Berita Viral

Sosok Ayah yang Rela Donorkan Ginjal ke Putrinya di Surabaya, Sebut Masa Depan Anaknya Masih Panjang

Inilah sosok Agus Laondeng Arifin (45), ayah yang rela mendonorkan salah satu ginjalnya untuk sang putri, Gayu Laondeng Putri. 

Penulis: Nuraini Faiq | Editor: Musahadah
kolase surya/nuraini faiq/istimewa
Pamuji Rahayu menunjukkan foto suami dan anaknya yang akan melakukan operasi donor dan transplantasi ginjal di RSPAL dr Ramelan, Surabaya. Foto kanan: ilustrasi ginjal. 

SURYA.co.id - Inilah sosok Agus Laondeng Arifin (45), ayah yang rela mendonorkan salah satu ginjalnya untuk sang putri, Gayu Laondeng Putri. 

Agus Laondeng Arifin merelakan salah satu ginjalnya diambil setelah sang putri divonis gagal ginjal stadium lanjut. 

Kondisi Gayu Laondeng Putri sudah melemah dan harus dua kali seminggu cuci darah.

Terakhir mahasiswi Sastra Inggris di sebuah kampus di Surabaya ini sampai tidak bisa kencing.

Arifin menjalani operasi di Rumah Sakit Pusat Angkatan Laut (RSPAL) dr Ramelan Surabaya untuk diambil salah satu ginjalnya pada Selasa (20/2/2024).

Baca juga: Nasib Pilu Erfin, Caleg yang Viral Mau Jual Ginjal: Sudah Habis Rp 100 Juta, Suaranya Cuma 43

Ini kali pertama RS milik TNI AL ini melakukan transplantasi ginjal.

Selanjutnya ginjal milik Arifin itu akan dicangkok di putri pertama kesayangannya itu.

Kepala RSPAL dr Ramelan Surabaya Laksamana Pertama TNI dr Sujoko  menuturkan bahwa ginjal ayah Gayu akan dipasang di selakangan putrinya.

"Jadi ginjal yang rusak tidak diambil. Kami pasang ginjal ketiga milik orangtuanya," kata Sujoko, Selasa (20/2/2024).

Untuk operasi cangkok ginjal, RSPAL bekerja sama dan berkolaborasi dengan RS Karyadi Semarang.

RS milik pemerintah di Semarang Jateng itu sebagian pengampu RSPAL dalam transplantasi ginjal.

RS ini tercatat sudah 52 kali sukses melakukan transplantasi ginjal. Jadi risikonya lebih kecil.

Lalu, siapa sebenarnya Agus Laondeng Arifin

Agus Laondengan Arifin saat ini tinggal bersama keluarganya di Medokan Ayu, Rungkut, Surabaya.

Setiap hari dia bekerja di perusahaan ekspedisi di Perak Surabaya. 

Sementara istrinya, Pamuji Rahayu bekerja di Lab Kesehatan sebuah RS swasta.

Saat ditemui surya.co.id, Pamuji Rahayu mengaku siap lahir batin untuk berikhtiar mengembalikan kondisi ginjal putrinya.

Keluarga yakin dengan pilihan terbaik dengan melakukan cangkok ginjal di RSPAL.

"Mohon doanya semoga suami dan puteri saya diparingi lancar operasinya. Diparingi sehat. Ayahnya Gayu ini memang luar biasa. Diakui keluarga memutuskan biar ginjalnya diambil untuk Gayu yang masa depannya masih panjang," ungkap Pamuji, saat ditemui di RSPAL.

Pamuji tampak tak kuat saat mengisahkan penderitaan sang putri menderita gagal ginjal.

Dikatakan, awalnya Gayu mengalami penurunan kesehatan yang makin hari membuat tubuhnya makin melemah.

Tubuhnya yang menguning dikira menderita hepatitis.

Namun ternyaya dia divonis gagal  ginjal pada 2022.

Setelah itu, kondisi makin melemah dan dia harus rutin cuci darah seminggu dua kali.

Dia cuci darah di RSPAL dengan fasilitas BPJS kesehatan.

Hingga pada November 2023, RSPAL menyarankan untuk dilakukan transplantasi ginjal.

Selain Gayu ada empat pasien lain. Namun setelah dilakukan visitasi dan advokasi menyeluruh, keluarga Gayu yang siap.

"Mohon dukungannya. Saya menyesal tidak sejak dini mendeteksi puteri kami. Saya berpesan kepada siapa pun untuk sekali setahun cek tubuh menyeluruh meski tidak ada keluhan. Biar tidak sampai akut," ucap Pamuji lirih.

Pamuji menyesal karena dia selama ini bekerja di Lab Kesehatan sebuah RS swasta. 

Apa itu Transplantasi Ginjal?

Dikutip dari kompas.com, dalam webinar bersama Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), Rabu (26/7/2023), Dr. dr. Maruhum Bonar Hasiholan Marbun, Sp.PD, KGH, Ketua Perhimpunan Transplantasi Indonesia, menjelaskan tentang transplantasi ginjal.

Menurutnya, ada beberapa terapi pengganti ginjal, yakni hemodialisis (HD), continuous ambulatory peritoneal dialysis (CAPD), dan transplantasi ginjal.

Melansir National Kidney Foundation, transplantasi ginjal adalah terapi dengan menempatkan ginjal yang sehat di dalam tubuh untuk menjalankan fungsi yang tidak dapat dilakukan oleh ginjal yang rusak.

Oleh sebab itu, menurut dr. Maruhum, transplantasi ginjal merupakan terapi yang ideal karena fungsi ginjal yang rusak digantikan oleh ginjal yang disumbangkan.

Meski mendapatkan ginjal yang sehat dari donor, ginjal yang sudah tidak berfungsi pada pasien gagal ginjal tidak dibuang.

Ginjal lama akan dibuang jika menimbulkan infeksi berulang, kanker ginjal, atau ginjal polikistik yang besar hingga menimbulkan tekanan pada organ lain.

Manfaat dan risiko transplantasi ginjal

Ada beberapa manfaat dan risiko dari terapi transplantasi ginjal.

Berdasarkan pemaparan dr. Maruhum, berikut adalah keuntungan transplantasi ginjal:

  • Peningkatan usia dan kualitas hidup
  • Hemat waktu
  • Bebas rekreasi
  • Makan dan minum lebih bebas
  • Memperbaiki kesuburan, khususnya perempuan

Sementara itu, berikut adalah kemungkinan risiko transplantasi ginjal:

  • Minum obat seumur hidup
  • Risiko infeksi
  • Penolakan/rejeksi ginjal
  • Kanker
  • Diabetes
  • Komplikasi operasi lainnya 

Siapa saja yang boleh menjalani transplantasi ginjal?

dr. Maruhum mengatakan, kandidat penerima transplantasi ginjal adalah pasien Penyakit Ginjal Tahap Akhir (PGTA), baik yang sudah atau belum menjalani dialisis.

Lebih lanjut, menurut National Health Service (NHS) Blood and Transplant, berikut adalah kriteria pasien yang dapat menjalani transplantasi ginjal:

  • Mengidap penyakit ginjal jangka panjang
  • Harus cukup sehat untuk menjalani operasi besar
  • Transplantasi harus memiliki peluang sukses yang besar
  • Harus dapat meminum obat-obatan harian yang dibutuhkan setelah transplantasi ginjal

Sebelum prosedur transplantasi, tim dokter dengan resipien akan berdiskusi untuk persiapan dan pemeriksaan menyeluruh untuk menentukan kesiapan, kesehatan, dan kecocokan dengan donor.

Siapa yang boleh menjadi donor ginjal?

dr. Maruhum menegaskan bahwa donor ginjal adalah orang sehat yang memberikan salah satu ginjalnya dengan sukarela, tanpa paksaan, dan tidak dibayar.

Selain itu, donor harus berusia 18-60 tahun dan dalam kondisi sehat jasmani, rohani, dan mental.

Ada beberapa kondisi medis yang dapat mencegah seseorang menjadi donor ginjal, seperti memiliki tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol, diabetes, kanker, HIV, hepatitis, atau infeksi akut.

Untuk memastikan kesiapan dan kesehatan donor. Tim dokter akan melakukan skrining donor yang mencakup:

  • Darah lengkap, golongan darah, cross match, dan rhesus
  • Tissue typing, HLA dengan 6 tipe
  • Fungsi ginjal
  • Fungsi hati
  • Infeksi virus
  • Rontgen/foto dada
  • Elektrokardiografi dan ekokardiografi
  • USG abdomen, BNO-IVP, dan CT Scan pembuluh darah ginjal
  • Penilaian psikiatri

Perawatan setelah transplantasi ginjal

dr. Maruhum menjelaskan bahwa setelah menjalani transplantasi ginjal, pasien masih harus mendapat perawatan di rumah sakit, umumnya selama 1 minggu, hingga kondisinya stabil.

Setelah itu, pasien harus kontrol ke dokter secara rutin untuk mengevaluasi kondisinya seiring waktu.

Pasien pun harus mengonsumsi obat imunosupresan, obat untuk menekan imunitas agar ginjal baru tidak diserang oleh sistem imun tubuh.

Obat ini dikonsumsi sebelum dan setelah transplantasi, yang kemudian dilanjutkan untuk seumur hidup.

Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Transplantasi Ginjal, Terapi Ideal untuk Ganti Ginjal yang Rusak"

>>>Ikuti Berita Lainnya di News Google SURYA.co.id

 

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved