Berita Jember

Mahasiswa KKN di Jember Membuat Pupuk Organik Dari Sampah Warung, Sukses Diterapkan di Taman Gizi

Kemudian ditambahkan senyawa kimia E4 dan air gula ke dalam ember yang telah berisi sampah organik tersebut, dan diaduk.

Penulis: Imam Nahwawi | Editor: Deddy Humana
surya/imam nahwawi (imamNahwawi)
Warga dan Mahasiswa KKN di Kelurahan Tegalgede, Kecamatan Sumbersari, Jember mempraktikkan cara membuat pupuk organik cair. 

SURYA.CO.ID, JEMBER - Pembuatan dan implementasi pupuk organik cair belakangan semakin populer di kalangan petani, apalagi di tengah mencekiknya harga pupuk dari pemerintah. Selain di Nganjuk, proses pembuatan pupuk alternatif ini juga dilakukan para mahasiswa di Kelurahan Tegalgede, Kecamatan Sumbersari, Kabupaten Jember.

Memanfaatkan bahan-bahan organik yang bisa didaur ulang, para pemuda desa dan mahasiswa KKN mencoba membuat pupuk organik cair dari sampah warung dan kafe, Selasa (6/8/2024). Ini juga menjadi program KKN kolaboratif di Kelurahan Tegalgede.

Sejumlah jenis sampah organik yang diproduksi untuk pembuatan pupuk tersebut di antaranya kulit buah pisang, melon, semangka dan juga sayur mayur. Semua bahan itu dimasukkan ke dalam ember berukuran 50 liter.

Kemudian ditambahkan senyawa kimia E4 dan air gula ke dalam ember yang telah berisi sampah organik tersebut, dan diaduk.

Setelah itu dimasukkan air bersih ke dalam ember yang berisi sampah buah dan sayur hingga penuh. Lalu ember tersebut ditutup untuk proses fermentasi selama dua minggu.

Farid Efendi, tokoh pemuda Kelurahan Tegalgede mengatakan, bahan baku pembuatan pupuk organik ini yang penting, karena tidak mengandung plastik ataupun minyak. "Kalau limbah organik ini terkena minyak, nanti akan merusak proses fermentasi nantinya," kata Farid.

Menurutnya, pembuatan pupuk cair ini adalah upaya mahasiswa KKN Kolaboratif dalam memanfaatkan sampah organik agar tidak terbuang sia-sia.

"Serta upaya untuk mengurangi sampah organik. Ide dari mahasiswa KKN ini sangat menginspirasi kami supaya sampah organik bisa diolah jadi pupuk cair yang bermanfaat bagi masyarakat," tambahnya.

Disampaikan pula, masyarakat Kelurahan Tegalgede dapat mengikuti proses pembuatan pupuk organik cair. Tentunya akan menambah penghasilan bagi mereka. "Sebab bahan bakunya mudah didapatkan, dan hasilnya pembuatan pupuk organik ini juga bisa dijual kepada petani," imbuhnya.

Ia menjelaskan, dengan adanya pupuk alternatif ini, petani dapat mengurangi pengunaan pupuk kimia. Sebab ongkos pembuatannya lebih murah. "Dan pupuk organik cair ini kan juga ramah lingkungan. Cuma proses fermentasinya itu minimal dua minggu baru bisa digunakan," ucapnya.

Sementara untuk pengunaan pupuk organik cair ini, bisa disemprotkan pada batang tanaman maupun disiramkan langsung di tanah.

Namun Farid mengaku tidak mengetahui kandungan senyawa kimia yang dihasilkan dari pupuk organik cair tersebut karena belum melakukan uji lab. "Untuk kandungannya mungkin sama seperti pupuk yang lain. Tetapi untuk pupuk organik cair ini belum kami lakukan uji lab juga," imbuhnya.

Ia mengklaim telah mengaplikasikan pupuk organik cair di Taman Gizi Kelurahan Tegalgede. Dan hasilnya pertumbuhan tanamannya cukup bagus.

"Di Taman Gizi itu ada kacang-kacangan, cabao dan tomat. Cuma kami belum membuat perbandingan pengunaan pupuk kimia dan organik dengan tamanan sama di tempat yang sama," ulasnya. ****

 

Sumber: Surya
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved