Berita Viral

Kisah Lengkap Mbok Yem Legenda Gunung Lawu yang Akhirnya Turun untuk Lebaran, Saat Kebakaran Menolak

Mbok Yem, pemilik warung di Gunung Lawu yang legendaris akhirnya turun GUnung untuk merayakan LEbaran di kampungnya. Begini kisah uniknya! 

|
Penulis: Febrianto Ramadani | Editor: Musahadah
kolase surya/febrianto/istimewa
Mbok Yem. legenda Gunung Lawu yang akhirnya turun gunung dengan ditandu karena mau lebaran di kampungnya. 

Ia dibantu kerabatnya yang mengantarkan barang sampai ke puncak. 

"Untuk stok dagangan, saya juga dibantu orang lain. Jadi, ada orang yang antar barang ke sini tiga kali dalam seminggu," ujarnya dikutip dari Kompas.com.

Menurut Mbok Yem, momen 17 Agustus dan bulan Suro menjadi waktu Gunung Lawu dipadati pendaki.

Saat itulah warungnya kebanjiran pembeli.

Wanita yang sudah menginjak usia kepala enam ini hanya turun gunung sewaktu Lebaran.

"Yah, sekali setahun aja pulangnya. Waktu Lebaran," ucapnya.

Video Mbok Yem turun Gunung Lawu ditandu viral di media sosial.

Di usianya yang kini telah lanjut, Mbok Yem harus menggunakan alat bantu untuk naik dan turun gunung.

Biasanya, dia menggunakan tandu.

“Sudah tua ya sekarang ditandu. Sudah tidak kuat seperti muda dulu. Dulu naik turun gunung menggendong barang,” ungkapnya, dilansir dari pemberitaan Kompas.com.

Video detik-detik Mbok Yem ditandu sempat viral di media sosial. Ini terjadi saat Idul Fitri 2022 lalu.

Keponakan Mbok Yem, Saiful Gimbal, menerangkan, Mbok Yem selalu turun gunung untuk merayakan Lebaran bersama keluarga besarnya di Desa Gonggang, Kecamatan Poncol, Kabupaten Magetan, Jawa Timur.

"Anak Mbok Yem itu lima. Setiap tahun pasti turun gunung untuk Lebaran. Tahun kemarin habis shalat Id langsung Lebaran ke rumah anaknya yang kedua di Solo," tuturnya.

Sebelum menaiki tandu, Mbok Yem terlebih dulu digendong oleh anaknya bila sudah tidak kuat mendaki.

“Biasanya kalau sudah di atas pos 2 dari Pos Cemoro Sewu, Mbok Yem akan digendong atau dituntun untuk naik,” terang Saiful.

Bagi Mbok Yem, alasan terpentingnya masih berjualan di Gunung Lawu adalah untuk menolong sesama.

"Saya senang bisa menolong orang yang membutuhkan di sana. Mereka tidak perlu repot dan khawatir soal makan dan minum saat berada di Puncak Lawu,” jelasnya, dikutip dari pemberitaan Kompas.com.

Walau sempat diminta anak dan cucunya untuk beristirahat di rumah, ia mengaku bakal tetap berjualan di Gunung Lawu.

Pasalnya, selain dapat membantu pendaki, Mbok Yem mengaku bisa menemukan kedamaian di Gunung Lawu.

“Pokoknya di sana itu ingatan kita hanya kepada Yang Maha Kuasa saja. Saya tidak mikir yang lain,” tuturnya.

Meski tampak sederhana, tetapi warung Mbok Yem menyimpan kenangan bagi orang-orang yang pernah mendaki Gunung Lawu.

Salah satu menu yang dirindukan adalah nasi pecel. Empat kali mendaki Gunung Lawu, Danang Yuniantoro mengaku kangen dengan nasi pecel Mbok Yem.

"Kangen. Kalau ke Lawu belum makan nasi pecelnya Mbok Yem, rasanya ada yang kurang," beber pria yang tinggal di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah (Jateng), kepada Kompas.com, Kamis (1/9/2022).

Serupa dengan Danang, Tri Arini Purwaningrum juga punya kenangan di warung Mbok Yem.

Perempuan yang berdomisili di Kota Solo, Jateng, ini bahkan pernah menginap di warung tersebut.

"Rindu nasi pecel Mbok Yem so much. Juga rindu hawa di Gunung Lawu," ujar Arini yang sudah enam kali menginjakkan kaki di Lawu.

Andri Prihatmono, warga Kabupaten Wonogiri, Jateng, juga mengaku kangen dengan suasana warung Mbok Yem.

"Pecel telur ceplok. Nasinya dingin, telurnya panas, sambel pecelnya nyos (pedas), plus teh panas. Tempenya juga gede-gede," ucap pria yang pernah lima kali ke Lawu ini.

Berbeda dari lainnya, Listiyo Budi Santoso mengaku lebih menyenangi pisang goreng di warung Mbok Yem. "Pisang goreng hangat lebih cocok sama cuacanya. Kalau pecel, enggak masuk (sesuai). Mending mi rebus atau nasi goreng," ungkap pria yang tinggal di Kabupaten Sragen, Jateng, ini.

Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mengenal Mbok Yem, Pemilik Warung Legendaris di Puncak Gunung Lawu, Nasi Pecelnya Dirindukan Pendaki"

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved