Pembatalan Sepihak Tong-tong Fair di Belanda, Potensi Kerugian UMKM Asal Indonesia Lebih Rp 3 M

rencana Tong-tong Fair tahun ini seharusnya akan digelar di Maliveld – Den Haag, pada 24 Mei – 2 Juni 2024.

Editor: Wiwit Purwanto
Istimewa
Gelaran Tong Tong Fair batal sepihak, mengejutkan sejumlah peserta asal Indonesia yang rata-rata merupakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) 

 “Bukan hanya beberapa ratus euro, tapi ribuan euro (kerugiannya). Parahnya tidak ada penjelasan lebih lanjut terkait pengembalian uang yang telah dibayarkan”, ujar Rendy, salahsatu peserta Tong-tong Fair di media Belanda.

“Kami telah berada di sana (Tong-tong Fair) selama 25 tahun. Kami telah membayar tagihan sekitar 30.000 euro dan semua belanjaan bahan untuk persiapan kami,” kata Billy dari restoran Indonesia Sarinande dari Den Haag.

Peserta diaspora Indonesia di Belanda lainnya, Luc Leihitu, juga menyampaikan hal serupa.

“Kami mentransfer semuanya tiga hari lalu”. Katanya.

Rekannya di Waroeng Padang Lapet pun punya cerita sama.

“Ini sangat sulit”, ujar Rendy dari Bamboehut yang juga memikirkan peserta UMKM asal Indonesia yang telah membeli barang dan mempersiapkannya khusus untuk mengikuti Pameran Tong-tong Fair di Belanda.

Dia tidak habis pikir terkait Keputusan penyelenggara yang dilakukan setelah mendapatkan pelunasan para peserta, dan tiba-tiba mengambil Keputusan pembatalan 21 hari sebelum pembukaan.

“Harusnya kalo memang tidak mampu menyelenggarakan festival ini ya jangan meminta pembayaran dari peserta. Kasihan kami dari Indonesia ini kan rata-rata pengusaha kecil dan pengusaha pemula yang memang ingin mencoba berusaha di negeri orang”, ujar Nugroho Agung.

Kejadian seperti ini tentu akan menjadi contoh buruk bagi kerjasama UMKM Indonesia dan Belanda ke depannya.

 “Wajar beberapa di antara dari kami merasa tertipu. Ini kan memperburuk citra hubungan baik antara ekosistem UMKM Indonesia dengan Belanda. Bahkan lebih jauh lagi, hal ini tentu dapat berpotensi hilangnya tradisi baik lintas sosial dan budaya antara Indonesia dan Belanda yang selama ini terjalin melalui Tong-tong Fair pada tiap tahunnya”, tambah Nugroho Agung.

Ia berharap pemerintah melalui Kementerian dan KBRI di Den Haag dapat membantu UMKM asal Indonesia yang berpotensi mengalami kerugian yang cukup besar.

Banyak yang menggantungkan nasibnya di pameran ini. Pengembalian uang dan pengambilalihan event serupa bekerjasama dengan pemerintah kota setempat mungkin dapat mengurangi beban kerugian tersebut.

“Ajang ini sebenarnya cukup potensial bagi Indonesia untuk mendorong kemajuan perkembangan UMKM Indonesia dengan produk asli Indonesia, termasuk merawat berbagai warisan tradisi Indonesia bagi diaspora Indonesia di Belanda, serta memperkenalkannya kepada Masyarakat Belanda”, pungkas Nugroho Agung.

“Tong-tong Fair” merupakan salahsatu festival tertua budaya Indo (Eropa-Indonesia) yang diadakan setiap tahun di Belanda.

Pada tahun 2009, nama Festival Tong-tong yang telah didirkan dari tahun 1959 berubah menjadi “Tong Tong Fair”. Acara tahunan ini secara konsisten berhasil menarik lebih dari 100.000 pengunjung sejak tahun 1993.

Festival tersebut juga sempat mendapat perhatian dari Menteri BUMN Erick Thohir dan Duta besar Indonesia di Belanda Mayerfas saat kunjungannya ke Tong-tong Fair tahun 2022, dan kantor BNI di Amsterdam yang diharapkan dapat membantu usaha restoran 420 diaspora Indonesia di Belanda.

 

 

 

Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved