuk juga tidak ada kendala karena kami sudah punya cukup, bahkan untuk cadangan sekalipun, masih cukup menyambut musim tanam. Namun ada sedikit kendala saat ini berkaitan dengan pengambilan dari poktan ke kios, tetapi pada akhirnya kami melibatkan kepala desa yang membantu. Sehingga poktan tidak perlu mendatangi kios pupuk,” paparnya.

Selain sektor pertanian, Bangkalan juga unggul di sektor peternakan. Produksi daging sapi di Kabupaten Bangkalan mencapai 1.675 ton per bulan dengan kebutuhan konsumsi sekitar 500 ton per bulan.

“Jumlah produksi daging sapi jauh lebih banyak daripada untuk kebutuhan konsumsi setiap bulannya. Sehingga kelebihan produksi itu bisa kami distribusikan ke luar daerah,” jelas Arief.

Meski mayoritas wilayah Bangkalan adalah pegunungan, namun terdapat juga beberapa wilayah memiliki garis pantai. Seperti di kawasan pantai Selatan meliputi Kecamatan Modung, Kwanyar, Labang, dan Kecamatan Kamal. 

Sedangkan di bagian pantai Utara meliputi Kecamatan Kota, Arosbaya, Klampis, Sepulu, hingga Kecamatan Tanjung Bumi.

“Para nelayan kami bisa menghasilkan 2.700 ton ikan setiap tahun, potensi kami lebih kepada ikan bandeng. Sementara untuk ikan-ikan berukuran besar agak susah karena area tangkapannya berada di luar kawasan tangkapan para nelayan kami,” pungkas Arief. *****


BAHAN GRAFIS KOMODITAS PANGAN  KABUPATEN BANGKALAN

Beras

Produksi          : 162.895 ton

Konsumsi        : 72.648 ton

Surplus            : 90.246 ton

Sayur mayur

Cabai Rawit 1.264 ton 

Cabai Merah 658 ton

Tomat 11.80 ton

Daging Sapi

Produksi          : 1.675 ton per bulan

Kebutuhan      : 500 ton per bulan

Ikan

Bandeng          : 2.700 ton per tahun

Rumput Laut   : 800 Kg per tahun

Telur dan Susu

Ayam Buras    : 930.377 Kg

Ayam Ras       : 837.369 Kg

Itik                  : 607.341 Kg

Susu                : 23.432 liter

Produksi Perikanan Budidaya Kolam, Januari-September 2024

Nila                 : 81.150 Kg

Mujair              : 23.200 Kg

Lele                 : 294.400 Kg

Lele                 : 3.700 Kg (Budidaya Jaring Tangkap)                       :

Bandeng          : 180.400 Kg

 

Produksi Perikanan Budidaya Tambak, Januari-September 2024

Bandeng                      : 2.749.300 Kg

Belanak                       :  787.600 Kg

Kakap                          : 866.000 Kg

Kerapu                         : 1.399.400 Kg

Udang Windu             : 1.299.700 Kg

Udang Vaname           : 40.000 Kg

Kepiting                       : 4.300 Kg

Rumput laut               : 800 Kg

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved