Berita Situbondo

Demo di Situbondo Jelang WWF di Bali, Pemda Dituntut Menjaga Kelestarian Sumber Daya Air

saat ini Indonesia dipercaya sebagai tuan rumah KTT WWF yang dihadiri sebanyak 150 perwakilan kepala negara di dunia.

Penulis: Izi Hartono | Editor: Deddy Humana
surya/izi hartono (izi hartono)
Ketua LSM Gempur dan puluhan abang becak berunjuk rasa di Alun alun Kota Situbondo, Jumat (17/5/2024). 

SURYA.CO.ID, SITUBONDO - Suasana di Alun-Alun Situbondo mendadak ramai dan panas setelah puluhan tukang becak serempak menggelar aksi, Jumat (17/5/2024). Tetapi aksi itu justru mendapat apresiasi dari polisi karena merupakan aksi dukungan atas penyelenggaraan KTT World Water Forum (WWF) ke-10 di Bali pekan depan.

Aksi itu digalang LSM Gerakan Masyarakat Peduli Urusan Rakyat (LSM Gempur). Puluhan abang becak motor itu berangkat dari rumah koordinator aksi, MA Junaidi menuju Alun alun Situbondo. Setibanya di alun alun, Junaidi langsung berorasi dengan dikawal puluhan abang becak tersebut.

Memakai kopiah tinggi yang lucu, Junaidi menegaskan bahwa aksi itu sebagai bentuk partisipas dan antisipasi setelah ada isu bahwa ada yang berupaya menghalangi KTT WWF yang digelar pada 18 Mei 2024. "Intinya aksi kami ini adalah mendukung dan berharalp agar KTT WWF bejalan sukses dan aman," kata Junaidi.

Ia menambahkan, saat ini Indonesia dipercaya sebagai tuan rumah KTT WWF yang dihadiri sebanyak 150 perwakilan kepala negara di dunia.

"WWF membahas masalah keberadaan air dan pencemaran air yang berdampak terhadap eksitensi pariwisata yang ada negara negara dunia," katanya.

Pembahasan masalah air, lanjutnya, sangat penting karena air sangat dibutuhkan dan harus dijaga pengelolaannya di semua negara.
"Makanya jangan ganggu pelaksanaan WWF itu, kalau perlu kami akan kirim pasukan ke Bali untuk mengamankan KTYT," tegasnya.

Karena itu ia berharap masyarakat dan pemda lebih peduli pada pelestarian dan kualitas air, supaya tetap bersih dan terhindar dari pencemaran. "Agar mata air di daerah tetap terjaga dengan baik dan bersih, hindari penebangan liaryang berakibat lahan menjadi tandus dan kering," pungkasnya. ****

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved