Berita Viral

Niat Kirim Paket untuk Keluarga di Kampung, TKW Kecewa Barangnya Malah Hancur, Tuduh Oknum Bea Cukai

Curhat pilu TKW kirim paket untuk keluarganya di kampung barangnya malah rusak dan hilang. Tuduh perbuatan oknum bea cukai.

Freepik
ilustrasi paket. Niat Kirim Paket untuk Keluarga di Kampung, TKW Kecewa Barangnya Malah Hancur, Tuduh Oknum Bea Cukai. 

SURYA.co.id - Curhat pilu diungkapkan seorang Tenaga Kerja Wanita (TKW) yang hendak mengirim paket ke keluarganya di kampung.

TKW tersebut kaget dan kecewa karena barang kirimannya jadi hancur dan bahkan hilang sebagian.

Ia menuduh hal itu merupakan perbuatan oknum petugas bea cukai.

Dikutip dari Tik Tok @evyr2234, TKW itu mengaku tak menerima semua barang dalam paket yang ia kirimkan.

“Saya benar-benar kecewa, sakit, tolong viralkan orang-orang yang tidak tau susah TKW mencari rezeki di negara seberang,” tulisnya.

Baca juga: Cuma Kena Pajak Rp 51 Ribu untuk 4 Koper Berisi Tas Branded, Penumpang Malah Kaget Tak Percaya

“Saya hantar barang-barang di kampung karena saya mau menyenangkan keluarga saya. Tapi sudah dirusak semuanya dan sebagian barang-barang yang dikirim hilang dan dicurinya,” imbuhnya menerangkan.

“Saya hantar barang-barang ini sebesar 660 RM Malaysia, tapi kenapa petugas Bea Cukai menghancurkannya,” lanjutnya memberi keterangan.

TKW tersebut menceritakan bahwa paketnya berisi barang-barang senilai 660 RM Malaysia (sekitar Rp2,3 juta) telah dirusak dan sebagian barangnya hilang.

Diketahui, kinerja Bea Cuka baru-baru ini tengah jadi sorotan karena beberapa kasus barang luar negeri yang tertahan.

Besaran pajak yang diberikan ke barang-barang tersebut juga dinilai tak masuk akal.

Jauh sebelum kasus-kasus ini menggemparkan publik, kinerja bea cukai pernah membuat kecewa pakar ekonomi Rhenald Kasali.

Peristiwa ini ini terjadi semasa pandemi Covid-19 merebak di Indonesia. 

Baca juga: Nyaris Kena Pajak Gara-gara Parfum, Penumpang Malah Telfon Kekasihnya untuk Buktikan ke Bea Cukai

 Saat itu, Rhenald harus membeli obat dari luar negeri karena ketiadaan obat di dalam negeri.

Dan harganya sekitar Rp 11,7 juta.

"Salah satu pengalaman saya ketika di masa pandemi, saya terpaksa harus mendatangkan obat saya dari luar negeri karena di dalam negeri tidak tersedia. Dan saya membayar obat dengan sangat mahal, tapi demi kesehatan saya harus bayar," katanya dilansir dari kanal YouTube-nya.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved