PT Terminal Teluk Lamong Layani Transportasi Ekspor Pengangkutan Multimoda Perdana

PT Terminal Teluk Lamong (TTL) melayani pengangkutan ekspor multimoda perdana dengan rute Stasiun Semarang Tawang – TTL.

|
Penulis: Sri Handi Lestari | Editor: irwan sy
TTL
MULTIMODA PERDANA - Kegiatan bongkar muat kontainer di PT Terminal Teluk Lamong (TTL). TTL mencatat tonggak penting dalam upaya mendorong efisiensi rantai pasok nasional dengan melayani pengangkutan ekspor multimoda perdana. Pengiriman perdana ini dilakukan Kamis (23/10/2025) lalu, dengan rute Stasiun Semarang Tawang – TTL, sebagai bagian dari implementasi skema multimoda transportasi ekspor yang lebih efisien dan ramah lingkungan. 
Ringkasan Berita:
  • PT Terminal Teluk Lamong (TTL) laksanakan pengangkutan ekspor multimoda perdana rute Stasiun Semarang Tawang – TTL, Kamis (23/10/2025).
  • Proyek ini hasil kolaborasi PT Bintang Laut Platinum, KAI, TTL, OOCL, untuk ekspor produk Jateng via Surabaya.
  • Lebih efisien waktu, biaya, dan kelengkapan dokumen kepabeanan (single document), serta kurangi emisi dan beban jalan raya.
  • Bea keluar dan devisa tercatat kembali ke Semarang (daerah asal), dukung ekonomi lokal dan logistik terintegrasi.

SURYA.co.id | SURABAYA - PT Terminal Teluk Lamong (TTL) mencatat tonggak penting dalam upaya mendorong efisiensi rantai pasok nasional dengan melayani pengangkutan ekspor multimoda perdana.

Pengiriman perdana ini dilakukan Kamis (23/10/2025) lalu, dengan rute Stasiun Semarang Tawang – TTL, sebagai bagian dari implementasi skema multimoda transportasi ekspor yang lebih efisien dan ramah lingkungan.

Kegiatan ini merupakan hasil kolaborasi antara PT Bintang Laut Platinum selaku operator angkutan multimoda, PT Kereta Api Indonesia (KAI), PT TTL dan OOCL Shipping.

Komoditas yang diangkut merupakan produk industri asal Jawa Tengah dengan tujuan ekspor ke berbagai negara di Asia.

Melalui skema multimoda, muatan ekspor dari Stasiun Semarang Tawang diangkut menggunakan kereta api menuju Stasiun Surabaya Benteng, kemudian dilanjutkan dengan pengiriman via truk ke TTL untuk proses muat ekspor.

Seluruh dokumen kepabeanan ekspor (PEB, NPE, BL, dan Customs Manifest) telah diselesaikan di Kantor Pelayanan dan Pengawasan Bea dan Cukai (KPPBC) Tanjung Emas, dengan pengawasan KPPBC Tanjung Perak di Pelabuhan Surabaya Teluk Lamong.

Model ini terbukti lebih efisien dari sisi waktu, biaya, dan kelengkapan dokumen, dibandingkan mekanisme konvensional yang seluruhnya menggunakan truk dari Semarang ke Surabaya.

Selain itu, bea keluar dan devisa hasil ekspor tetap tercatat dan kembali ke daerah asal (Semarang), menjaga kontribusi ekonomi lokal.

Iko Sukma Handriadianto, Direktur Operasi PT Bintang Laut Platinum yang juga Wakil Ketua Umum Bidang Pengembangan Logistik dan Multimoda DPW ALFI Jawa Timur, menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang terlibat.

“Terima kasih kepada Tim KPPBC Tanjung Perak dan tim TTL atas dukungannya. Kegiatan perdana ini luar biasa, membuktikan Pelabuhan Surabaya berfungsi sebagai hub port internasional untuk integrasi transportasi single document antarwilayah dan antarnegara,” kata Iko, Selasa (28/10/2025).

Direktur Utama PT TTL, David Pandapotan Sirait, menegaskan bahwa skema multimoda memberikan manfaat besar bagi eksportir, terutama yang berlokasi jauh dari pelabuhan.

“Multimoda menjadi solusi logistik terintegrasi yang mampu menekan biaya, mempercepat waktu tempuh, dan memastikan kepatuhan terhadap ketentuan kepabeanan secara optimal,” jelas David.

Dampak positif lainnya adalah pengurangan beban lalu lintas jalan raya serta penurunan emisi kendaraan angkutan.

"Dengan memindahkan sebagian muatan ke moda kereta api, efisiensi logistik meningkat sekaligus memberikan kontribusi nyata terhadap keberlanjutan lingkungan,” pungkas David.

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved