Berita Jember
8.000 Ton Beras Impor Telah Didistribusikan di Kabupaten Jember, Ini Penjelasan Bulog
Ribuan ton beras dari luar negeri tersebut masuk di pasar Jember sejak Januari 2024, di tengah harga komiditas ini mengalami lonjakan yang signifikan
Penulis: Imam Nahwawi | Editor: Titis Jati Permata
SURYA.CO.ID, JEMBER - Bulog telah mendistribusikan 8.000 ton beras impor dari luar negeri, kepada masyarakat Kabupaten Jember, Jawa Timur.
Ribuan ton beras dari luar negeri tersebut masuk di pasar Jember sejak Januari 2024, di tengah harga komiditas ini mengalami lonjakan yang signifikan.
Kepada Bulog Jember, Muhammad Ade Saputra mengatakan ribuan beras impor itu, berasal dari Pakistan, Thailand dan juga Vietnam.
"Semua kami menerima jenis impor, yang sudah masuk saat ini, dan yang sudah digelontorkan untuk bantuan pangan, termasuk yang kami distribusikan (ke Agen) sebanyak 8000 ton," ujarnya, Selasa (20/2/2024).
Menurutnya, Bulog telah mendistribusikan beras tersebut dalam program Stabilitas Pasokan Harga Pangan (SPHP) ke Pasar Kabupaten Jember sebanyak 6000 ton, sejak Januari 2024.
"Untuk katagori beras premium, kami telah melakukan penjualan kepada para pengusaha pangan di Jember ini, sebanyak 2800 ton," kata Ade.
Sementara ketersediaan beras di Gudang Bulog Jember. Ade mengungkapkan ada sebanyak 2500 ton bahkan jumlah tersebut rencananya akan dilakukan penambahan.
"Untuk mencukupi masyarakat, saat hari besar nasional dan menghadapi bulan suci Ramadhan. Semua kami menerima jenis impor, dari Pakistan, Thailand dan juga Vietnam," katanya.
Ade menjelaskan gejolak harga komiditas pangan di pasaran saat ini. Karena pasokan bahan baku, khususnya beras premium itu berkurang sekarang.
"Ketersediaan bahan baku, untuk beras premium ini berkurang pasokannya terhadap para pelaku usaha pangan. Tentu kami, atas perintah presiden untuk menggelontorkan beras pengalihan, dari CPP (Cadangan Pangan Pemerintah) menjadi komersial premium untuk di jual belikan ke pasar dan retel modern di Kabupaten Jember," ucapnya.
Selain itu penyebab kenaikan harga komoditas ini, kata Ade, karena petani padi banyak yang belum panen. Sehingga berimbas pada ketersediaan beras di pasaran.
"Dan harga padi kering dari petani saat ini mencapai Rp 7.800 hingga Rp8.000. Hal itu menjadi pendukung kenaikan harga beras di tingkat pasaran," ucapnya.
Lebih lanjut, Ade mengungkapkan serapan padi lokal yang dilakukan Bulog Jember untuk sementara ini, masih berada di kawasan Bumi Pandalungan saja. Bahkan hal itu masih melakukan negosiasi harga beli.
"Makanya kami mengajak kepada seluruh, para penggilingan lokal agar tidak melakukan perang harga saat masa panen. Karena ketika penawaran terhadap petani tinggi, itu akan menjadi pemicu kenaikan harga beras. Maka dari itu, kita sama-sama untuk melakukan pembelian dengan harga yang wajar," ucapnya.
| Gagalkan Bentrokan di Jember, Polisi Amankan 3 Anggota Persilatan Membawa Senjata Tajam |
|
|---|
| Penyakit Mulut dan Kuku Kembali Serang Sapi di Jember, Pemkab Alokasikan Anggaran Vaksinasi |
|
|---|
| Baru Bebas Dari Penjara, Warga Surabaya Tepergok Bertransaksi 25 Gram Sabu di Jalanan Jember |
|
|---|
| Dalami Dugaan Korupsi DD di Desa Pedomasan, Satreskrim Polres Jember Masih Pelit Komentar |
|
|---|
| Gelapkan Dana Nasabah Rp 250 Juta, Oknum Pegawai Bank Negara di Jember Akhirnya Dipecat |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.