Berita Viral
Kisah Lengkap Alfin Anak Pemulung yang Beri Kejutan Ibu Raih Beasiswa S2 UGM, Sering Diusir dari Kos
Inilah kisah lengkap Alfin, anak pemulung yang dapat beasiswa S2 di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.
Penulis: Arum Puspita | Editor: Musahadah
SURYA.CO.ID - Inilah kisah lengkap Alfin, anak pemulung yang dapat beasiswa S2 di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.
Sosok Alfin kali pertama viral setelah membagikan video ketika memberikan kejutan kepada ibunya yang baru pulang mengumpulkan barang rongsokan.
"Ceritanya ibu baru pulang cari rongsok dari dini hari sampai pagi ini dan aku mau berangkat kerja. Karena baru bertemu ibu jadi baru aku kasih tau paginya ini."
Begitu keterangan yang ditulis Alfin di unggahannya.
Alfin rupanya hendak mengabarkan bahwa dirinya mendapat beasiswa S2 di UGM.
Dalam video tersebut, Alfin menunjukkan layar ponsel yang menampilkan pengumuman kelulusannya ke sang ibu.
Setelah melihat pengumuman itu, ibunya tak kuasa menahan haru.
Ia langsung memeluk Alfin dengan mata berkaca-kaca.
Tak lama kemudian, tangis ibu Alfin pun pecah.
Baca juga: Sosok Alfin, Anak Pemulung Jadi Wisudawan Terbaik UT dan Kini Dapat Beasiswa LPDP S2 di UGM
Sang ibu tak percaya putranya bisa kuliah S2 berkat beasiswa.
Di unggahan itu pula, Alfin menceritakan perjuangannya selama mengikuti seleksi beasiswa LPDP tersebut.
Di balik video tersebut, ternyata Alfin menyimpan kisah hidup yang memilukan.
Alfin yang tinggal bersama dua saudara dan ibunya mengaku harus hidup berpindah-pindah.
Pasalnya, mereka kerap diusir dari indekos.
Baca juga: Sosok Iptu Bayu Sunarti yang Bantu Bangun Rumah Mak Juariah, Nenek Tinggal di Gubuk Reot di Sukabumi
"Saat saya kuliah, Ibu seorang pemulung. Kita suka pindah-pindah kos, sering diusir karena sampah (rongsokan) ibu mengganggu, kayak gitu," kenangnya.
Sempat kebingungan mencari tempat tinggal, ibunya lantas membangun gubuk di pinggi rel.
Tapi, lagi-lagi mereka harus pindah karena digusur.
"Ibu bangun gubuk di pinggir rel dan itu sempat digusur juga."
"Dari itu Ibu memutuskan untuk pisah rumah (dengan anak-anak) buat ngurus rongsokan tadi," terangnya.
Sejak kecil, Alfin bersama saudaranya juga berjuang ikut ibunda mencari rongsokan.
Pengalaman ini membuat ia menjadi anak yang kuat, juga tak malu dengan profesi sang ibunda.
Hanya saja, ia merasa tak tega karena ibundanya harus bekerja dengan sangat ekstra. Jam istirahat ibundanya pun amat terbatas demi bisa menyelesaikan rongsokannya.
"Kalau untuk bantu, (aku) biasanya memilah. Ibu yang mencari dari jam 1 pagi sampai jam 7."
"Itu beliau mencari sampah, kemudian diolah sampai sore, nanti baru malam istirahat sebentar," bebernya sambil menahan air mata.
Tak Menyangka Viral

Alfin mengaku tak menyangka cerita hidupnya bisa dijadikan motivasi bagi banyak orang.
Bahkan, ia sendiri tak menyangka bisa sampai di titik sekarang.
Mengingat, ibunya hanya pengumpul barang rongsokan alias pemulung dengan pendapatan tak menentu setiap harinya.
"Alvin tidak menyangka. Karena kondisi keluarga yang seperti itu, memang bisa ya anak orang miskin atau anak seorang pemulung bisa sukses?" ujarnya, dikutip dari kanal YouTube TRANS TV Official.
Namun, ia berusaha menyingkirkan pemikiran negatif itu.
"Tapi ketika saya membuat target, ternyata bisa mencapai S2 tersebut," tuturnya.
Dapat Beasiswa S2
Sebenarnya Alfin sempat menolak kuliah karena terkendala biaya.
Selepas sekolah menengah atas (SMA), ia memilih untuk bekerja.
Suatu ketika seorang guru semasa sekolah menengah atas (SMA) memberi tahu ada beasiswa Bidikmisi untuk Program Studi Ilmu Hukum di UT.
Alfin mencoba daftar dan diterima.
Selama kuliah, ia masih tetap bekerja untuk membantu perekonomian keluarga.
Namun, ia tak lupa dengan kewajiban sebagai mahasiswa. Ia pun mendapat banyak prestasi semasa kuliah.
Bukan hanya piagam penghargaan, Alfin juga mendapat hadiah berupa uang dari lomba yang dimenangkannya.
Uang tersebut kemudian ditabung untuk jajan dan kebutuhan lain.
Proses kuliah sarjana diikuti Alfin dengan sangat baik.
Ia menjadi Mahasiswa Prestasi Utama UT hingga lulusan terbaik IPK tertinggi di UT pada 2023.
Setelah lulus UT, ia mencoba daftar beasiswa LPDP untuk melanjutkan studi ke jenjang S2.
Pemuda kelahiran 1999 itu mengaku sempat diremehkan karena sarjana lulusan UT.
Namun, dia tetap berhasil memperoleh beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).
Alfin mendapat bantuan untuk mendaftar LPDP, karena pernah membantu penelitian seseorang.
Dia mengaku senang dikelilingi oleh orang-orang yang baik.
Kini sebagai mahasiswa S2 UGM, Alfin optimis bisa mewujudkan impian sang ibunda.
Ia diharapkan bisa menjadi sosok pejabat untuk masa depan.
"Harapan ibu itu, saya bisa menjadi seorang pejabat dan bisa lebih luas lagi kebermanfaatannya untuk masyarakat," ungkapnya.
Ikuti berita selengkapnya di Google News Surya.co.id
Rekam Jejak Letjen Djon Afriandi yang Kini Dilantik Jadi Panglima Kopassus, Sebelumnya Jabat Danjen |
![]() |
---|
Beda Nasib Karyawan Swasta dan PNS saat Cuti Bersama 18 Agustus 2025, Ini Curhat Pegawai: Tolong Lah |
![]() |
---|
Rekam Jejak Jeje Wiradinata, Eks Bupati Pangandaran yang Tantang Dedi Mulyadi Cabut Izin KJA |
![]() |
---|
Momen Haru Ibu Kandung Minta Maaf ke Farel Prayoga Setelah 14 Tahun, Nunduk Ucap: Kamu Gak Dendam? |
![]() |
---|
Siapa Pelapor 5 Pelaku Judi Online yang Rugikan Bandar? Ketua RT Ungkap Fakta Beda dari Polisi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.