SURYA Kampus

Kisah Ardhana Christian Noventri Alumni S2 Unair, Dulu Putus Sekolah, Kini Lulus dengan IPK 3,95

Alumni S2 Universitas Airlangga (Unair) Surabaya lulus dengan IPK 3,95. Dulu sempat putus sekolah karena biaya. Ini kisahnya.

Penulis: Arum Puspita | Editor: Musahadah
Dok. Unair
Ardhana Christian Noventri 

SURYA.CO.ID - Kisah inspiratif datang dari alumni S2 Universitas Airlangga (Unair) Surabaya. Ia adalah Ardhana Christian Noventri.

Wanita yang akrab disapa Ventri ini berhasil menyelesaikan studi magister di Fakultas Hukum Unair dengan indeks prestasi kumulatif (IPK) nyaris sempurna, yakni 3,95. 

Untuk meraih hal tersebut, Ventri harus berjuang keras.

Ia sempat berpikir kuliah sambil bekerja untuk mengumpulkan uang demi membayar studinya.

Beruntung, orang tua dan kakak Ventri memberikan hadiah berupa biaya studi S2.  

"Rencana semula saya ingin full time bekerja dahulu sembari mengumpulkan biaya untuk studi lanjut, tetapi karena ada hadiah berupa biaya studi lanjut maka saya gunakan sebaik-baiknya," ucap Ventri dilansir dari laman Unair, Kaamis (4/4/2024).

Ventri mengatakan, kesempatan untuk mengenyam pendidikan adalah hal yang sangat berharga.

Sebab, Ventri sempat merasakan masa putus sekolah karena terkendala biaya. 

"Saya pernah merasakan putus sekolah karena dulu keluarga kami mengalami keterbatasan biaya."

"Di masa itu saya bilang ke Tuhan, kalau saya bisa kembali bersekolah maka saya janji akan bersekolah dengan sungguh-sungguh," ungkap Ventri.

Baca juga: Biodata Rieke Diah Pitaloka yang Desak Semua Terlibat Kasus Harvey Moeis Ditangkap, Kekayaan Rp 14 M

Semangat dan tekad besar Ventri sempat mendapat ujian oleh berbagai tantangan.

Dia menerangkan, manajemen waktu saat menempuh jenjang S2 adalah hal yang sangat penting. Sebab, dia harus bekerja dan berkuliah pada saat yang bersamaan.

"Manajemen waktu, bekerja dan bersekolah di saat yang bersamaan bukanlah hal yang mudah. Terkadang saya juga lalai mengatur waktu dengan baik, hingga pernah ada waktu saya mengerjakan take home UAS hingga pukul 03.00 WIB, lalu harus berangkat ke kantor pukul 06.00 WIB," jelas dia.

Namun Ventri menerangkan, kesalahan harus bisa dijadikan sebagai bagian dari pembelajaran, sesulit apapun rintangan pasti bisa dilalui jika dikerjakan dengan sungguh-sungguh.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved