Grahadi

Beranda Grahadi

Diskop UKM Jatim & Anggota Komisi B DPRD Jatim Agatha Retnosari Ajak Pengusaha Buat Produk Inovatif

Mengembangkan usaha, termasuk pelaku usaha makanan, membutuhkan kombinasi strategi, keterampilan promosi maupun inovasi produk.

Penulis: Nur Ika Anisa | Editor: irwan sy
Nur Ika Anisa/TribunJatim.com
Kegiatan yang diinisiasi oleh Dinas Koperasi & UKM Jawa Timur bersama Anggota Komisi B DPRD Jatim Agatha Retnosari. 

SURYA.co.id, SURABAYA - Mengembangkan usaha, termasuk pelaku usaha makanan, membutuhkan kombinasi strategi, keterampilan promosi maupun inovasi produk.

Cara mengembangkan usaha yang dapat dilakukan adalah mengikuti peluang pelatihan yang ada dan mengembangkan keterampilan, salah satunya melalui kegiatan yang diinisiasi oleh Dinas Koperasi dan UKM Jatim bersama anggota Komisi B DPRD Jatim Agatha Retnosari, yakni pelatihan pembuatan strudel.

Strudel merupakan kue pastri berlapis dengan isian manisan dan biasanya diisi buah-buahan seperti apel.

“Kali ini kami ajari supaya strudel tidak hanya booming di Malang tapi juga di Surabaya sekitarnya. Peserta bisa menambah ilmu baru, yang punya usaha bisa menambah varian menu,” ungkap Agatha Retnosari, Kamis (11/7/2024).

Dengan adanya pelatihan ini, Agatha Retnosari berharap, para pelaku usaha dapat menambah skill mereka sehingga menciptakan produk bernilai jual lebih kreatif dan inovatif.

Pengembangan produk ini disebut sangat penting sebagai strategi menguasai pasar, terlebih bagi pelaku usaha perintis.

“Misal cafe kecil kalau menunya itu-itu saja pelanggan bisa bosan, apalagi jika tidak menawarkan experience, paling tidak mereka harus berinovasi terhadap perubahan menu atau menyiapkan menu unik,” ucapnya.

Sisi lain, Agatha juga tak henti mengingatkan para pelaku usaha untuk memanfaatkan peluang pemasaran melalui platform digital.

Melalui platform digital, para pelaku usaha bisa menjangkau konsumen secara luas dengan mudah dan cepat.

Penting bagi UKM untuk merancang konten yang kreatif, agar pesan yang ingin disampaikan bisa diterima oleh target konsumen dengan kesan menarik.

Pertama, menjadikan produk adalah jawaban bagi kebutuhan konsumen.

Dengan menggali insights keterkaitan produk dan kebiasaan konsumen, misalnya manfaat strudel, produk yang dapat bertahan untuk perjalanan jauh, atau pairing strudel dengan minuman.

“Tampilkam tidak hanya produk, bisa cuplikan proses pembuatannya, misal manfaat inovasi strudel almond. Eksplore lebih manfaatnya apa, sehingga bisa menjadi konten edukatif dan informatif. Bisa menghafal informasinya maupun dibaca sambil direkam tidak apa-apa. Intinya dari strudel almond bisa dijelaskan manfaatnya, kandungan gizi, sehingga tidak hanya dessert yang manis saja tapi juga kesehatan bagi tubuh, atau strudel cocoknya digabung dengan minum teh. Hal itu sebetulnya perlu digali, karena jarang konten UMKM yang menyertakan itu,” jelasnya.

Hal ini menjadi strategi pemasaran yang juga harus dipahami pelaku UKM, tentunya dengan mengeksplore lebih informasi dan mencari kebenaran dari apa yang disampaikan dalam konten.

Dengan strategi ini pelaku usaha dapat menggali lebiih banyak informasi, menambah keragaman konten pemasaran yang dibuat, dan membangun minat konsumen terhadap produk sehingga meningkatkan akses pasar lebih luas.

“Sehingga konten yang dihasilkan lebih bervariasi, tapi tetap produknya apa yang dijual, tentang proses tidak semua proses dibuat tapi misal cara memilih bahan uang bagus,” tambahnya.

Agatha menyebut, platform digital disebut sangat efektif dalam mendukung pengembangan dan pemasaran UKM.

Terlebih bagi pelaku usaha yang berkeinginan mengembangkan produk oleh-oleh jarak jauh bahkan menjangkau peluang ekspor.

“Dengan adanya sosial media mendekatkan antara penjual dan pembeli tanpa mengenal batas waktu dan batas daerah, sekarang delivery juga sudah banyak pilihannya, misal untuk oleh-oleh pesanan dapat dijangkau lewat medsos,” ungkapnya.

Turut hadir Kepala Bidang Produksi dan Restrukturisasi Usaha Diskop & UKM Jatim Susanti Widyastuti menyebut, pelatihan ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi UKM.

Pelatihan kali ini diikuti 50 peserta dari Surabaya, Sidoarjo, hingga Malang,

Mereka mengikuti proses pembuatan strudel, teknik pemilihan produk, hingga pengemasan yang dipandu oleh Iis Trisna Wati dari Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4S).

“Ini mendorong UKM berdaya saing, mengembangkan kapasitas, kualitas, meingkatkan wirausaha muda. Tentu tidak hanya di lapak tetapi juga harus menjangkau media sosial. Setiap bulan kami juga ada konsultasi desain kemasan, masalah hukum UKM. Kami fasilitasi semua gratis,” tandas Susanti.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved