Dekan FK Unair Dicopot

Buntut Dekan FK Unair Dicopot, Mantan Rektor Unair Kritik Rencana Menkes Datangkan Dokter Asing

Mantan Rektor Universitas Airlangga (Unair) 2001-2006 Prof Puruhito kritik rencana Menkes, Budi Gunadi Sadikin, yang akan mendatangkan dokter asing

Penulis: Arum Puspita | Editor: Musahadah
Kolase SURYA.CO.ID
Mantan Rektor Unair, Prof Puruhito (kiri) Dekan FK Unair, Budi Santoso, yang dipecat (kanan) 

SURYA.CO.ID - Keputusan Universitas Airlangga mencopot Budi Santoso dari jabatan sebagai Dekan Fakultas Kedokteran (FK), ternyata berbuntut panjang.

Diketahui, Budi Santoso dicopot karena menyuarakan penolakan terhadap rencana Menteri Kesehatan (Menkes) yang akan mendatangkan dokter dari luar negeri. 

Seiring hal tersebut, mantan Rektor Universitas Airlangga (Unair) 2001-2006 Prof Puruhito turut memberikan dukungan kepada Budi Santoso.

Guru besar sekaligus dokter ahli bedah jantung itu juga memberikan kritik terhadap rencana Menkes, Budi Gunadi Sadikin.

Menurutnya, tidak kekurangan dokter spesialis.

"Saya melihat yang salah itu distribusinya, itu saja. Sekarang kalau di Jakarta itu 30-40.000 dokter spesialis, yang salah siapa? Mungkin mereka enggak mau keluar," kata Puruhito, dikutip dari Kompas.com.

Sedangkan di daerah lainnya, Puruhito mengaku menemui situasi yang berbeda.

Baca juga: Ramai-ramai Bela Dekan FK Unair yang Dicopot, AIPKI Kritik Kebijakan, Rektor Unair Enggan Komentar

"Kalau saya datang di Flores enggak ada dokter (spesialis), dari Labuan Bajo sampai Ende Puskesmasnya hanya dua, kan sulit ya. Jadi kita distribusi (kurang)," tambahnya.

Puruhito mengungkapkan, tidak meratanya dokter spesialis tersebut juga dirasakan di Surabaya. Sedangkan, menurutnya, penanganan bayi dengan kelainan jantung tidak mudah.

"Ahli bedah jantung kita di sini (Surabaya) yang ada 230-an, yang aktif enggak sampai 50. Saya termasuk yang membina, jadi tahu persis bahwa untuk menolong bayi yang lahir cacat jantung tidak gampang,” ucapnya.

Dia melanjutkan, dokter spesialis Indonesia mampu bersaing dengan internasional. Akan tetapi, mereka kalah dalam hal pembiayaan, seperti obat dan alat kesehatan (alkes).

"Apakah kita mampu bersaing? Iya, kita enggak kalah, yang kalah apanya? Duitnya, bukan duit gimana, pembiayaannya itu yang kurang. Harga obat disinggung sama alkes, iya, ya gimana lagi saya enggak tahu," jelasnya.

"Kok bisa mahal di Indonesia? Waduh itu kebijakan yang di luar kewenangan saya untuk menjawab, saya tidak tahu. Kita hanya bisa terima, kok mahal ya? Itu salah satu faktor, saya sangat-sangat sedih," tutupnya.

Sebelumnya, Puruhito bersama puluhan guru besar yang masih aktif mengajar hadir memberikan orasi dalam aksi damai yang digelar di halaman FK Unair, Kamis (4/7/2024).

Kolase foto Budi Santoso, Dekan FK Unair yang dicopot. Simak kronologinya.
Kolase foto Budi Santoso, Dekan FK Unair yang dicopot. Simak kronologinya. (kolase Dok Unair)

Demikian pula para PPDS, dokter muda dan staff pengajar FK Unair.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved