Berita Ponorogo
Sosok Marjoko, Pemuda Ponorogo yang Ubah Mie Lidi Jadul Jadi Berbagai Rasa
Pemuda berusia 30 tahun ini memilih berinovasi membuat Mie lidi. Mie Lidi sendiri merupakan jajan jadul.
Penulis: Pramita Kusumaningrum | Editor: Titis Jati Permata
SURYA.CO.ID, PONOROGO - Berawal dari usaha Mie Setan yang terjatuh karena sudah tak diminati lagi, membuat Marjoko, pemuda di Ponorogo, memutar otak.
Pemuda berusia 30 tahun ini memilih berinovasi membuat Mie lidi. Mie Lidi sendiri merupakan jajan jadul.
Namun, di tangan warga Kelurahan Tambakbayan ini diubah dengan berbagai rasa.
Proses pembuatan mie lidi yang diberi nama dhardes atau dhaharan pedes ini tidaklah sulit.
Bahan dasarnya adalah tepung terigu dan tepung tapioka. Keduanya yang diuleni dan dicetak menjadi adonan.
Baru selanjutnya adonan dipotong menggunakan mesin agar membentuk mie yang lurus, kecil dan memanjang.
Tahapan selanjutnya, mie dioven dan digoreng menggunakan api kecil.
Tujuannya untuk menjaga kerenyahan mie dan menjaga tekstur mie agar tetap lurus.
Setelah mie matang, baru diberi varian rasa yang sudah diracik menggunakan bumbu rahasia.
Varian rasanya ada empat. Ada coklat, sapi panggang, jagung manis dan balado pedas.
“Jadi tidak sekedar pedas saja. Kalau dulu pas saya kecil Mie lidi itu pedas. Ini tidak saya malah kasih coklat,” ujar Marjoko, Minggu (9/12/2023).
Marjoko kemudian berkisah, 2016 lalu usahanya Mie level pedas kian merosot hingga bangkrut. Dia pun harus gulung tikar.
“Tapi alat membuat Mie itu masih ada. Saya ingat dengan jajanan jadul Mie lidi. Saya coba lah buat Mie lidi. Tapi rasanya bervariasi,” katanya.
Rupanya, usaha tak mengkhianati hasil. Saat ini omset dalam sebulan mendapatkan omset Rp 50 Juta.
“Peminatnya banyak ya, karena memang lain dari Mie lidi yang jadul. Bermacam-macam varian rasanya,” terangnya.
Pemasarannya, kata dia, tidak sekedar di bumi reog saja. Pun tidak berkutat di Karesidenan Madiun saja.
Marjoko mengklaim, Mie lidi buatannya sudah merambah di seluruh Indonesia.
“Kini juga sudah merambah pasar luar jawa. Mulai Sumatera hingga Kalimantan,” terangnya.
Sementara untuk harga mie lidi dijual mulai 2 ribu hingga 12 ribu 500 rupiah. Tergantung kemasan dan isi yang diinginkan.
Marjoko sendirisudah memiliki 11 karyawan yang rata rata remaja lulusan sma.
Pekerjanya itu enggan melanjutkan kuliah karena terbentur biaya yang mahal.
“Jadi pekerja saya memang lulusan SMA. Ada yang ngumpilin modal untuk kuliah juga,” tegasnya.
Salah satu penggemar Mie lidi, Aise Ihdina mengatakan Mie lidi bermerk dasdes berbeda. Dia bisa memilih rasa manis maupun asin.
“Selain itu gurihny jug dapat. Jadi ndak bikin enek. Bentuknya panjang sampu 30 centimeter. Krispi san kriuk,” pungkasnya.
Resmi Diputuskan, UMK Ponorogo 2025 Lebih Tinggi dari Usulan, Disnaker: Naik 7,5 Persen |
![]() |
---|
Gelar Operasi Pasar Bersubsidi Jelang Nataru, Pemkab Ponorogo Sediakan Ribuan Kilogram Bahan Pokok |
![]() |
---|
Diakui Jadi Warisan Dunia, Reog Ponorogo Bakal Ditarikan Serentak di Seluruh Dunia Pada 22 Desember |
![]() |
---|
Polisi Gerebek Gudang Kosong Tempat Penyimpanan Barang Hasil Curian di Ponorogo, Pelaku Masih ABG |
![]() |
---|
Jelang Libur Nataru, Para Sopir Bus di Terminal Seloaji Ponorogo Jalani Cek Kesehatan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.