Berita Jombang

Limbah Kotoran Ternak Sapi di Wonosalam Jombang Bikin Sungai Tercemar, Begini Tanggapan Pihak DLH

Masyarakat lima desa di Kecamatan Wonosalam, Jombang, Jatim, mengeluh soal limbah kotoran ternak sapi perah yang dibuang ke sungai

Penulis: Anggit Puji Widodo | Editor: Cak Sur
SURYA.CO.ID/Anggit Puji Widodo
Warga menunjukan limbah kotoran sapi yang mencemari sungai di Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Sabtu (24/8/2024). 

SURYA.CO.ID, JOMBANG - Keluhan masyarakat lima desa di Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Jombang, Jawa Timur (Jatim), soal limbah kotoran ternak sapi perah yang dibuang ke sungai ditanggapi pihak Dinas Lingkungan Hidup (DLH)

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jombang melalui DLH berjanji akan turun ke lokasi, untuk mengecek limbah kotoran sapi yang dikeluhkan masyarakat sekitar. 

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Jombang Miftahul Ulum saat dikonfirmasi mengatakan, pihaknya akan turun ke lokasi untuk mengecek keluhan yang disampaikan masyarakat. 

"Coba akan kami cek ke lapangan dulu guna memastikan titik mana saja yang memang dikeluhkan masyarakat. Nanti akan ada tim yang kami terjunkan ke sana," ucap Miftahul Ulum, Sabtu (24/8/2024).

Sebelumnya, aktifitas pembuangan limbah kotoran hewan ternak ke sungai timbulkan bau tak sedap, lima desa di Kecamatan Wonosalam kompak mengeluh. 

Bau menyengat yang dihasilkan dari limbah kotoran hewan, yakni sapi perah yang dibuang ke sungai membuat lima desa di Kecamatan Wonosalam menjadi terdampak. 

Lima desa tersebut yakni Desa Wonokerto, Wonomerto, Panglungan, Carangwulung, Jarak dan Galengdowo. 

Hampir 3 tahun, aktifitas pembuangan kotoran limbah hewan ternak ini membuat resah masyarakat sekitar. 

Bau yang ditimbulkan menggangu pernapasan warga, karena hampir setiap hari terjadi. 

Menurut Suyono (55) warga Desa Wonokerto, Kecamatan Wonosalam, warga memang merasakan bau menyengat sejak 3 tahun yang lalu. 

"Yang terdampak ini bukan hanya satu desa, tapi lima desa, karena sungai di desa-desa itu dialiri limbah kotoran sapi ternak," ucapnya saat dikonfirmasi pada Jumat (23/8/2024).

Limbah kotoran sapi ternak itu memang dibuang di sungai, sehingga menyebabkan sungai menjadi tercemar dan tidak jernih. 

Air sungai yang biasa digunakan masyarakat untuk mencuci pakaian, kini tak bisa lagi digunakan.

Warga bukannya diam saja, aksi protes pernah dilakukan, bahkan memberikan tawaran solusi. Namun, tawaran solusi yang diberikan tidak pernah terealisasi hingga saat ini. 

"Kami ini sering protes, bahkan memberi solusi berupa bak penampungan, bisa diolah menjadi pupuk, tapi ya itu, tidak pernah ada realisasinya," tegas Suyono. 

➢ IKUTI UPDATE BERITA MENARIK LAINNYA di GOOGLE NEWS SURYA.CO.ID

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved