Berita Kota Surabaya

WASPADA Berwisata Murah Lewat Jasa Open Trip, Agen di Surabaya Dilaporkan Atas Dugaan Penipuan

sebanyak 169 pendaftar bernasib seperti dirinya. Kalau ditotal nominal yang sudah masuk ke pemilik LT&T sekitar Rp 120 juta.

Penulis: Tony Hermawan | Editor: Deddy Humana
surya/tony hermawan
Aprodita Eka, salah seorang warga Surabaya yang tertipu agen tour and travel, Ia menunjukkan surat laporan ke polisi. 

SURYA.CO.ID, KOTA SURABAYA - Kesenangan orang berlibur atau pelesiran seperti tidak pernah surut seiring waktu, apalagi sekarang bisa mencari apa pun di media sosial (medsos).

Bagi yang ingn berlibur, cukup buka medsos untuk mencari jasa open trip. Di InstaGram misalnya, ada ditemukan banyak paket pelisiran dengan berbagai harga dengan tujuan wisata domestik hingga mancanegara.

Open trip ini tidak berbeda dengan paket-paket tur wisata rombongan yang ada sebelum era medsos. Mulai dari jadwal keberangkatan, tujuan destinasi wisata, hingga kepulangan sudah diatur oleh agen. Nah, pecinta pelisiran tinggal membayar biayanya.

Karena itulah peminat open trip ini tidak sedikit. Terlebih lagi, sering kali jasa open trip menawarkan tiket jackpot (harga di bawah rata-rata).

Bayu Prasetyo misalnya. Karyawan pabrik ini sering menggunakan jasa open trip untuk melepas penat dari aktivitas pekerjaan. Lelaki usia 27 tahun itu mempercayakan rute jalan-jalan open trip, bonusnya bisa mendapat kenalan baru.

"Kalau open trip itu berangkat ramai-ramai sama orang baru, yang semula gak kenal jadi kenal. Cuma ya gitu perjalanannya gak bisa private. Ke destinasi wisata tidak bisa bisa lama-lama karena kan jadwal sudah diatur. Kalau tarif ya lebih murah, contoh dari Surabaya keliling Yogyakarta sekitar 3 hari 2 malam paling hanya Rp 700.000," kata Bayu kepada SURYA.

Namun, berwisata dengan paket open trip murah nyatanya tidak selalu berakhir dengan senyuman. Belum lama ini, ada kasus di Surabaya di mana ratusan orang merasa tertipu jasa open trip bernama LT&T. Para pendaftar sudah membayar lunas, namun tidak ada kepastian kapan akan diberangkatkan.

Pengalaman itu dirasakan Afilah yang seharusnya pada akhir Desember 2023 lalu bisa menikmati liburan akhir tahun di Lombok, Nusa Tenggara Barat dan Pulau Bali. Namun liburan yang sudah direncanakan tidak berakhir manis karena hingga akhir April 2024 tidak kunjung pergi.

"Saya ikut open trip pakai jasa LT&T dengan harga Rp 1 jutaan, dan sudah bayar lunas. Bisa batal, karena mendekati hari keberangkatan ternyata pemilik usaha itu menjelaskan kalau rekanan bisnisnya belum bisa menyediakan bus karena peserta open trip belum memenuhi kuota. Sekarang muncul kabar kalau pemilik LT&T dilaporkan ke Polrestabes Surabaya," ungkap Afilah.

Setelah ditelusuri, ternyata pemilik LT&T dilaporkan ke polisi para pelanggannya. Aprodita Eka, satu dari pelanggan merasakan indikasi penipuan setelah agenda liburan ke Lombok akhir Desember 2023 lalu dibatalkan mendadak.

Ia menyebut ada sebanyak 169 pendaftar bernasib seperti dirinya. Kalau ditotal nominal yang sudah masuk ke pemilik LT&T sekitar Rp 120 juta.

"Sebenarnya saya sudah meminta uang dikembalikan saja. Tetapi sampai tiga kali ditagih hanya janji-janji, akhirnya dengan terpaksa saya melaporkan pemilik LT&T bernama VR," ucapnya.

Sedangkan VR yang dikonfirmasi tidak menampik bahwa di usahanya sedang dilanda masalah. Ia mengaku kaget setelah tahu masalah itu hingga dilaporkan ke polisi.

Pria yang disapa Rama itu menjelaskan, awal mula problem ketika salah satu rekan bisnisnya di Bali mendapat masalah. Dampaknya berimbas sepinya jasa tour dan travel miliknya sejak Desember 2023 lalu.

Ia mengaku masih berupaya mencarikan dana untuk mengganti kerugian para korban. "Saya berencana mengakukan KUR. Hanya saja, sekarang cari peminjaman KUR dan untuk yang dijaminkan,” terangya. *****

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved