Berita Kediri

Bawa Perubahan Positif di Lapas Kediri, Napiter Menjadi Guru Mengaji untuk Sesama Warga Binaan

Melihat potensi dan niat baiknya, pihak lapas memberikan dukungan untuk menjadikannya pengajar mengaji bagi sesama narapidana.

Penulis: Didik Mashudi | Editor: Deddy Humana
surya/didik mashudi
Kegiatan belajar mengaji warga binaan Lapas Kelas IIA Kediri di serambi masjid lapas. 


SURYA.CO.ID, KEDIRI - Pembinaan yang dilakukan Lapas Kelas IIA Kediri menjadi saksi perubahan besar dalam kehidupan salah satu narapidana teroris (napiter) yang tengah menjalani masa hukuman.

Perubahan itu memberikan dampak positif dan kontribusi bagi masyarakat di dalam lapas, di mana napiter itu saat ini aktif mengajari warga binaan (WBP) lainnya mengaji.

Inisiatif ini dimulai beberapa bulan lalu ketika napiter yang enggan disebutkan namanya itu menunjukkan perubahan sikap yang signifikan setelah mengikuti program deradikalisasi yang diterapkan pihak lapas.

Melihat potensi dan niat baiknya, pihak lapas memberikan dukungan untuk menjadikannya pengajar mengaji bagi sesama narapidana.

Plt Kepala Lapas Kelas IIA Kediri, Budi Ruswanto menjelaskan, programnya tidak hanya bertujuan untuk memberikan keterampilan membaca Al-Quran kepada warga binaan, tetapi juga bagian dari upaya rehabilitasi dan reintegrasi sosial.

"Kami melihat perubahan yang positif dari narapidana tersebut, dan kami percaya bahwa dengan berbagi ilmu agama, ia dapat memberikan kontribusi yang berarti bagi pembinaan warga binaan lainnya," jelas Budi.

Program belajar mengaji itu kini diikuti dengan antusias para warga binaan. Setiap hari, mereka berkumpul di masjid lapas untuk belajar membaca dan memahami Al-Quran.

Beberapa dari mereka mengaku merasa lebih tenang dan mendapatkan pencerahan spiritual dari kegiatan ini. Ahmad, salah satu warga binaan yang mengikuti kelas mengaji, mengaku sangat bersyukur atas kesempatan yang diberikan kepadanya.

"Saya merasa mendapatkan banyak manfaat dari belajar mengaji. Tidak hanya belajar tentang agama, tetapi juga menemukan ketenangan batin di tengah situasi yang sulit," ungkap Ahmad,

Diharapkan, dengan adanya program belajar mengaji, proses rehabilitasi narapidana dapat berjalan lebih efektif. Selain itu narapidana yang terlibat dalam kegiatan positif dapat menjadi contoh bagi warga binaan lainnya.

Upaya itu menjadi bukti perubahan positif dapat terjadi di mana saja, termasuk di dalam penjara. Napiter yang dulunya dikenal karena tindakan ekstrem, telah bertransformasi menjadi pengajar Al-Quran yang membawa kebaikan bagi sesamanya.

Kakanwil Kemenkumham Jawa Timur, Heni Yuwono mengharapkan program ini dapat terus berjalan dan memberikan dampak positif yang lebih luas. ****

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved