SURYA Kampus
Sosok Syfa Anak Buruh Tani Jeruk yang Dapat Kuliah Gratis di UGM, Langganan Beasiswa dan Juara Kelas
Inilah sosok Asysyfa Maisarah atau Syfa, anak buruh tani jeruk yang dapat kesmepatan kuliah gratis di Universitas Gadjah Mada (UGM).
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Putra Dewangga Candra Seta
Bukan hal mudah bagi Muhidin. Apalagi, perkembangan anak bungsunya agak terhambat.
Saat sang istri masih hidup, Muhidin fokus pada profesinya sebagai guru honorer.
Sementara Purnawati mengurus toko kelontong yang ada di depan rumahnya.
Penghasilan dari toko digunakan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.
Sepeninggal sang istri, toko tersebut tidak ada yang mengurus sehingga tak ada lagi pemasukan.
Muhidin hanya mengandalkan penghasilan dari mengajar sebagai guru Matematika di MAS NW Korleko.
Dengan penghasilan sebesar Rp 2 juta per bulan, Muhidin harus putar otak untuk mencukupi kebutuhan keluarga.
Terlebih, pada Desember ini, ia tidak lagi menerima uang sertifikasi karena telah memasuki usia pensiun.
Meski masih diperbolehkan mengajar, penghasilannya akan berkurang drastis karena hanya mendapat gaji pokok 500.000 rupiah per bulan.

“Untuk tambah-tambah, setelah mengajar, saya juga ngarit rumput untuk pakan sapi,” ujar Muhidin.
Meski penghasilannya sebagai guru honorer pas-pasan, Muhidin selalu berupaya memenuhi kebutuhan putrinya bernama Indah Sukma Halwai (17), yang punya keinginan kuliah di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.
Meski awalnya merasa berat karena memikirkan biaya yang tak sedikit, Muhidin pun akhirnya merestui Gigih mendaftar kuliah di UGM.
Kabar bahagia datang ke Muhidin ketika Gigih dinyatakan diterima kuliah gratis di UGM, karena mendapatkan subsidi UKT 100 persen.
Saat itu, ia dan Gigih terkejut bukan main hingga sang anak harus memeriksa layar beberapa kali.
Ia pun turut memeriksa layar Simaster Gigih dan mendapati bahwa benar, kuliah sang anak di UGM gratis hingga lulus nanti.
Kini, ia dan Gigih tinggal menunggu pengumuman beasiswa KIP Kuliah.
“Saya sangat merasa terbantu dengan adanya subsidi UKT, khususnya dalam keadaan ekonomi yang sulit seperti ini,” ucapnya berterima kasih sambil berdoa agar subsidi ini dapat dimanfaatkan Gigih dengan sebaik-baiknya.
Menjelang keberangkatan Gigih ke Yogyakarta, Muhidin tak henti-hentinya memberikan nasihat.
Ia mengingatkan Gigih untuk selalu menjaga tutur kata dan perilaku di tanah rantau, serta memanfaatkan subsidi yang diterima secara maksimal.
Tak lupa, ia juga berpesan agar Gigih selalu disiplin menunaikan shalat lima waktu.
“Nanti, setelah di Yogyakarta, jaga diri baik-baik. Jaga baik-baik apa yang keluar dari mulut sebab bila salah, itu bisa membahayakan. Bertutur kata yang lemah lembut, sabar, dan jangan lupa sholat,” pesannya.
Gigih tak henti mengucap syukur saat dinyatakan diterima di program studi Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) UGM.
Ia menjadi satu-satunya murid MAN 1 Lombok Timur yang berhasil masuk UGM melalui jalur Seleksi Nasional Berbasis Prestasi (SNBP) tahun ini.
“Deg-degan, nangis, bahagia, semuanya campur. Saya masih tidak percaya bisa diterima di UGM lewat SNBP. Di sekolah saya, jarang ada yang lulus SNBP,” ceritanya haru saat ditemui di rumahnya yang berada di Desa Tirtanadi, Kecamatan Labuhan Haji, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat.
SURYA Kampus
Asysyfa Maisarah
UGM
kuliah gratis
Anak Buruh Tani Jeruk
Universitas Gadjah Mada (UGM)
SURYA.co.id
surabaya.tribunnews.com
Sumatera Barat
Pantesan Kuliah Gratis di UGM, Tabiat Anak Pencari Rumput Tampak Sejak Kecil, Prestasi Tak Main-main |
![]() |
---|
Kisah Guru Honorer Nyambi Mengarit Rumput Demi Nafkahi Keluarga, Kini Senang Anak Bisa Kuliah di UGM |
![]() |
---|
Perjuangan Anak Petani Singkong Bisa Kuliah Gratis di UGM, Cita-cita Terinspirasi dari Najwa Shihab |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.