Hikmah Ramadhan
Ramadhan dan Penguatan Ketahanan Keluarga di era Digital
Kedua pribadi berkompromi atas dasar cinta kasih membuat keduanya saling menerima dan menghormati kekurangan masing-masing.
Pola komunikasi yang kurang empatik dan respek akan menjadi bom waktu yang mengancam ketahanan keluarga. Bahkan persoalan sepele seperti kebiasaan menaruh handuk basah, rasa makanan, cara menata meja makan, memasak sayur, menu makanan hingga soal perbedaan kebiasaan sehari-hari, kerap menjadi biang masalah antara suami dan istri.
Ketidakcocokan kecil meluas manakala tindak tanduk salah satunya menjadi bahan gosip yang kemudian meluas hingga terdengar oleh banyak orang.
Masalah ini tidak saja rentan terjadi pada perkawinan antar ras atau suku, perkawinan dalam konteks budaya yang samapun tidak bebas dari masalah ini.
Pembenahan pola komunikasi antar pasangan bahkan penguatan ketahanan keluarga menemukan momentumnya di bulan Ramadhan. Banyak sekali hikmah Ramadhan yang dapat digapai oleh keluarga-keluarga Muslim Indonesia bahkan di seluruh dunia untuk mengokohkan relasi kasih sayang di dalamkeluarga.
Momentum Ramadhan dan Ketahanan Keluarga
Banyak ahli menyarankan agar komunikasi keluarga dibangun dengan cara menguatkann komitmen, kejujuran dan rasa saling menghargai, saling mengendalikan diri, dan sering meluangkan waktu untuk bersama.
Cinta dan kasih sayang harus dipupuk melalui kebersamaan yang indah dan komunikasi yang saling menghargai. Momen kecil makan bersama adalah kebiasan positif yang perlu dibiasakan. Begitu saran para ahli.
Maha Bijaksana Allah SWT yang menghadiahkan Ramadhan bagi umat Islam. Bulan yang penuh berkah ini memiliki banyak sekali keistimewaan yang dapat dimanfaatkan untuk penguatan ketahanan keluarga.
Keistimewaan tersebut berupa momentum puasa dan berbuka puasa bersama, sunnah shalat berjamaah, sholat tawarih dan tadarus Al-Quran, dan berbagi berkah melalui zakat mal dan zakat fitrah.
Banyak ulama menyebutkan bahwa secara harfiah dan hakiki, berpuasa sejatinya merupakan upaya melatih diri untuk mampu menahan berbagai nafsu dan keingingn diri yang berlebihan.
Puasa akan membentuk self control dan self acceptence yang baik dan teruji. Dua kemampuan ini diperlukan
untuk menghadapi godaan yang mengancam ketahanan keluarga. buah dari puasa akan membantu
pasangan suami istri untuk dapat mengendalikan diri dari perbuatan yang saling menyakiti pasangan.
Ramadhan akan melatih pasangan suami istri untuk terus meningkatkan kualitas komunikasi yang penuh kasih sayang karena masing-masing diuji melalui puasa untuk mampu mengendalikan diri.
Momen makan sahur dan berbuka bersama merupakan peluang wahana kasih sayang. Kesibukan kerja bahkan antar kota antar negara sering kali mengorbankan kebersamaan keluarga. Karena bagi orang sibuk, kebersamaan sering menjadi momen mahal yang jarang terjadi.
Makan sahur dan berbuka puasa merupakan momentum indah yang tidak boleh dilewatkan oleh setiap keluarga. demikian juga dengan shalat berjamaah, shalat tarawih bersama, akan menjadi kenangan tidak terlupakan bagi setiap keluarga.
Tadarus Al-Quran tidak kalah istimewa hikmahnya pada sebuah keluarga. Sebagaimana firman Allah SWT dalam Surah Al Isra ayat 82 yang artinya “Dan Kami turunkan dari Al-Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al-Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian. Maka keluarga yang membiasakan tilawah Al-Quran akan dilimpahi kasih sayang Allah SWT. Rumahnya penuh dengan rahmat dan keberkahan, karena cahaya Al Quran."
Keberkahan akan semakin bertambah jika sebuah keluarga berusaha membagi rizki pada orang lain, baik dalam bentuk makanan bagi orang yang berpuasa maupun zakat fitrah dan zakat mal bagi orang berhak menerima.
Zakat dan sodaqoh yang dibayarkan akan menjadi penolak bala dan bencana bagi keluarga tersebut, sekaligus menghadirkan rizki baru yang lebih baik. Ramadhan memang penuh berkah dan hikmah, termasuk untuk penguatan ketahanan keluarga. Prof Dr Hj Muslihati, S Ag, MPd (Guru Besar Bimbingan dan Konseling FIP Universitas Negeri Malang/Sekretaris Komisi Pemberdayaan Perempuan, Keluarga dan Remaja)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.