Sosok Mas Kiai Jalani Proses Tanpa Protes, Bakar Semangat Ribuan Santri Darfiqh Lamongan

Sekitar seribuan santri Darfiqh dengan khidmat mengikuti seminar nasional dengan nara sumber Mas Kiai Muhammad Rifqi Pramantyo, tokoh muda Nahdliyin

|
Penulis: Wiwit Purwanto | Editor: Wiwit Purwanto
istimewa
Mas Kiai Muhammad Rifqi Pramantyo (baju putih) saat menjadi pemateri di PP Darfiqh Lamongan 

SURYA.CO.ID LAMONGAN - Rangkaian Milad Pondok Pesantren (PP) Darul Fiqhi (Darfiqh), diisi dengan rangkaian acara dan kegiatan, salah satunya adalah seminar motivasi dengan pemateri nasional.

Sekitar seribuan santri Darfiqh dengan khidmat mengikuti seminar nasional dengan nara sumber Mas Kiai Muhammad Rifqi Pramantyo, tokoh muda Nahdliyin yang berkecimpung dalam pengembangan SDM di Indonesia.

Mas Kiai menyampaikan betapa nikmatnya hasil proses yang pahit getir selama mondok dibeberapa pesantren pada saat usianya remaja.

Berawal mengaji Kitab Kuning dengan pembahasan akhlak dan fiqh hingga tahfidz Qur’an Mas Kiai alami.

Banyak kisah yang dulu dirasa sakit, dan tidak mengenakkan. Namun ternyata sangat bermanfaat diusianya yang sekarang belum bulat 30 tahun.

“Dulu, saya paling malas untuk menghafalkan Nahwu-Shorof dan saya sempat berpikir apa gunanya, wong ya sehari-hari berbahasa Indonesia. Ternyata pada saat Umroh kemarin terpakai untuk membantu salah satu jama’ah yang tersesat” ujarnya kepada para santri.

Mas Kiai juga berharap, salah satu dari Santri PP. Darfiqh ini akan menjadi orang yang sukses bermanfaat dan salah satunya ada yang bisa menjadi pemimpin negara ini.

“Proses itu ngga ada yang enak teman-teman. sakit, males, sedih, sesak, pahit. Tapi percayalah, 10-15 tahun mendatang kalian baru menyadari betapa berharganya kesesakan pada saat itu.”

Mas Kiai juga menyampaikan tentang pentingnya keilmuan yang dimiliki oleh setiap santri. Karena tanpa Ilmu tidak akan mengerti bagaimana dunia dan akhirat ini.

Termasuk juga diri ini tidak bisa berakhlak yang baik, berbudi pekerti yang luhur tanpa berilmu.

Dengan berpesantren ini adalah salah satu menjadi wadah dalam menggali ilmu sebanyak banyaknya, bukan hanya didalam kelas formal maupun diniyah, namun ilmu kehidupan dalam keseharian dipesantren itulah yang sangat bermakna dikemudian waktu.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved