Berita Bangkalan

Diprotes Jalan Rusak di Wisata Mbah Cholil, PJ Bupati : Pajak Gak Bayar, Jangan Asal Tutup Jalan!

Arief mengimbau warga taat kewajiban membayar pajak dan retribusi, masyarakat harus mengerti dalam menjaga kebersihan lingkungan

Penulis: Ahmad Faisol | Editor: Deddy Humana
surya/ahmad faisol (edo)
Pohon pisang lengkap dengan tongkol dan buahnya ditancapkan warga di tengah jalan Desa Martajasah, Kota Bangkalan, Minggu (12/5/2024). Tampak tiga unit bus wisata menepi dan para wisatawan memilih berjalan kaki menuju kawasan Wisata Religi Pesarean Syaichona Cholil. 

SURYA.CO.ID, BANGKALAN – Jalan rusak tetap jadi topik panas di Kabupaten Bangkalan, di mana pun. Termasuk di jalan menuju kawasan Wisata Religi Pesarean Syaichona Cholil, di Desa Martajasah, Kota Bangkalan yang kerusakannya begitu mengharukan, sampai-sampai bisa ditanami pohon pisang.

Memang tidak mungkin pisang bisa tumbuh di jalan beraspal, karena pohon itu sengaja dipasang oleh warga Bangkalan yang jengkel. Emak-emak di sana yang konon menancapkan pohon pisang itu lengkap dengan jantung pisang dan buahnya, Minggu (12/5/2024).

Pada pelepah pisang, mereka juga menggantung papan lengkap dengan tulisan bernada sindiran, ‘Alhamdulillah Pohon Pisang Saya sudah Besar’.

Penanaman pohon pisang tepat di tengah jalan itu memaksa tiga buah bus pariwisata untuk menepi karena tidak bisa melintas. Para penumpang memilih berjalan kaki sejauh sekitar 100 meter menuju wisata religi.

“Karena sudah terlalu banyak korban karena kondisi jalan seperti ini. Semoga ke depannya lebih cepat diperhatikan karena kondisi jalan rusak parah,” jelas Sombi Udayana, warga setempat kepada SURYA.

Menurutnya, akses jalan merupakan fasilitas umum yang semestinya harus lebih diutamakan oleh pemerintah sebagai penunjang aktifitas ekonomi masyarakat.

“Ini belum ada tindak lanjut, sudah banyak korban jatuh hingga terluka. Terutama anak kecil, pelajar, terakhir ibu-ibu yang hendak berbelanja ke pasar,” pungkas Sombi.

Hal senada diungkapkan, Sohib. Keputusan warga menancapkan pohon pisang sebagai bentuk protes karena kerusakan jalan poros sudah berjalan sekitar satu tahun. Namun kondisinya semakin parah sejak tiga bulan terakhir.

“Jarak ke pusat pemerintahan kota (Bangkalan) sekitar 2,5 KM saja. Kami prihatin karena titik kerusakan dekat dengan wisata religi yang mungkin merupakan salah satu income warga, penyumbang PAD Bangkalan. Tetapi kita lihat bersama, kondisi jalan sangat memprihatinkan,” tegas Sohib.

Sepekan sebelumnya, lanjut Sohib, rombongan kerja dari Jakarta kaget dan heran atas kondisi kerusakan jalan saat berkunjung dan menyempatkan diri berziarah ke Pesarean Syaichona Cholil.

“Kami ikut malu karena bagaimanapun juga spot-spot wisata adalah etalase sebuah kota. Kata teman dari Jakarta, di manapun yang namanya lokasi wisata religi jalannya tidak ada yang tidak indah, semuanya diprioritaskan. Kami di Martajasah ini bukan mau diprioritaskan, tetapi dibuat layaklah,” pungkas Sohib.

Ini kembali menjadi tamparan buat Pemkab Bangkalan yang terkesan pelit keluar duit untuk perbaikan jalan.

Tetapi PJ Bupati Bangkalan, Arief M Edie malah meminta masyarakat ikut memahami kondisi keuangan daerah sehingga tidak terlalu ekspresif dalam meluapkan protes atas kondisi kerusakan jalan.

“Kalau komplain-komplain tetapi tidak ngerti kondisi pemda, pajak gak pernah bayar, sampah juga berantakan. Mari sama-sama berbenah, jangan asal nutup jalan, kita juga bingung ngaturnya. PAD tidak ada, saya juga tidak membangun apa-apa,” kilah Arief kepada SURYA melalui sambungan selulernya.

Data yang dihimpun dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Pemkab Bangkalan, total penanganan jalan kabupaten tahun 2024 sebanyak 35 ruas dengan target capaian output sepanjang 40.650 KM.

Sumber: Surya
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved