Berita Surabaya

Gandeng Polbangtan Malang, Kampung Oase Songo Surabaya Buat Rumah Maggot dari Budidaya BSF

Wisata Edukasi Kampung Oase Songo Surabaya menggandeng Politeknik Pembangunan Pertanian Malang untuk membuat rumah maggot.

Penulis: Sulvi Sofiana | Editor: irwan sy
ist
Rumah Maggot di Kampung Oase Songo Surabaya dan aneka produknya hasil kerja sama dengan Polbangtan Malang. 

SURYA.co.id | SURABAYA - Kampung Wisata Edukasi Oase Songo yang berada di RT.09 RW.03, Kelurahan Simomulyo Baru, Kecamatan Sukomanunggal, Surabaya, menggandeng perguruan tinggi untuk membuat rumah maggot.

Rumah maggot ini merupakan lokasi budidaya Maggot Black Soldier Fly (BSF) yang akan menjadi destinasi wisata edukasi baru dalam Kampung Oase Songo.

Ketua Kampung Wisata Edukasi Oase Songo, Yaning Mustika Ningrum, mengungkapkan budidaya maggot menjadi hal yang sangat bermanfaat karena bisa membantu dalam mengelola sampah basah dan bisa memiliki nilai ekonomi.

"Saya ingin merubah pandangan warga bahwa dari sampah terbuang ternyata bisa menjadi daya. Utamanya yaitu pembersihan sampah organik sisa makanan yang selama ini tidak terpikirkan hanya kami buang, ternyata dari sampah itu kita bawa maggot," ungkapnya.

Untuk membuat rumah Maggot ini, Kampung Oase Songo melakukan penandatangan nota kesepahaman MoU antara Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Malang dan Kampung Oase Songo.

Yaning mengungkapkan dalam mengelola rumah Maggot ini, para ibu-ibu akan mengumpulkan sampah basah dari rumah dan menyetornya ke rumah maggot untuk dijadikan pakan.

Kemudian proses perawatan dan panen dilakukan warga yang tergabung menjadi tim rumah maggot.

Hingga saat ini, maggot yang dikelola warga ini telah melewati satu masa panen dan masih diperbanyak agar bisa memenuhi permintaan untuk pakan ternak.

"Budidaya maggot bisa jadi peluang usaha yang cukup menguntungkan dan menjanjikan serta bisa dijadikan sebagai industri masa depan di tengah kota dengan lahan sempit menjadi lahan produktif. Kami sudah ada yang akan menampung hasil panen nantinya," papar Yaning.

Adi Candra koordinator sekaligus pembina mentor eduwisata batch lima menambahkan Rumah Maggot berfungsi sebagai biokonversi sampah organik untuk penguatan ketahanan pangan dan eduwisata kampung berbasis pemberdayaan masyarakat.

Maggot yang digunakan adalah larva dari lalat Black Soldier Fly (BSF) atau lalat hitam yang memang banyak hidup di daerah tropis seperti Indonesia.

"Mereka (maggot BSF) suka makan sampah yang bau, atau sampah organik seperti limbah rumah tangga, entah itu makanan, sisa sayur. Itu merupakan ide awal pemanfaatan larva BSF," tuturnya.

Metode ini sekaligus bermanfaat sebagai penambah pemasukan warga kampung karena maggot bisa menghasilkan berbagai produk turunan yang bermanfaat dan menguntungkan.

"Produk turunan dari maggot ini banyak, pertama dry maggot (maggot kering) bisa untuk pakan ternak, bisa juga diolah menjadi tepung untuk campuran suplemen hewan peliharaan," ungkapnya.

Bahkan saat sudah mati dan menjadi kasgot atau bekas maggot, juga tetap bisa dimanfaatkan sebagai pupuk, karena kandungan proteinnya yang tinggi dan itu baik untuk tanaman.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved