Berita Bojonegoro

Petilasan Syekh Siti Jenar di Margomulyo Balen, Bukti Syiar Islam-Jawa di Bojonegoro

Hingga kini, petilasan Syekh Siti Jenar di Dusun Lemahbang, Desa Margomulyo,Kecamatan Balen, Bojonegoro, masih ramai dikunjungi masyarakat

Penulis: Yusab Alfa Ziqin | Editor: Cak Sur
SURYA.CO.ID/Yusab Alfa Ziqin
Petilasan Syekh Siti Jenar di Dusun Lemahbang, Desa Margomulyo, Kecamatan Balen, Bojonegoro, Senin (25/3/2024). 

SURYA.CO.ID, BOJONEGORO - Ulama yang dianggap kontroversial, Syekh Siti Jenar dipercaya pernah berkelana dan berdakwah di Kabupaten Bojonegoro.

Kepercayaan itu masih diamini sebagian masyarakat hingga kini. Terutama masyarakat Desa Margomulyo, Kecamatan Balen, Bojonegoro.

Salah satu hal yang menguatkan kepercayaan tersebut, yakni adanya petilasan Syekh Siti Jenar di Dusun Lemahbang, Desa Margomulyo.

Petilasan ulama yang masyhur membungkus ajaran Islam dengan ajaran serta filsafat Jawa itu berada di tengah persawahan.

Petilasan tersebut berbentuk joglo berukuran 4 x 6 meter. Di dalam joglo kecil itu, ada cungkup yang melindungi papan semadi Syekh Siti Jenar.

Hingga kini, petilasan ulama era Kesultanan Demak itu ramai dikunjungi masyarakat dari berbagai daerah untuk merapal doa serta ngalap berkah.

Sesepuh Desa Margomulyo Imam Panjalu mengatakan, cerita Syekh Siti Jenar di desanya dan mendakwahkan agama Islam-Jawa terkenal sejak dulu.

Para leluhur Desa Margomulyo persisnya, berkisah bahwa Syekh Siti Jenar mengajar ngaji dan memberi kaweruh teologi untuk masyarakat Kecamatan Balen.

"Salah satunya masyarakat di Desa Margomulyo. Tepatnya di Dusun Lemahbang ini," ujar Imam Panjalu, Senin (25/3/2024).

Dia meneruskan, nama Dusun Lemahbang yang ada di Desa Margomulyo dan menjadi tempat petilasan Syekh Siti Jenar, juga merupakan semiotika bahasa.

Nama Lemahbang berasal dari kata Lemah (Tanah), dalam bahasa Jawa disebut Siti. Sementara Bang (Abang) artinya Merah, dalam bahasa Jawa disebut Jenar.

"Jika digabung, Lemahbang juga bisa disebut Siti Jenar. Itulah hubungan Syekh Siti Jenar dengan Dusun Lemahbang ini. Sehingga ada petilasannya," tegas Imam.

Menurutnya, ajaran Islam-Jawa di Desa Margomulyo yang dibawa Syekh Siti Jenar tak padam sampai saat ini.

"Di petilasan Syekh Siti Jenar ini masih rutin diadakan sedekah bumi. Di mana kegiatan itu merupakan perpaduan antara ajaran Islam dan Jawa," imbuh Imam.

Untuk ritus keagamaan yang non komunal, lanjutnya, biasa dilakukan segelintir orang di petilasan Syekh Siti Jenar saban Jumat Pahing.

"Setiap Jumat Pahing, ada orang datang ke petilasan Syekh Siti Jenar ini. Baik warga sekitar atau orang luar kota. Membawa tumpeng panggang ayam," pungkas Imam.

Sumber: Bangka Pos
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved