Siswa SMP di Kota Batu Tewas Dikeroyok

Alasan Sepele Pengeroyokan Siswa SMP di Batu hingga Tewas, Kepala Korban Retak hingga Pendarahan

Terungkap motif pengeroyokan yang menewaskan RK (14) siswa SMP di Kota Batu, Jawa Timur. 

Penulis: Benni Indo | Editor: Musahadah
kolase surya/benni indo
Polres Batu merilis kasus kekerasan terhadap anak yang berujung pada kematian, Sabtu (1/6/2024). Hadir Pj Wali Kota Batu, Aries Agung Paewai. 

“Jam setengah 7 pagi di merintih sakit sama ibu dan dibawa ke rumah sakit. Pas di rumah sakit tidak tahu gimana ceritanya jam setengah 11 siang mendapat kabar saudara saya sudah gak ada,” jelasnya.

Pihak keluarga telah melaporkan kejadian ini ke pihak kepolisian.

Menurut R, penganiayaan terhadap saudara kembarnya itu sempat direkam teman-teman pelaku. 

“Dipukul dan ditendang. Dibagian kepala, dada, kaki dan punggung. Ada videonya juga. Yang memvideo itu teman-teman A, tidak melerai malah memvideo,” tutur R.

Diakui R, setelah dipukuli itu RK mengaku sakit semua badan dan kepalanya.

Tapi tidak berani bilang ke orangtuanya karena diancam kalau ngomong akan dipukuli lagi. Kamis itu masih sekolah, sorenya masih main sepak bola. Baru Jumat pagi kerasa pusing yang gak bisa ditahan. 

R mengaku sempat mendapat firasat saat di sekolah. Kebetulan RK dan R sama-sama bersekolah di SMPN di Kota Batu, namun beda kelas.

“Saudara saya ini tadi dibawa ke rumah sakit pagi, terus agak siang sekitar jam 10.30 Wib tubuh saya tiba-tiba merasa lemes, rasanya dingin, lalu tiba-tiba nangis. Ternyata pulang-pulang dapat kabar kalau saudara saya sudah gak ada. Selain saudara kembar, kakak saya ini juga sahabat saya,” tutur R sambil mengusap air mata saat ditemui di rumah duka, Jumat (31/5/2024).

R menuturkan sebelum dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan, RKW sempat meminta tolong kepadanya dan mengeluhkan sakit di bagian kepala.

“Tadi dia bangun tidur sempat minta tolong ke saya sambil merintih sakit dan bilang tolong. Tapi tidak saya hiraukan karena masih sempat buka HP. Terus ternyata pas saya tinggal mandi dia akhirnya bilang ke ibu kalau sakit karena di keroyok dan dibawa ke rumah sakit,” jelasnya.

Menurut nenek korban, Tutik pemukulan yang dialami cucunya itu tak terjadi sekali ini saja, namun ini sudah menjadi kali kedua.

“Sebelumnya waktu baru masuk SMP itu sudah pernah dipukul juga. Terus saya kasih tahu cucu saya agar tidak bermain dan berteman dengan dia (A,red) karena nakal, dari pada saya usir. Setelah dikasih tahu, si A ini sudah tidak pernah kesini,” kata Tutik, Jumat (31/5/2024).

Tutik mengatakan, meski rumah korban dan pelaku itu hanya berbeda gang, namun sejatinya keduanya bukan merupakan teman yang akrab dan baru kenal saat SMP. 

“Rumahnya dekat sini tapi tidak berteman akrab. Hanya biasa saja. Temenan baru SMP itu,” ujarnya.

Sementara itu M (12) teman satu sekolah RK dan A yang sama-sama bersekolah di SMPN mengatakan jika semasa hidup RK merupakan teman yang baik dan tidak banyak tingkah.

Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved