Berita Banyuwangi

Cerita Para Pahlawan Pembangun ‘Istana’ Bagi Keluarga

PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. melalui fitur “rumah murah” yang tertanam dalam aplikasi BTN Mobile juga turut memudahkannya

|
Penulis: Aflahul Abidin | Editor: Titis Jati Permata
surya.co.id/aflahul abidin
Oky Bayu Ananta menyiapkan dagangan cilok di depan rumahnya di Griya Pesona, Kelurahan Karangrejo, Kecamatan/Kabupaten Banyuwangi. 

Setelah adanya rumah baru itu, Oky meminta sang ayah, Budi Suroso (56), yang sebelumnya turut merantau agar pulang ke Banyuwangi. Kini sang ayah bekerja sebagai tukang las. Sementara ibu Oky mengurus rumah.

Hunian Oky berukuran 6 meter x 6 meter, ukuran standar rumah subsidi. Sisi depan berkelir biru. Bagian utama rumah terdiri dari empat bagian. Ruang utama, dua kamar tidur, dan satu kamar mandi.

Bangunan itu belum pernah dipugar sejak pertama kali dibangun oleh pengembang. Sang ayah memasang sendiri kanopi untuk peneduh teras.

Oky Bayu Ananta menyiapkan dagangan cilok di halaman rumahnya di Griya Pesona, Kelurahan Karangrejo, Kecamatan/Kabupaten Banyuwangi.
Oky Bayu Ananta menyiapkan dagangan cilok di halaman rumahnya di Griya Pesona, Kelurahan Karangrejo, Kecamatan/Kabupaten Banyuwangi. (surya.co.id/aflahul abidin)

Ruang utama berlantai keramik putih dengan beberapa sisi terlihat retak-retak.

Sisi paling belakang di luar bangunan utama dibangun dengan dinding papan. Alasnya lantai semen.

Ini adalah dapur tempat sang ibu memasak, sekaligus tempat Oky mengolah berbagai bahan menjadi cilok.

Sedikit perabot. Salah satunya sebuah televisi tabung 21 inchi yang menyala hampir sepanjang hari untuk memecah keheningan. Alat "perang" Oky, sepeda motor bebek dengan gerobak di dudukan belakang, terparkir di halaman.

"Alhamdulillah, di rumah ini, hidup saya dan keluarga selalu bahagia," kata Oky, berkali-kali mengucap syukur.

Tempat Tinggal Nyaman untuk Keluarga

SEKITAR 37 kilometer (km) dari rumah Oky, Anton Widodo (36) sibuk memangkas rambut pelanggannya di tempat usaha kontrakan. Lokasinya di Desa Kembiritan, Kecamatan Genteng.

Pelanggannya yang merupakan seorang pria meminta Anton untuk merapikan rambutnya.

Tempat usaha itu ukurannya memanjang. Lebarnya tak sampai 2 meter. Sementara panjangnya hampir 10 meter.

Beberapa jenis gunting, sisir, dan mesin cukur tertata rapi di meja depan cermin. Poster jadul bergambar aneka model rambut tertempel di dinding.

Foto-foto jadul itu mencerminkan usaha Anton yang sahaja. Jauh dari kesan modern selayaknya barbershop yang kini menjamur di perkotaan.

Pria paruh baya yang duduk di depan cermin adalah pelanggan terakhir Anton hari itu.

Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved