Laka Maut KA di Lumajang
NASIB Sopir Elf yang Tabrak KA Probowangi Alami Cidera Otak, 2 dari 11 Korban Tewas Sosok Panutan
Begini lah nasib Bayu Trinanto (58), sosok sopir elf yang menabrak Kereta Api (KA) Probowangi
Penulis: Erwin Wicaksono | Editor: Musahadah
SURYA.CO.ID - Begini lah nasib Bayu Trinanto (58), sosok sopir elf yang menabrak Kereta Api (KA) Probowangi jurusan Banyuwangi-Surabaya di ruas jalur Randuagung-Klakah, Jalur Perlintasan (JPL) 63, KM 139, Dusun Prayuana, Desa Ranu Pakis, Klakah, Lumajang, Minggu (19/11/2023) malam.
Saat ini, Bayu Trinanto masih dirawat di Rumah Sakit Bhayangkara Lumajang, Jawa Timur.
Bayu menjadi korban selamat di kecelakaan itu, sementara 11 penumpangnya meninggal dunia.
Kepala Rumah Sakit Bhayangkara Lumajang, AKBP dr Agus Gede Made Artha Sp. THT-KL menjelaskan kondisi korban saat masih membutuhkan perawatan intensif.
Tim medis mendiagnosa adanya trauma cukup berat di bagian kepala korban.
Baca juga: SOSOK Sopir Elf yang Tabrak KA Probowangi hingga 11 Tewas di Lumajang, Ini Cerita Pilu 4 Korbannya
"Untuk driver yg dirawat di RS Bhayangkara Lumajang, saat ini kondisi sudah ke arah perbaikan, dengan keluhan pusing berputar dan sakit kepala berat. Dari pemeriksaan terakhir dokter Spesialis bedah didiagnosa cidera otak ringan," ujar Agus ketika dikonfirmasi, Senin (20/11/2023).
Agus menambahkan, saat ini korban masih memungkinkan untuk terlebih dahulu dirawat di RS Bhayangkara Lumajang.
Sementara itu belum ada permintaan rujuk dari keluarga korban untuk dirawat di kota asalnya, Surabaya.
"Yang bersangkutan masih memungkinkan untuk dirawat di RS Bhayangkara Lumajang. Belum ada permintaan dari keluarga, bila pun ada kami harus ijin penyidik khususnya Polres Lumajang. Terkait status beliau sebagai driver yang bertanggung jawab terhadap korban lainnya," jelas Agus.
Lalu, bagaimana dengan kasus hukum Bayu Trinanto?
Hingga kini polisi belum memeriksa warga Kembang Kuning Kulon, Sawahan, Surabaya tersebut.
Kapolres Lumajang, AKBP Boy Jeckson Situmorang mengaku belum bisa menggali keterangan dari sang sopir lantaran kondisi kesadarannya baru saja pulih.
"Kami belum bisa mintai keterangan karena yang bersangkutan masih trauma berat," beber Boy ketika dikonfirmasi, Senin (20/11/2023).
Seperti diketahui, saat kejadian, Bayu Trinanto mengemudikan minibus Isuzu Elf bernomor polisi N 7646 T dari Banyuwangi, menuju pulang ke Surabaya.
Dalam kecelakaan itu, minibus Elf yang dikemudikan Bayu terseret hingga 50 meter dari titik persimpangan jalan perlintasan kereta api.
Selain Bayu, ada tiga korban lain yang mengalami luka berat.
Boy menambahkan jika seluruh pengobatan biayanya akan ditanggung Jasa Raharja. Dirinya mengatakan jika saat ini pemulihan korban selamat masih menjadi fokus.
"Saat ini kita fokus pada perawatan korban selamat semoga yang selamat dari kejadian kemarin segera pulih," harap Boy.
Informasi terbaru, dua korban yang luka dirujuk ke RSUD dr Soetomo, Surabaya.
Keduanya adalah Alena (8), warga Simo Mulyo Baru Surabaya dan Warsito (60), warga Banyuurip Wetan, Sawahan, Surabaya.
Adanya rujukan itu dikonfirmasi Bagian Umum RSUD dr Haryoto Lumajang Agus Wahyudi.
Agus mengatakan faktor kedua pasien dirujuk ke RSUD dr Soetomo Surabaya lantaran ada permintaan keluarga.
"Pertimbangan keluarga ini kan karena proses pemulihannya kan lama, jadi dipindah supaya keluarga lebih mudah menjaganya sesuai domisilinya," beber Agus.
Hingga kini kondisi kedua pasien itu dilaporkan sudah mulai stabil dibandingkan saat pertama kali masuk.
Di sisi lain, berdasarkan informasi yang kami himpun 2 korban selamat lainnya masih dilakukan perawatan intensif di rumah sakit.
Berikut daftar nama para korban mengutip informasi dari Rumah Sakit Bhayangkara Lumajang:
- Korban luka berat dirawat di RS Bhayangkara Lumajang: Bayu Trinanto (58) asal Kembang Kuning, Kulon Sawahan Surabaya.
- Korban luka berat lain: Warsito (60) warga Banyu Urip Wetan, Sawahan Surabaya, Ardhika (57) warga perumahan Grand Hasanah Surabaya lalu cucu dari Sri Rahayu (8) warga Simo Mulyobaru Surabaya.
- Korban tewas: Riyono warga Babatan Surabaya, Yelis Agustiana warga Dukuh Pakis Surabaya, Gatot Hari Cahyono warga Gubeng Surabaya, Nur Muhamad warga Karang Pilang Surabaya, Sunarti warga Pakis Surabaya, Sri Rahayu warga Simom Mulyo Baru Surabaya, Edi Sugianto Pakis Gunung Sawahan Surabaya, Titik Ristianti warga Putat Jaya Surabaya, Suyono warga Tandes Surabaya dan 2 orang korban tewas lain yang belum teridentifikasi.
Berikut cerita pilu keluarga korban:
Riyono Sosok Penghangat Suasana
Riyono menjadi satu diantara 11 orang korban kecelakaan minbus elf tertabrak kereta api (KA) Probowangi jurusan Banyuwangi-Surabaya.
Pekerja kuli bangunan yang tinggal di Babatan, Wiyung, Surabaya itu tewas dalam minibus berisi rombongan alumni SMA Indah Mardi angkatan 1987 dalam minibus elf yang baru saja plesiran di salah satu pantai Kabupaten Banyuwangi.
Anak sulung korban Faris Kristiawan (31) mengakui bakal sangat merindukan celetukan jenaka dari sang ayahanda, setelah berpulang akibat malapetaka kecelakaan semalam.
Dimatanya, sang ayahanda merupakan pribadi yang periang, gemar bercanda, dan mudah akrab dengan orang yang baru dikenal sekali pun.
Mungkin itulah yang membuat ayahnya tak pernah ketinggalan diajak kawan-kawan sebayanya.
"Grapyak, loman, bikin ramai, orangnya lucu," ujarnya saat ditemui TribunJatim.com di rumah duka, Babatan, Wiyung, Surabaya, Senin (20/11/2023).
Menurutnya, sang ayahanda memiliki sejumlah 'circle' pertemanan yang beragam. Pertama, sang ayahanda, memiliki pertemanan dari jejaring alumni SMA Indah Mardi angkatan 1987.
Setiap bulannya, ada saja agenda pertemuan bersama teman-teman sekolahnya terdahulu.
Ternyata, ikatan kuat alumni puluhan tahun itu, selalu terjaga dengan baik oleh sebuah program penunjang perekonomian yakni arisan.
Setiap sesi pengocokan giliran arisan, bakal dilaksanakan di tempat salah satu teman alumni, yang telah ditunjuk sesuai kesepakatan.
Faris menyebutkan, terkadang pertemuannya dilangsungkan di Mojokerto, Gresik, ataupun Sidoarjo.
"Biasanya ketemu buat arisan, di salah satu rumah temannya yang ditunjuk. Ya di Sidoarjo, atau Mojokerto. Ketemunya dekat dekat gitu. Kemudian, acara ini merupakan acara keluar sifatnya skala besar di Banyuwangi, pantai," katanya.
Ayahnya itu, juga memiliki 'circle' pertemanan komunitas pengajian majelis taklim yang biasa mengikuti pengajian dari kiai-kiai pondok pesantren (Ponpes) kondang Nahdlatul Ulama (NU) yang tersebar se-Jatim.
Menurut Faris, sosok pertemanan yang tergabung di dalamnya lebih general. Tak lagi berkutat dengan kalangan teman alumni SMA. Namun, lebih luas.
Mengapa sosok sang ayahnya begitu penting di tengah dua jenis 'circle' pertemanan tersebut.
Faris menduga kuat karena perangai sang bapak yang 'easy going' dan jenaka.
"Selain punya kegiatan dengan teman teman SMA dulu. Bapak juga punya kegiatan sendiri dengan kalangan pondokan. Kadang juga ke Pondok Lirboyo. Pindah-pindah, ya pokoknya ngaji di pondok-pondok NU," ungkapnya.
Mengenai firasat yang menandai kepergian sang kepala keluarga, istri Riyono, Sri Astutik (54) menyebut, ada dua pernyataan dari sang suami yang kini disadarinya sebagai petanda kepergian.
Pertama. Sepekan sebelum kejadian, sang suami pernah bergumam kepada Sri Astutik yang menyebut, enggan mengikuti agenda kegiatan reuni tersebut.
Entah apa alasannya, ibu dua anak itu, tak mengetahui pasti. Karena sang suami juga tak sempat menjelaskan alasannya.
Bahkan, rencana untuk urung mengikuti agenda reuni tersebut, sempat disampaikan suaminya kepada beberapa teman sesama alumni.
Namun, hasilnya, sang suami malah 'digojloki' atau diledek habis-habisan. Teman-teman suami memaksa Riyono untuk tetap ikut dalam agenda reuni tersebut.
Karena sosok Riono menjadi 'center of comedy' atau sosok paling asyik yang menghangatkan suasana saat berkumpul dengan teman-teman alumni SMA.
"Firasat tidak ada. Firasat di bapak sendiri, dia bilang enggak mau berangkat. Tapi dibilangin teman temannya suruh berangkat, ya akhirnya mau berangkat. Kata temannya, dia ini selalu bikin ketawa dan seru. Itu disampaikan sejak seminggu sebelum kejadian," kata Sri.
Kedua, ternyata Riyono juga pernah menyampaikan rencananya untuk bepergian dengan teman alumni SMA dalam rangka liburan reuni di Banyuwangi.
Rencananya tersebut disampaikan oleh sang suami saat berkunjung ke kediamannya bisannya, di Gubeng, Surabaya, tempat tinggal sang anak sulung dengan menantunya.
"Anehnya, bapak gak pernah cerita ke saya soal itu. Tapi ke bisan sempat cerita," pungkasnya.
Jenazah Riyono dimakamkan di TPU Babatan Wiyung Surabaya sekitar pukul 09.00 WIB. Prosesi pemakaman dihadiri oleh kerabat, sanak famili dan anak-anaknya.

Ibu Korban Gatot Histeris
Asma (83), ibu korban tewas laka maut Elf Vs KA Probowangi, Gatot Hary Tjahyono (55) menangis histeris saat ambulans yang membawa jenazah putranya tiba di rumahnya, Gubeng Kertajaya VII E37 RT 6 RW 04, Surabaya, Senin (20/11/2023) sekira pukul 14.00.
Ibu empat anak itu menjerit keras dan menangis.
Suara tangisan itu menjadi lebih keras ketika sejumlah orang mengangkat peti jenazah ke rumah Asma.
Gatot tewas bersama 10 orang teman angkatan SMA-nya.
Insiden ini bermula ketika 14 lulusan SMA Indah Mardi Surabaya angkatan 1987 mengadakan acara reuni di Banyuwangi.
Wiwik Tur Andayani, istri korban Gatot Hary Tjahyono mengetahui suaminya tewas dalam tragedi itu pada Senin dini hari sekira pukul 2 pagi, setelah berkali-kali menghubungi menelepon.
Teleponnya diangkat petugas Rumah Sakit Haryoto, dan menyebutkan suaminya telah meninggal karena menjadi korban kecelakaan. Seketika itu Wiwik berangkat ke Lumajang menjemput jenazah suaminya.
Vivi adalah keponakan Gatot Hary Tjahyono. Dia masih ingat kenangan bersama mendiang. Dua bulan sebelum meninggal Gatot yang dua tahun terakhir pindah di Ngawi seorang pulang ke rumah orangtuanya di Gubeng, Surabaya.
"Sering sekali bisa satu minggu dua kali. Padahal jarak Surabaya-Ngawi kan lumayan," kenang Vivi.
Gatot adalah seorang ayah yang memiliki dua anak. Anak-anaknya telah dewasa dan sudah menikah. Ia sudah memiliki satu cucu. Turunannya itu sehari-hari menetap di Kabupaten Toli-Toli, Sulawesi Tengah.
Vivi ingat pamannya itu memiliki hobi memelihara ikan-ikan hias. Akuarium dan ikan-ikan hiasnya banyak. Dulu semua itu ada di Gubeng. Lalu Gatot memboyong ke Ngawi dan Sulawesi Tengah.
Vivi masih ingat betul kata-kata Gatot saat memboyong kan-ikan hias itu. "Melihat ikan-ikan berenang di akuarium bisa mengusir penat," ucap Vivi menirukan kata-kata pakliknya ketika masih hidup.
Sopir Elf Tabrak KA Probowangi
Elf vs KA Probowangi
Korban Tewas Kecelakaan Elf vs KA Probowangi
Bayu Trinanto
SURYA.co.id
surabaya.tribunnews.com
Laka Maut Elf Vs KA
KNKT Periksa Bangkai Isuzu Elf yang Terlibat Kecelakaan dengan KA Probowangi di Lumajang |
![]() |
---|
KNKT Periksa Bangkai Elf yang Terlibat Kecelakaan dengan KA Probowangi di Lumajang |
![]() |
---|
Fakta Dibalik Laka Maut Elf vs KA Probowangi di Lumajang, Sopir Minibus Tak Lakukan Pengereman |
![]() |
---|
Sopir Elf Diduga Ikuti Instruksi Google Maps Sebelum Bertabrakan dengan KA Probowangi di Lumajang |
![]() |
---|
BREAKING NEWS Sopir Minibus Jadi Tersangka Insiden Laka Maut Elf vs KA Probowangi di Lumajang |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.