Berita Surabaya

Kak Seto Beri Inspirasi Bangun Keluarga Sehat : Mendidik Anak dengan Cinta

Mengawali keluarga sehat dengan bergerak atau olahraga, pengelolaan emosi, makan minum sehat, beribadah dan bahagia.

Penulis: Nur Ika Anisa | Editor: Titis Jati Permata
tribun jatim/nurika anisa
Kak Seto saat acara Vegan Festival Surabaya, Minggu (28/1/2024). 

SURYA.CO.ID, SURABAYA- Seto Mulyadi atau yang lebih akrab disapa Kak Seto, memberikan inspirasi terkait membangun keluarga sehat saat mengisi acara di Vegan Festival Surabaya, Minggu (28/1/2024).

Membangun keluarga sehat didasari dari kesehatan fisik, kesehatan mental, sosial dan budaya.

Mengawali keluarga sehat dengan bergerak atau olahraga, pengelolaan emosi, makan minum sehat, beribadah dan bahagia.

Dicontohkan Kak Seto, di usianya yang lebih dari 70 tahun tetap aktif bergerak.

Rutinitasnya berolahraga pagi disebutnya dapat mengolah fisik secara sehat, peregangan otot dan melancarkan darah.

Kak Seto juga membahas terkait pengelolaan emosi dengan cerdas, misalnya emosi orang tua terhadap anak.

Berbagai macam emosi tentunya memiliki dampak berbeda pada setiap anggota keluarga.

“Memang kadang kala kita emosi, emosi normal wajar tetapi emosi bisa dikelola dengan cerdas. Marah boleh, tapi marah cerdas tidak membentak, tidak menjewer, memukul apalagi menendang,” ungkap Kak Seto.

Menurutnya, pengungkapan emosi dengan cerdas harus disertai kebahagiaan, rasa syukur dan cinta.

Salah satunya mengawali dengan sadar cinta akan diri sendiri.

“Buang emosi agresifitas dengan cara positif, misalkan melukis itu bisa membuang emosi negatif,” ujar Guru Besar Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma tersebut.

Dalam pola asuh, Kak Seto memberikan penjelasan, cara didik dan lingkungan mempengaruhi tumbuh kembang anak.

“Masa awal anak lebih mudah diubah, dibanding memulai remaja dan sebagainya tetapi bukan berarti tidak bisa. Lingkungan kondusif itu yang membuat perubahan itu,” ungkapnya.

Beberapa hak anak disebutkan, yaitu hak hidup, hak tumbuh dan berkembang dalam mengembangkan potensi dan bakat, hak perlindungan dari eksploitasi, kekerasan dan sebagainya. Terakhir adalah hak didengar pendapatnya.

“Untuk bisa menghindari berbagai kesalahan, mohon diadakan tatap muka dengan putra putri tercinta, ngobrol asyik, misal setiap akhir minggu lesehan atau di sofa mendengar anak,” ungkapnya.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved