Berita Lumajang

Kapulaga Lumajang, Rempah yang Laris Manis di Luar Negeri, Tiongkok Jadi Langganan

Baru saja, Mulyadi bersama kelompok tani Argomulyo berhasil mengekspor 17 ton kapulaga menuju negara Cina senilai Rp 1,2 miliar.

Penulis: Erwin Wicaksono | Editor: Titis Jati Permata
surya.co.id/erwin wicaksono
Mulyadi (50) petani kapulaga asal Desa Pagowan, Kecamatan Pasrujambe, Kabupaten Lumajang 

SURYA.CO.ID, LUMAJANG - Mulyadi (50) petani kapulaga asal Desa Pagowan, Kecamatan Pasrujambe, Kabupaten Lumajang kini memetik hasil jerih payahnya membudidayakan tanaman rempah-rempah.

Baru saja, Mulyadi bersama kelompok tani Argomulyo berhasil mengekspor 17 ton kapulaga menuju negara Cina alias Tiongkok senilai Rp 1,2 miliar.

Selama beberapa tahun terakhir, ritme permintaan kapulaga dari negeri di Asia Timur itu mengalami peningkatan. Apalagi semenjak pandemi Covid-19 serta setiap musim dingin.

"Sementara kebutuhan untuk memasok ke Cina sendiri masih butuh banyak sekali. Kapasitas panen kami maksimal ya 17 ton itu dari lahan sekitar 10 hektar. Kalau dihitung-hitung mereka (Cina) butuh 100 ton lebih. Karena di sana kapulaga itu laris, toko-toko banyak menjual kapulaga," ujar Mulyadi ketika ditemui di kediamannya pada Jumat (22/12/2023).

Kata Mulyadi, komoditi kapulaga lebih laku keras di luar negeri. Sedangkan permintaan dalam negeri justru tak melejit.

Di negeri Cina jenis kapulaga terbaik sangat laku untuk industri farmasi.

"Mungkin juga karena iklim ya. Di sana kan (Cina) ada musim dingin. Permintaan dalam negeri saja kami memasok ke rumah makan chinese food di kota besar itupun hanya 3 kwintal. Dan baru masok lagi 3 bulan selanjutnya," ungkapnya.

Sebelum akhirnya sukses berdagang kapulaga, Mulyadi bercerita dirinya telah mencoba menanam beberapa tanaman. Salah satunya adalah pohon sengon.

Dia melihat di sekitar pohon sengon masih terdapat tempat untuk dimanfaatkan. Akhirnya ia pun menanam kapulaga dengan sistem tumpang sari.

"Dulu kapulaga masih harganya murah dan saat ini sudah punya pasar tetap apalagi ke luar negeri ya alhamdulillah," kenangnya.

5 tahun terakhir, bisnis berdagang kapulaga yang dirintis Mulyadi berkembang.

Selanjutnya dirinya menghimpun sejumlah petani untuk menanam kapulaga dan berserikat dalam kelompok tani Argomulyo di Desa Pagowan, tempat tinggalnya.

"Lebih dari 100 petani kini sudah bergabung," katannya.

Alasan dirinya tetap konsisten menanam kapulaga lantaran tanaman rempah tersebut tidak membutuhkan perawatan yang sulit.

Berbekal pengetahuan dari pengalaman masa lalu, Mulyadi kini mengetahui kiat sukses menanam kapulaga.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved