Berita Jombang

Sosok Hendri Asal Wonosalam Jombang, Ubah Kotoran Sapi Jadi Biogas Pengganti Gas LPG

Ketika itu, Hendri tertarik untuk mengubah kotoran sapi miliknya untuk dijadikan bahan bermanfaat yang bisa digunakan sehari-hari. 

surya.co.id/anggit pujie widodo
Hendri saat Mengaduk Kotoran Sapi yang Sudah Tercampur Air Sebelum Dimasukkan ke Dalam Tempat Penampungan. 

SURYA.CO.ID, JOMBANG - Hendri, pria asal Dusun Segunung, Desa Carangwulung, Wonosalam, Jombang sejak tahun 2019 sudah tidak pernah membeli tabung Gas LPG.

Bukan sombong ataupun masih mengikuti adat lama dengan memaksakan menggunakan kayu, namun, Hendri memilih memanfaatkan kotoran sapi miliknya untuk dijadikan gas pengganti LPG untuk memasak sehari-hari. 

Keseharian Hendri adalah seorang petani. Iya juga merangkap sebagai peternak sapi dan juga penjual susu sapi. Setiap harinya aktivitas itulah yang selalu menyibukkan dirinya. 

Tinggal di Wonosallam, daerah yang terkenal dengan cuaca dingin dan jaraknya yang cukup jauh, membuat Hendri memilih menjadi petani, peternak dan pedagang susu ketimbang harus merantau keluar kota atau sekedar bekerja di kota. 

Baginya, hidup di desa adalah bentuk kenyamanan yang tidak bisa ditukar dengan kenikmatan duniawi di kota.

Bersama istri dan satu anaknya, ia hidup sederhana di pedesaan dengan udara sejuk. 

Menjadi petani, peternak dan pedagang susu sekaligus sudah cukup baginya untuk menghidupi keluarga kecilnya. 

Namun, Hendri tetap harus dituntut untuk berhemat untuk tetap menjaga dapur tetap ngebul. 

Salah satu caranya berhemat adalah dengan tidak lagi membeli gas LPG untuk memasak. 

Umumnya, banyak masyarakat menggunakan gas LPG untuk memasak sehari-hari. 

Namun, Hendri tidak lagi menyentuh tabung gas melon tersebut. 

Lantas bagaimana istirnya memasak jika tidak menggunakan LPG? 

Tidak kekurangan akal, Hendri memanfaatkan kotoran sapi miliknya untuk dijadikan biogas

Hendri melakukannya sejak tahun 2019 hingga sekarang hitung-hitung menghemat biaya. 

Semua diawali ketika Hendri mengikuti program pemberdayaan dari Dinas Peternakan (Disperta) Kabupaten Jombang. 

Ketika itu, Hendri tertarik untuk mengubah kotoran sapi miliknya untuk dijadikan bahan bermanfaat yang bisa digunakan sehari-hari. 

Hendri lalu dibimbing dan dibantu oleh Disperta Jombang untuk mengolah kotoran sapi tersebut menjadi biogas pengganti gas LPG. 

Hendri diberikan bantuan alat berupa pipa dan bak penampungan kotoran sapi

Dengan alat itulah ia memulai mengubah kotoran sapi menjadi biogas yang bermanfaat untuk ia gunakan sehari-hari. 

"Awalnya saya mencoba dulu, pasti kalau pertama kali itu agak sulit. Tapi lama-lama bisa juga. Percobaan pertama itu sering gagal, tapi terus saya coba. Kurang lebih satu sampai dua bulan itu saya coba baru ada hasilnya," ucap Hendri saat dikonfirmasi pada Kamis (15/8/2024). 

Lebih lanjut, kotoran sapi miliknya ini, disulap oleh Hedniri menjadi biogas sebagai bahan bakar dan bisa menghasilkan api. 

Dalam proses pengolahannya, terlihat cukup sederhana dan tidak memakan waktu lama. 

Kotoran sapi yang berserakan di kandang sapinya, semula dibersihkan dengan menggunakan alat yang ia buat sendiri dari kayu. 

Kotoran sapi itu dibersihkan dan dimasukkan ke dalam tempat pengadukan. 

Saat semua kotoran sapi sudah masuk ke tempat pengadukan, ia lalu mengambil selang yang sudah terpasang di kran kemudian mengalirkan air ke tempat pengadukan yang telah dipenuhi kotoran sapi tersebut. 

Dengan telaten, Hendri mulai mengarahkan selang dengan air mengakir ke tempat pengadukan. 
Tangan kanannya memegang selang, sementara tangan kirinya memegang sebuah kayu untuk dibuat mengaduk kotoran sapi

"Prosesnya diaduk, ditambah air dulu terus diaduk sampai kotoran sapi dengan air itu tercampur rata," katanya. 

Setelah kotoran sapi dan air terlihat sudah tercampur rata dan berwarna kecoklatan, tahapan selanjutnya, ia menyalurkan kotoran sapi yang sudah rata tersebut ke alat penampungan yang terbuat dari beton dan berada di bawah tanah. 

"Kalau sudah di dalam penampungan, baru di edapkan dan tempat penampilan di tutup," ujarnya. 

Jika kotoran sapi sudah diendapkan di tepat penampungan dan telah dalam posisi tertutup rapat. Maka secara sendirinya akan muncul gas dari tempat penampungan tersebut. 

Gas itulah yang nantinya digunakan Hendri  sebagai bahan bakar biogas. Endapan dari kotoran itulah yang nanti akan memunculkan gas.

Gas yang muncul dari alat penampungan tersebut akan tersalurkan melalui saluran pipa yang langsung mengarah pada kompor yang ada di dapur Hendri. 

Dengan begitu, api bisa menyala lewat saluran gas tersebut, dan bisa digunakan untuk memasak. 
Setiap harinya, Hendri selalu melakukan aktivitas yang sama, membersihkan, mengaduk dan mengendapkan kotoran sapi yang sudah tercampur dengan air menjadi biogas

Hasil tidak mengkhianati proses, dari biogas yang dimunculkan dari endapan kotoran sapi itu langsung bisa tersambung dan menghasilkan api ketika regulator kompor diputar. 

Api tampak sama seperti yang dihasilkan oleh gas LPG pada umumnya. Menariknya,  bau kotoran sapi tidak tercium saat api dinyalakan. 

"Jadi alat penampung kotoran sapi ini harus terus diisi kotoran sapi setiap hari," katanya melanjutkan. 

Untuk tetap menjaga kebersihan dan terawatnya alat-alat tersebut, setiap hari Hendri juga memberikan saluran yang mampet dengan menusuk-nusuknya dengan menggunakan kayu. 

"Kalau salurannya mampet biasanya saja tusuk-tusuk pakai kayu bias salurannya lancar lagi," ungkapnya. 

Hendri mengaku sangat terbantu dengan biogas pengganti gas LPG ini. Karena lebih bisa menghemat dan tidak terus menerus membeli tabung gas LPG. 

"Jadi dari kotoran sapi sebenarnya bisa dimanfaatkan untuk memasak. Bisa diterapkan kalau memang niat dan mau melakukan prosesnya setiap hari," pungkasnya. 

BACA BERITA SURYA.CO.ID LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved