Riwayat Toleransi Beragama Syekh Jumadil Kubro di Bojonegoro, Disebut Raffles dan Dikagumi Gus Dur
Syekh Jumadil Kubro datang ke Tanah Jawa dan melangsungkan dakwah agama Islam pada periode 1300-an atau abad 14, semasa Kerajaan Majapahit.
Penulis: Yusab Alfa Ziqin | Editor: Cak Sur
SURYA.CO.ID, BOJONEGORO - Syekh Jumadil Kubro datang ke Tanah Jawa dan melangsungkan dakwah agama Islam di wilayah setempat pada periode 1300-an atau abad 14, semasa Kerajaan Majapahit.
Tempat pertama yang dituju waliyullah itu Gunung Jali.
Kini, lokasi kerawuhannya yang perdana tersebut bernama Bukit Tebon, di Desa Tebon, Kecamatan Padangan, Kabupaten Bojonegoro.
Rupa geografis Bukit Tebon ini dataran tinggi, berada tepat di tepi Sungai Bengawan Solo yang menjadi demarkasi antara Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur dan Kabupaten Blora, Jawa Tengah.
Pustakawan Maktabah Fiddarinur, Ahmad Wahyu Rizki mengemukakan, ada beberapa literatur ilmiah jadi bukti bahwa Bukit Tebon merupakan tempat Syekh Jumadil Kubro dalam mendakwahkan Islam.
"Dua (bukti, red) literatur itu merupakan karya Thomas Raffles dan Gus Dur," ujar pria yang akrab disapa Rizki itu kepada SURYA.CO.ID, Sabtu (9/3/2024) siang.
Thomas Raffles, kata pria kelahiran 1989 ini, menulis Syekh Jumadil Kubro dengan kalimat: a devotee who had estabilished on Gunung Jali atau agamawan yang menetap di Gunung Jali.
"Thomas Raffles menerangkan keberadaan Syekh Jumadil Kubro di Gunung Jali dalam catatannya, yang kemudian menjadi buku History of Java pada 1817," imbuhnya.
Sementara Gus Dur, lanjut Rizki, menerangkan bahwa Syekh Jumadil Kubro merupakan agamawan pemula Islam di wilayah Jipang-Padangan yang termasuk Gunung Jali atau Bukit Tebon.
"Keterangan itu ditulis Gus Dur dalam catatannya yang menjadi buku The Passing Over pada 1998," jelas pria asal Kecamatan/Kabupaten Bojonegoro ini.
Berdasar dua keterangan itu, Rizki meneruskan, cukup sahih Syekh Jumadil Kubro merupakan waliyullah yang mula-mula menetap di Bukit Tebon dan berdakwah Islam di wilayah setempat.
"Namun, paling menarik dari Syekh Jumadil Kubro di Bukit Tebon adalah proses dakwahnya. Sebab beliau berdakwah Islam di pusat agama Hindu-Budha," imbuhnya.
Beberapa bukti bahwa seputaran Bukit Tebon adalah pusat peradaban Hindu-Budha, terang pria yang juga tenaga pendidik ini, diterangkan dalam tiga prasasti yang berbeda.
Ketiga prasasti itu adalah Prasasti Pucangan (1041) ditulis era Kahuripan, Prasasti Maribong (1248) ditulis era Singasari dan Prasasti Canggu (1358) ditulis era Majapahit.
"Dalam dakwahnya di pusat agama Hindu-Budha di Bukit Tebon dan sekitarnya itu, Syekh Jumadil Kubro berhasil. Masyarakat dan agamawan Hindu-Budha setempat memeluk Islam," terangnya.
Syekh Jumadil Kubro
Bukit Tebon
Kecamatan Padangan
Bojonegoro
Thomas Raffles
Gus Dur
Ahmad Wahyu Rizki
Tulusno Budi Santoso
dakwah agama Islam
Mesigit Tebon
Ratusan Santri Berhamburan, Kebakaran Mendadak Terjadi di Lantai 2 Ponpes At Tanwir Bojonegoro |
![]() |
---|
Ibu Guru di Bojonegoro Meninggal Dunia Saat Ikuti Jalan Merdeka, Tiba-tiba Jatuh Saat Akan Start |
![]() |
---|
Bea Cukai Bojonegoro Musnahkan 8,51 Juta Batang Rokok Ilegal, Potensi Kerugian Senilai Rp12,6 Miliar |
![]() |
---|
Bukti Keseriusan Pemkab Bojonegoro Renovasi Stadion Letjen H Soedirman Berstandar Internasional |
![]() |
---|
5 Perangkat Desa di Bojonegoro Diperiksa Kejari Terkait Pengelolaan TKD, Kepala Desa Beralasan Sakit |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.