Hikmah Ramadhan 2024

Puasa dan Kesalehan Sosial

Ramadhan identik dengan puasa dan aktivitas amaliah ibadah lainnya, mulai dari tadarus, wirid, tarawih, megengan, beramal

Editor: irwan sy
ist
Ketua MUI Jawa Timur, Prof Dr Drs Ali Maschan Moesa MSi. 

Maka untuk menciptakan hubungan sosial yang didasari dengan sense of social, maka perlu menciptakan lingkup sosial yang berkualitas dan tidak keluar dari rel nilai-nilai luhur agama.

Jika dikaji pada aspek keberagamaan pada level tasawwuf, maka ibadah sosial yang berkualitas, ideal, dan selaras dengan ajaran Nabi adalah dengan menjaga lisan, menata hati, berhubungan sosial diniatkan untuk ibadah dan selalu menerima apa yang telah ditetapkan Allah SWT semasa hidup di dunia.

Hingga pada akhirnya, aktivitas ini dikenal dengan tasawuf sosial, yaitu tetap mengamalkan amaliah-amaliah ibadah di tengah kehidupan dan tidak meninggalkan aspek hubungan sosial.

Dalam konteks Indonesia, salah satu Ulama NU yang mempopulerkan terma ini adalah almaghfurlah KH. Sahal Mahfudz.

Aspek kedua yaitu, puasa sebagai momentum untuk meningkatkan ketakwaan aspek spiritual.

Aspek ini tidak kalah penting untuk diimplementasikan dalam setiap detak detik waktu supaya terus tersambung kepada Allah SWT.

Selain dilipatgandakan pahala, diampuni dosa-dosa, dan mustajab ketika berdoa, output dari melakukan aktivitas puasa Ramadan diharapkan mampu meningkatkan kesalehan spiritual seorang muslim.

Sebagaimana dalamsalah satu ayat QS. Al-Dzariyat ayat 16-18: “orang yang bertakwa selalu berbuat kebaikan, sedikit sekali istirahatnya di malam hari lantaran sibuk mengingat Allah, dan pada waktu sahur memperbanyak istighfar”.

Dalam perspektif fadhilah bulan Ramadan, menghidupkan siang dan malam dengan mendekatkan diri kepada-Nya memiliki keutamaan sendiri.

Betapa banyak orang yang senantiasa melewatkan momentum penuh berkah Ramadan dan tidak memanfaatkannya untuk dzikrullah, tadarrus, atau bahkan beristighfar di waktu malam.

Mengasah kemampuan atau ketajaman spiritual adalah bekal perjalanan kehidupan menuju kehadirat Tuhan.

Maka terdapat ulama seperti Imam Ghazali dalam bahasan Tartib al-Aurad wa Tafshil Ihya’ al-Lail yang juga dituangkan dalam karya fenomenalnya Ihya ‘Ulumuddin, bahwa beliau menuliskan tips supaya menghidupkan malam ramadhan terutama di sepertiga malam.

Setidaknya terdapat dua aspek penting, yaitu persiapan jasmani dan rohani.

Persiapan jasmani meliputi:
1). Tidak banyak makan, namun memperbanyak minum air putih.

2) Tidak terlalu kelehanan di siang hari melakukan aktivitas yang berat.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved