Citizen Reporter

Lestarikan Budaya, Mahasiswa Komunikasi Fisip Ubhara Surabaya Buat Pagelaran Ludruk Pemuda Menyala

Mahasiswa Ilmu Komunikasi, Fisip, Ubhara membuat pagelaran ludruk Pemuda Menyala yang menampilkan cerita Sampek Engtay.

Editor: Musahadah
istimewa
Pagelaran ludruk Pemuda Menyala yang diinisiasi mahasiswa Ilmu Komunikasi, Fisip, Ubhara bersama Ludruk Warna Budaya Pagesangan, Surabaya. 

SURYA.CO.ID I SURABAYA – Ketika banyak kalangan muda menggandrungi kebudayaan luar seperti K-pop, Mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial Politik (Fisip), Universitas Bhayangkara Surabaya, justru sebaliknya.

Mereka memandang budaya Indonesia sebagai warisan atau aset berharga yang wajib dilestarikan.

Karena itu lah mereka menggelar pagelaran ludruk yang berjudul “Pemuda Menyala” di Balai Kelurahan Pagesangan Surabaya pada Sabtu (18/5/2024).

Pagelaran ludruk ini bekerjasama dengan ludruk Warna Budaya binaaan LPMK Kelurahan Pagesangan, Kecamatan Pagesangan, Kota Surabaya.  

Pagelaran ludruk berjudul “Sampek Engtay itu dimulai pukul 19.00 WIB.

Baca juga: Temukan Bakat Baru Presenter dan MC Melalui Lomba yang Digelar Fisip Ubhara Surabaya

Cerita ini mengisahkan perjuangan gadis ras China bernama Engtay, yang harus menyamar menjadi laki-laki hanya untuk bersekolah.

Saat di sekolah, Engtay jatuh cinta kepada temannya bernama Sampek.

Sayangnya, cinta mereka tidak direstui orang tua Engtay hingga berakhir tragis.  

Engtay harus mengakhiri hidupnya setelah mengetahui Sampek telah wafat.

Cerita ini juga dikenal sebagai Romeo Juliet versi China.

Selain pementasan Ludruk juga ditampilkan ibu-ibu Bedayan dan Tari Remo sebagai pembuka acara.

Yuniar Putri Ariana, Ketua Pelaksana mengungkapkan, kegiatan ini selain untuk memenuhi tugas mata kuliah Perencanaan Event Kehumasan, juga sebagai wujud peran mereka dalam melestarikan budaya bangsa.

“Pemuda Menyala ini kependekan dari pementasan ludruk guna melestarikan budaya di kalangan muda.  Tujuannya untuk mengajak anak muda melestarikan budaya,” ujar mahasiswi yang akrab disapa Riana.

Menurut Riana, saat ini banyak anak muda yang sudah melupakan budayanya sendiri, sehingga perlu sebuah kegiatan untuk mengingatkan kembali mereka tentang pentingnya melestarikan budaya.

Ariyan Alfraita, dosen Mata Kuliah Perencanaan Event Kehumasan mengungkapkan, pagelaran ini inisiatif mahasiswa.  

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved