Berita Bojonegoro

Polisi Sisir Potensi Mafia Penimbun Beras di Bojonegoro, Ini Hasilnya

Akibat mahalnya harga beras, Polres Bojonegoro juga mencari informasi terkait tindak penimbunan beras yang mungkin terjadi

Penulis: Yusab Alfa Ziqin | Editor: Cak Sur
Istimewa/Polres Bojonegoro
Kapolsek Gayam Polres Bojonegoro Moch Safi'i saat mengecek harga dan ketersediaan beras di Pasar Gayam, beberapa hari lalu. 

SURYA.CO.ID, BOJONEGORO - Mahalnya harga beras dan langkanya komoditas itu di Kabupaten Bojonegoro, beberapa waktu belakangan menjadi atensi semua pihak. Termasuk kepolisian.

Kabag Ops Polres Bojonegoro Kompol Budi Santoso mengatakan, selama beberapa waktu terakhir pihaknya gencar turun ke masyarakat dan pasar-pasar untuk mengecek ketersediaan beras.

"Selain itu, kami (Polres Bojonegoro, red) juga mencari informasi terkait tindak penimbunan beras yang mungkin terjadi," ujar Kompol Budi Santoso kepada SURYA.CO.ID, Senin (26/2/2024).

Namun, lanjut Kompol Budi, sejauh ini tindakan lancung menimbun beras tersebut belum dideteksi atau ditemukan oleh pihaknya. Alias, sementara ini masih aman.

Terkait wilayah Kabupaten Bojonegoro bagian mana memiliki potensi terjadinya penimbunan beras, polisi dengan satu melati emas di pundak ini mengatakan, 'peta' tersebut masih didalami.

Untuk diketahui, beras di Kabupaten Bojonegoro masih stabil di harga tinggi sejak beberapa pekan terakhir.

Di Pasar Kota Bojonegoro, harga beras kualitas rendah dibanderol Rp 14.000 per kilogram (Kg).

Sementara, harga beras medium Rp 16.000 per kg dan beras premium Rp 18.000 per kg.

Selain mahal, komoditas beras di pasaran juga tak melimpah. Hanya beras premium yang selalu tersedia banyak.

Kepala Bidang Ketahanan Pangan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Bojonegoro Moch Rudianto tak menampik kondisi tersebut.

Menurutnya, beras baru akan melimpah pada Maret 2024.

"Pada Maret 2024 itu, petani Bojonegoro memasuki panen raya. Proyeksinya menghasilkan beras sampai 83.000 ton dari 22.000 hektare lahan sawah yang dipanen," jelas Rudi, sapaanya.

Namun, kendati beras bakal melimpah pada Maret 2024 itu, lanjut dia, harga beras di pasaran belum tentu turun.

Sebab, pada Maret 2024 tersebut, kebetulan memasuki bulan Ramadan.

"Di mana pada bulan Ramadan, acap kali harga sembako mengalami kenaikan," pungkas pejabat yang berkantor di Jalan Ahmad Yani, Desa Tikusan, Kecamatan Kapas, Kabupaten Bojonegoro ini.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved