Pembunuhan Vina Cirebon
Rekam Jejak Kapolri Listyo Sigit, Bakal Jadi Jenderal Top jika Bantu PK Terpidana Kasus Vina Cirebon
Ini rekam jejak Kapolri Listyo Sigit yang bakal jadi jenderal top jika bantu tujuh terpidana kasus Vina Cirebon ajukan peninjauan kembali (PK) ke MA
Penulis: Arum Puspita | Editor: Musahadah
SURYA.CO.ID - Inilah rekam jejak Kapolri Listyo Sigit yang bakal jadi jenderal top jika bantu tujuh terpidana kasus Vina Cirebon ajukan peninjauan kembali (PK) ke Mahkamah Agung (MA).
Pakar Psikologi Forensik, Reza Indragiri Amriel berpandangan, bahwa kasus Vina Cirebon bisa selesai jika ditemukan fakta baru atau novum.
Oleh karenanya, ia mengajak Polri untuk menemukan novum bagi para terpidana tersebut, lalu diserahkan ke MA.
"Polri kan selama ini selalu bangga sekali mengatakan kami mengungkap kasus dalam pendekatan scientific, polisi selalu mengatakan begitu."
"Sekarang kami minta Polri konsekuen dengan hal itu. Caranya eksaminasi proses scientific yang sudah atau belum mereka lakukan sejak tingkat polsek, polres hingga polda."
"Kalau dari hasil pengecekan eksaminasi itu Polri menemukan dan menginsafi, iya ya ternyata kita ini melakukan uji scientific tidak memadai."
"Itu kan temuan, nah justru Polri lah sekarang yang membawa temuan itu, untuk proses PK (peninjauan kembali)," jelas Reza di Channel Youtube Dedi Mulyadi yang tayang pada Jumat (21/6/2024).
Namun, Reza menilai pasti akan ada pihak yang dipermalukan jika seandainya PK dikabulkan melalui proses normatif.
Baca juga: Lemah Tudingan Pegi Setiawan Rudapaksa Vina Cirebon, Tak Ada Tes DNA, Eks Kapolda Ungkap Alasannya
"Kalau PK diawali dengan proses normatif, lalu hasil PK-nya 180 derajat berbeda dengan situasi yang sekarang pasti ada yang dipermalukan. Sebaliknya, kalau Polri mau lah mendengar pemikiran saya ini tentang definisi baru profesionalisme kepolisian, ada tidak pihak yg dipermalukan? tidak ada," jelasnya.
Puji Listyo Sigit
Reza bahkan memuji Listyo Sigit setinggi lagi jika benar-benar mau melakukan hal tersebut.
Listyo akan mengakhiri jabatannya sebagai Kapolri dengan luar biasa.
"Kalau misalnya, Jenderal Listyo Sigit mengeluarkan instruksi itu lalu berlanjut lah sampai ke PK, betul-betul jenderal ini mengakhiri masa jabatannya dengan luar biasa," pungkasnya.
Apalagi jika anak-anak itu disambut oleh Kapolri dan mengantarkannya kepada pihak keluarga.
Rekam Jejak Kapolri Listyo Sigit

Listyo Sigit Prabowo lahir di Ambon, Maluku, 5 Mei 1969 sehingga kini ia berusia 51 tahun.
Listyo Sigit Prabowo adalah alumni Akademi Kepolisian (Akpol) angkatan 1991.
Beberapa rekan seangkatannya adalah Brigjen Krishna Murti, Brigjen Fadil Imran, Irjen Pol M Iqbal, termasuk Brigjen Prasetijo Utomo, sosok jenderal yang membantu Djoko Tjandra.
Listyo Sigit adalah lulusan S2 Universitas Indonesia (UI) dengan judul tesis tentang penanganan konflik etnis di Kalijodo, Jakarta.
Perjalanan karier Listyo Sigit terbilang cukup moncer di angkatannya.
Setela lulus, karier Listyo dimulai sebagai anggota Polres Tangerang yang kala itu masih berpangkat Letnan Dua (Letda).
Pada 1998, ia telah menjadi Kepala Pusat Komando Pengendalian Operasi (Kapuskodalops) di Polres Tangerang.
Kala itu, ia berpangkat sebagai Kapten atau setara dengan Ajun Komisaris Polisi (AKP).
Selain itu, Listyo Sigit pernah beberapa kali menduduki jabatan di daerah Jawa Tengah.
Semula pada 2009, suami Juliati Sapta Dewi Magdalena itu menjabat sebagai Kapolres Pati.
Tak lama, ia dipindah menjadi Kapolres Sukoharjo pada 2010 lalu menjadi Wakil Kepala Kepolisian Resor Kota Besar Semarang.
Pada 2011, Listyo Sigit menjabat sebagai Kepala Kepolisian Resor Kota Surakarta saat Jokowi masih menjadi Wali Kota Solo.
Kemudian, pada 2012, saat Jokowi menjabat Gubernur DKI Jakarta, Sigit Prabowo dirotasi ke Jakarta untuk menjabat sebagai Asubdit II Dit Tipdum Bareskrim Polri.
Di tahun berikutnya, Listyo Sigit Prabowo bertugas di Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Sulawesi Tenggara.
Mantan Ajudan Jokowi
Listyo Sigit merupakan satu di antara perwira yang dekat dengan Jokowi.
Kedekatan keduanya terjalin saat Listyo Sigit menjabat sebagai Kapolresta Solo di mana Jokowi menjadi wali kotanya.
Saat menjabat sebagai Kapolresta Solo, Listyo Sigit pernah menangani kasus bom bunuh diri di Gereja Bethel Injil Sepenuh (GBIS), Kepunton.
Maka, saat Jokowi terpilih menjadi presiden pada 2014, Listyo diangkat sebagai ajudan presiden.
Saat itu, Kapolri Jenderal (Purn) Sutarman mengajukan empat nama sebagai calon ajudan dan Jokowi langsung menunjuk Listyo Sigit.
Seperti dikutip dari pemberitaan Harian Kompas, 21 Oktober 2015, Jokowi memilih orang yang pernah "dekat" dengannya untuk memastikan kerjanya berjalan optimal.
Dua tahun menjadi ajudan Jokowi, Listyo Sigit dimutasi menjadi Kapolda Banten dan mendapat kenaikan pangkat menjadi brigadir jenderal.
Setelah itu, ia mendapat promosi sebagai Kepala Divisi (Kadiv Propam) pada 2018 dan resmi menyandang pangkat bintang dua atau inspektur jenderal.
Kemudian, Listyo ditunjuk sebagai Kabareskrim oleh Idham Azis pada 6 Desember 2019.
Penunjukan itu dilakukan setelah jabatan tersebut kosong selama lebih dari sebulan sejak Jenderal (Pol) Idham Azis dilantik sebagai Kapolri pada 1 November 2019.
Tangkap Djoko Tjandra
Keberhasilan menangkap buronan kelas kakap Djoko Tjandra menjadi catatan penting dalam perjalanan karier Listyo Sigit.
Listyo Sigit menjemput langsung Djoko Tjandra memakai pesawat jet khusus dari Malaysia ke Indonesia.
Berdasarkan pengamatan Tribunnews saat itu, Listyo Sigit tampak turun bersama Djoko Tjandra dengan pesawat khusus berwarna putih di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis malam.
Jenderal bintang tiga itu ditemani juga bersama pejabat utama polri.
"Kami kembali dari Malaysia. Ini juga merupakan jawaban dari beberapa pertanyaan selama beberapa minggu ini dari masyarakat terkait dengan peristiwa Djoko Tjandra yang terjadi di Indonesia," kata Listyo.
Listyo mengatakan, pihaknya menjemput Djoko Tjandra dari Malaysia pada Kamis (30/7/2020) sore.
Sebelumnya, Djoko Tjandra telah diamankan terlebih dahulu oleh polisi Diraja Malaysia dengan bekerja sama dengan polisi Indonesia.
Dia mengatakan, penangkapan itu sekaligus sebagai upaya polri untuk menuntaskan kasus tersebut.
Sebaliknya, kata dia, kasus tersebut menjadi fokus Presiden Jokowi.
"Bapak Presiden memerintahkan untuk mencari keberadaan Djoko Tjandra di manapun berada dan segera untuk dituntaskan."
"Sehingga semua menjadi jelas atas perintah tersebut, maka Pak Kapolri bentuk tim khusus yang kemudian secara intensif cari keberadaan," katanya
Vina Cirebon
Kapolri Listyo Sigit
Pembunuhan Vina Cirebon
SURYA.co.id
kasus Vina Cirebon
surabaya.tribunnews.com
Tak Tahan Lihat 7 Terpidana Kasus Vina Cirebon, Jutek Ingatkan Prabowo: Jangan Sampai Ada Keranda |
![]() |
---|
Ingat Sudirman Terpidana Kasus Vina Cirebon yang Ditembak Peluru Karet? Tiba-tiba ke Rumah Sakit |
![]() |
---|
7 Terpidana Kasus Vina Cirebon Bisa Lolos Pidana Seumur Hidup dengan Remisi Perubahan, Jutek Beraksi |
![]() |
---|
Kondisi Miris Sudirman Terpidana Kasus Vina Cirebon Usai PK Ditolak, Otto Hasibuan: Harus Dicek |
![]() |
---|
2 Jalan agar Terpidana Kasus Vina Cirebon Bisa Lolos Hukuman Seumur Hidup, Ini Kata Otto Hasibuan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.