Berita Bangkalan

Sosok Kyai Nasih, Pengurus Ponpes Syaikhona Kholil Bangkalan Jatim Tempatnya Didatangi Bule Nyasar

Inilah sosok KH Nasih Aschal alias Kyai Nasih, pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Syaikhona Kholil, Bangkalan, Jawa Timur.

Penulis: Arum Puspita | Editor: Musahadah
Kolase Facebook.SURYA.CO.ID
Kyai Nasih, Pengurus Ponpes Syaikhona Kholil Bangkalan Jatim 

SURYA.CO.ID, BANGKALAN – Inilah sosok KH Nasih Aschal alias Kyai Nasih, pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Syaikhona Kholil, Bangkalan, Jawa Timur.

Diketahui, Ponpes Syaikhona Kholil tengah ajdisorot setelah viral empat bule hendak masuk kawasan ponpes, lantaran dikira hotel.

Kyai Nasih pun menjelaskan, fenomena tersebut baru pertama kali terjadi di Ponpes Syaikhona Kholil.

Menurutnya, hal tersebut menandakan bahwa ada sesuatu di Bangkalan yang menjadi perhatian para pelancong.

Dalam hemat Kyai Nasih, mungkin saatnya dunia pesantren tentang kehidupan di dalam pesantren bukan hanya didatangi para santri tetapi bisa dikunjungi masyarakat dari luar.

Sehingga bisa menjadi destinasi religi bagi masyarakat, termasuk para wisatawan dari luar negeri.

“Pesantren itu adalah representasi, miniature kehidupan sosial kemasyarakatan. Kalau ini menjadi semacam destinasi religi, maka saya kira ini akan menarik dengan dikemas dan dikonsep se apik (bagus) mungkin. Kasihan juga karena turis ketika masuk ke suatu daerah tidak didampingi guide,” pungkas Kyai Nasih.

Baca juga: 5 Fakta Empat Bule Nyasar ke Ponpes Syaikhona Kholil Bangkalan Dikira Hotel, Baru Pertama Terjadi

Siapa sosok Kyai Nasih?

Mohammad Nasih Aschal atau lebih dikenal dengan sapaan Ra Nasih atau Kyai Nasih merupakan kader muda NU mumpuni di Jawa Timur.

Ia bisa disebut kader muda NU paket lengkap, kiai, politisi dan akademisi.

Sebagai seorang politisi, Kyai Nasih berhasil mendapatkan legitimasi masyarakat Madura dengan duduk sebagai anggota DPRD Jatim.

Ini menunjukkan beliau mendapat kepercayaan dan dipercaya masyarakat Madura.

Menurut Ketua Umum Forkom Jurnalis Nahdliyin (FJN), Muhamad Didi Rosadi, Kyai Nasih sebagai wakil rakyat sepak terjangnya banyak dirasakan nilai positifnya oleh masyarakat yang menjadi konstituennya.

Ia juga banyak menginisiasi kebijakan yang pro rakyat, termasuk bermanfaat untuk nahdliyin yang merupakan mayoritas di Jawa Timur.

Baca juga: Dikira Hotel, Empat Bule Nyasar ke Ponpes Syaikhona Kholil Bangkalan, Ini Kata Kyai Nasih

"Ra Nasih salah satu politisi yang menginisiasi Perda Pengembangan Pesantren di Jawa Timur."

"Ini salah satu legacy-nya sebagai wakil rakyat," tandas Diday.

Sementara itu, Kyai Nasih yang menerima apresiasi Tokoh Muda Nahdliyin Inspiratif 2023 dari FJN mengaku tidak menyangka mendapat penghargaan tersebut.

Anggota Fraksi NasDem ini mengaku tidak pernah berharap mendapat penghargaan atas kinerja yang ia lakukan.

Profil Ponpes Syaikhona Kholil

Menurut penelusuran SURYA.co.id, Ponpes Syaikhona Kholil merupakan salah satu Pesantren tertua di Indonesia yang didirikan oleh KH. Moh. Cholil bin KH. Abdul Lathif pada tahun 1861.

Kealiman Syaichona Cholil dalam bidang gramatika arab menjadi daya tarik tersendiri bagi para santri yang ingin mondok ke pesantren Mbah Kholil kala itu.

Syaichona Moh. Cholil wafat pada bulan Ramadhan tahun 1925 M. sepeninggal beliau pesantren Mbah Kholil diasuh oleh putranya KH. Imron bin Syaichona Moh. Cholil.

Setelah KH. Imron wafat, kepengasuhan pesantren Mbah Kholil dipegang oleh putri beliau Nyai Hj. Romlah.

Sebab putra beliau KH. Amin bin KH. Imron diberi tugas untuk mengurus negara dan sejarah mencatat KH. Imron pernah menjabat DPR RI pada pemerintahan presiden Soeharto.

Selama mengasuh Pesantren Nyai Hj. Romlah memiliki cara tersendiri untuk mendidik dan menggembleng santri-santri yang ingin menimba ilmu di pesantren mbah Kholil.

Sepeninggal Nyai Hj. Romlah kepengasuhan pesantren diteruskan oleh putra beliau KH. Fathurrozi kakak dari KHS. Abdullah Schal.

Berikut perjalanan Ponpes Syaikhona Kholil Bangkalan dari tahun ke tahun,

Tahun 1989 Madrasah al-Ma’arif Ponpes Syaichona Moh. Cholil membuka pendidikan tingkat Tsanawiyah

Tahun 1992 Peningkatan jenjang pendidikan diniyah dengan dibukanya tingkat Aliyah Tarbiyatul Mu’allimin dan pada tahun yang sama pula dibuka pendidikan formal MTS al-ma’arif

Tahun 1997 Pendidikan santri semakin dikembangkan dan dilengkapi dengan membuka SMA Ma’arif

Tahun 2007 Atas perintah dari almarhum almaghfurlah KHS Abdullah Schal Sekolah Tinggi Syaichona Moh. Cholil (STITS) resmi didirikan

Tahun 2009 Untuk memberi pengetahuan awal serta untuk membarikan dasar ilmu agama yang kuat bagi santri baru, maka madrasah al-Ma’arif Ponpes Syaichona Moh. Cholil membuka jenjang pendidikan I’dadiyah dengan metode Amtsilati

Tahun 2010 STITS semakin maju dan berkembang dengan peralihan status menjadi Sekolah tinggi Agama Islam Syaichona Moh. Cholil (STAIS)

Tahun 2011 Penggunaan metode Amtsilati dihapuskan dari Madrasah I’dadiyah Putra dan diganti dengan Metode al-Miftah Lil Ulum sedangkan Madrasah I’dadiyah Putri tetap menggunakan metode Amtsilati

Tahun 2016 Untuk mencetak santri tafaqquh fiddin namun tidak meninggalkan legalitas formal, maka Madrasah al-Ma’arif Ponpes Syaichona Moh. Cholil mendirikan Pendidikan Diniyah Formal (PDF) tingkat Wustha

Tahun 2017 Pendidikan Diniyah Formal (PDF) semakin dikembangkan dengan mendirikan PDF tingkat Ulya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved