Berita Bisnis

Kadin Jatim Inisiasi Pembentukan Teaching Factory dengan Industri di JIIPE Gresik

Pembentukan TeFa bersama industri terkait akan meningkatkan akses, mutu dan relevansi penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Vokasi

Foto Istimewa
Kadin Jatim bersama konsorsium perguruan tinggi dan Pemkab Gresik saat melakukan diskusi dan kunjungan ke kawasan JIIPE. 

SURYA.CO.ID, GRESIK - Kamar Dagang dan Industri Jawa Timur (Kadin Jatim) dan Konsorsium Perguruan Tinggi Vokasi di Jawa menginisiasi pembentukan Teaching Factory (TeFa) dengan industri yang ada di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Java Integrated Industrial and Ports Estate (JIIPE) Gresik.

Langkah ini sebagai tindak lanjut upaya Kadin Jatim dalam mengimplementasikan amanat Presiden yang tertuang dalam Peraturan Presiden No. 68 Tahun 2022 tentang Revitalisasi Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi.

Ketua Umum Kadin Jatim Adik Dwi Putranto mengungkapkan, TeFa adalah model pembelajaran yang dapat memberikan pengalaman praktik seperti situasi sesungguhnya pada dunia industri atau usaha kepada peserta didik.

"Sehingga dapat menjembatani kesenjangan kompetensi antara kebutuhan dunia industri atau usaha dengan pengetahuan yang dipelajari di institusi pendidikan dan atau lembaga pelatihan," kata Adik, Senin (20/5/2024).

Pembentukan TeFa bersama industri terkait akan meningkatkan akses, mutu, dan relevansi penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Vokasi sesuai dengan kebutuhan pasar kerja.

TeFa juga bertujuan untuk membekali sumber daya manusia atau tenaga kerja dengan kompetensi untuk bekerja atau berwirausaha  yang sesuai tuntutan industri dan pekerjaan dimasa depan (Future of Work – FoW).

Adik menegaskan, penerapan TeFa yang menjadi model pembelajaran dengan suasana industri yang diterapkan di sekolah vokasi baik di SMK maupun di Perguruan Tinggi Vokasi seharusnya dijalankan secara sinergi antara dunia industri dengan dunia pendidikan.

"Sehingga dapat memenuhi tuntutan kompetensi SDM di industri atau dunia kerja," ujar Adik.

Untuk itu, Kadin Jatim bersama konsorsium perguruan tinggi dan Pemkab Gresik telah melakukan diskusi dengan pelaku usaha di Jatim. Tahap awal kami mengajak industri yang ada di kawasan JIIPE pada Minggu kemarin.

"Kegiatan tersebut untuk menyatukan konsep antara Kadin, Pemerintah Kabupaten Gresik, Perguruan Tinggi Vokasi, dan juga perusahaan di Gresik khususnya KEK dan JIIPE terkait dengan pembahasan kurikulum pendidikan vokasi untuk kebutuhan lapangan kerja," ungkap Adik.

Diskusi juga membahas tentang apa saja kebutuhan lapangan yang dibutuhkan oleh perusahaan yang nantinya akan disesuaikan dengan pola pengajaran di Perguruan Tinggi Vokasi (PTV).

"Selain kompetensi keahlian dan kompetensi metodik atau hard skill,  juga penting memperhatikan kompetensi individu dan sosial yang merupakan soft skill untuk membentuk SDM unggul dan berdaya saing," benernya.

Oleh karena itu, Kadin Jatim terus mendorong konektivitas antara dunia pendidikan dengan dunia industri yang terintegrasi dengan baik. Kadin juga melaksanakan pelatihan setiap satu tahun sekali yaitu pelatihan tempat kerja untuk mencetak pelatih tempat kerja agar proses magang dapat berjalan dengan baik dan terstruktur.

"Kami serius menyiapkan SDM di Jatim untuk menuju Indonesia Emas di tahun 2045. Ini juga untuk menekan angka pengangguran yang ada di Jatim, khusunya dari lulusan SMK," pungkas Adik.

Data Badan Pusat Statistik Jatim menunjukkan, hingga saat ini lulusan SMK  memiliki Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) tertinggi di Jatim, yaitu sebesar  6,42 perwen.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved