Berita Surabaya

GandengTangan Targetkan Penyaluran Modal Produktif Rp 55 Miliar untuk UMKM di Jatim

Penyedia layanan peer-to-peer lending, GandengTangan, konsisten memperluas kemitraan dengan BPR di berbagai daerah.

Penulis: Sri Handi Lestari | Editor: irwan sy
ist
COO GandengTangan Darul Syahdanul dan CEO GandengTangan Jezzie Setiawan (tengah) didampingi Direktur Utama Bank Jombang Afandi Nugroho dan Direktur Bisnis Dan Operasional Adam Joyo Pranoto saat melakukan kunjungan ke BPR Jombang. 

Sementara angka inklusi keuangan pada tahun 2022 sebesar 92,99 persen dan nasional hanya 85,10 persen.

Khusus di wilayah Jombang, pertumbuhan UMKM terus meningkat.

Sepanjang 2022, UMKM meningkat sebesar 42,13 persen yang didominasi oleh sektor perdagangan.

Sebagai pengelola dana desa, BPR Jombang berkomitmen terus memberi kemudahan layanan bagi pelaku usaha, termasuk dalam hal edukasi menggunakan platform digital.

Afandi Nugroho, Direktur Utama Bank Jombang, menambahkan, pertumbuhan pelaku usaha di Jawa Timur makin tahun makin meningkat, terlihat dari geliat mereka yang cukup agresif mendapatkan pendanaan.

"Saya melihat industri peer to peer lending telah menunjukkan peran yang besar di masyarakat dalam membantu pertumbuhan usahanya. Lewat berbagai layanan yang dimiliki BPR Jombang, Kami berhasil menyalurkan dana hingga Rp 750 miliar, salah satunya melalui P2P lending," tambah Afandi.

Dirinya melihat GandengTangan menjadi kolaborasi yang cukup menguntungkan dan akan tetap eksis bersama BPR Jombang.

Lewat mitigasi risiko yang dilakukan, GandengTangan mampu menjaga NPL 0, salah satunya melalui cara asuransi.

"Kami berharap GandengTangan bisa terus berinovasi dan beradaptasi pada berbagai hal, salah satunya mitigasi risiko yang terukur lewat berbagai cara baru untuk tetap menjaga hubungan baik bersama BPR Jombang," papar Afandi.

Selain dari Jombang, sebuah badan usaha yang berdomisili di Surabaya dan bergerak di bidang jual beli komoditas sumber daya alam, PT Bumi Kita Pertiwi, merasakan manfaat pendanaan yang dibantu GandengTangan bagi kelangsungan usahanya.

“Bergerak sejak 2012, tentu mengembangkan bisnis hasil bumi di Jatim tidak mudah karena tantangannya terletak dari kebutuhan modal yang tidak sedikit," kata Edwin Yanee, CEO PT Bumi Kita Pertiwi.

Sebagai kaum millennial, dia menyebut, kendala aset yang terbatas sulit menjadi jaminan untuk mendapatkan permodalan.

Di sini, peran P2P lending termasuk GandengTangan sangat membantu dalam pengembangan bisnisnya.

"Memasuki 2024 ini, kami ingin terus mengembangkan bisnis seperti penambahan sumber daya porang serta pengembangan kopra ke Indonesia Timur. Kami berharap bisa semakin melebarkan bisnis menjadi lebih luas”, jelas Edwin.

GandengTangan merupakan perusahaan peer-to-peer lending untuk mendukung pertumbuhan UMKM lewat pembiayaan yang mudah dan cepat.

Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved