Honda DBL with Kopi Good Day 2024

Orang Tua Jauh-jauh dari Papua untuk Mendukung Sang Putra Berlaga di DBL Surabaya

Pasangan ini rela terbang dari Papua ke Surabaya untuk mendukung anak mereka bertanding di Honda DBL with Kopi Good Day 2024 East Java Championship. 

Editor: Cak Sur
DBL Indonesia
Kebersamaan Son dan kedua orang tuanya di akhir laga Honda DBL with Kopi Good Day 2024 East Java Championship 

SURYA.CO.ID, SURABAYA - Kebahagiaan terpancar dari pasangan Edy Mulyanto dan Fransiska Chai, yang datang jauh-jauh dari Papua untuk mendukung putra mereka, Liu Luis Fanderson Phiong, yang bertanding di Honda DBL with Kopi Good Day 2024 East Java Championship. 

Perjalanan ini, menjadi momen spesial bagi mereka, karena untuk pertama kalinya dapat menyaksikan langsung sang putra berlaga di arena prestisius DBL Arena Surabaya.

Liu Luis, yang akrab dipanggil Son, membela SMA Kolese Santo Yusup Malang (Kosayu), tim yang berhasil menjuarai Honda DBL with Kopi Good Day 2024 East Java-South (DBL Malang). 

Pada laga yang menentukan tersebut, Son dan timnya berhadapan dengan SMA St Louis 1 Surabaya, namun harus mengakui keunggulan lawannya dengan skor 45-28.

Meskipun tim putra Kosayu gagal melaju, orang tua Son tetap bangga. 

“Kami sangat bangga dengan Son, meskipun belum menang, dia sudah bekerja keras untuk mencapai titik ini,” ungkap Mama Fransiska. 

Pasangan ini rela terbang dari Papua untuk mendukung Son, setelah sebelumnya belum sempat hadir saat tim Kosayu menjuarai DBL Malang. 

"Kami ingin memberikan dukungan langsung kepada Son dan melihatnya bertanding di babak Championship, imbuhnya"

Son, yang lahir di Sentani, Papua, memilih melanjutkan pendidikannya di Malang sejak SMA untuk mengejar mimpinya di bidang basket, sambil tetap fokus pada akademisnya. 

“Harus berani, jangan mengeluh dan harus bisa beradaptasi,” ujar Son saat menceritakan perjalanan hidupnya merantau ke Malang, mengikuti jejak kakak perempuannya yang juga bersekolah di Kosayu.

Ketertarikan Son terhadap basket sudah muncul sejak SD, didukung penuh oleh orang tuanya, terutama sang ayah, yang bahkan membuatkan lapangan basket di rumah mereka. 

"Papaku selalu menyuruh latihan, bahkan dribble hingga 100 kali," kenang Son. 

Perjalanan karier basket Son mulai serius saat SMP, di mana ia mengalami kekalahan di sebuah kejuaraan. 

"Itu membuatku sadar, harus berlatih ekstra agar kemampuanku berkembang," tambahnya.

Meskipun pada pertandingan ini Son hanya mencetak dua poin, dia tetap optimis dan bertekad untuk tampil lebih baik di musim mendatang. 

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved