Laka Maut KA di Lumajang

SOSOK Sopir Elf yang Tabrak KA Probowangi hingga 11 Tewas di Lumajang, Ini Cerita Pilu 4 Korbannya

Akhirnya terungkap sosok sopir elf yang menabrak Kereta Api (KA) Probowangi jurusan Banyuwangi-Surabaya di Lumajang.

Penulis: Luhur Pambudi | Editor: Musahadah
kolase surya/luhur pambudi/tony hermawan
Terungkap sejumlah cerita pilu para korban tewas laka maut Els Vs KA Probowangi jurusan Banyuwangi-Surabaya. Foto kiri: Vivi, keponakan korban Gatot. Foto kanan: pemakaman Titik. 

3. Titik baru berdamai dengan anak 

Korban tewas lainnya, Titik Ristianti (53) meninggal dunia dalam kondisi berbahagia. 

Belum lama Titik merasakan kebersamaan dengan anaknya, kini orangtua tunggal (single parent) itu harus berpisah selama-lamanya. 

Jenazah titik yang menjadi satu dari 11 korban tewas kecelakaan itu, dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Jarak, Putat Jaya, Sawahan, Surabaya, Senin (20/11/2023) sekitar pukul 09.00 WIB.

Titik Ristianti merupakan anak ke-10 dari 12 orang bersaudara.

Selama ini, ia tinggal di rumahnya yang berdempetan dengan tempat tinggal keluarga besar yang lain di Jalan Putat Jaya Timur I, RT 4, RW XII, Putat Jaya, Sawahan, Kota Surabaya. 

Baca juga: Pemakaman Korban Laka Elf vs KA Probowangi, Keluarga di Surabaya Pingsan saat Antar Jenazah ke TPU

Adik ke-11 korban, Juni Setiawan mengatakan, sang kakak merupakan pribadi yang periang, gemar bercanda, suka memberi 'loman', dan baik hati. 

Sebagai pribadi ia tidak memiliki firasat apapun yang menandai kepergian sang kakak.

Namun, berdasarkan keterangan dari kedua anak korban, Andre dan Deni, kakaknya  belakangan ini ingin selalu berdekatan dengan kedua anak kandungnya. 

Juni Setiawan mengungkapkan, beberapa tahun sebelumnya, kondisi keluarga sang kakak memang tidak baik-baik saja. 

Titik sempat terpisah dan tak bisa bertemu kedua anaknya yang telah dewasa. 

Namun, setahun belakangan, Titik kembali bertemu dengan sang anak. 

Kesempatan itu tidak ingin disia-siakan oleh sang kakak. Tak pelak, sang kakak ingin selalu bertemu dan dekat dengan sang anak. 

"Akhir akhir ini, banyak almarhumah yang diminta dari anaknya. Anaknya sendiri baru setahun ini ketemu. Karena beberapa puluh tahun ini lalu kehilangan kontak. Andre dan Deni," katanya. 

"Bukan merantau, kemungkinan ada kesalahpahaman mungkin kurang harmonis, sehingga dalam setahun ini, firasat anaknya ingin kembali ke ibunya. Intinya baru ketemu dan setahun ini hubungan mereka membaik," tambahnya. 

Sayang, takdir berkata lain, Titik yang baru merasa lengkap dan sempurna hidupnya dengan kembali berkumpul dengan sang anak, akhirnya berpulang karena kecelakaan lalu lintas saat pulang dari menghadiri acara reunian teman sekolah sewaktu SMA. 

Diakui Juni, akhir-akhir ini Titik memang gemar menghadiri acara reunian .

"Berangkatnya sabtu malam. Iya acara teragenda. Jadi beberapa tahun ini, kakak saya temu kangen dengan teman teman SD, SMA, SMP. Dan kakak saya orang single parent, mungkin butuh hiburan," ujarnya saat ditemui TribunJatim.com, di depan rumah duka, Senin (20/11/2023). 

4. Kepergian sopir ambulans Dinsos yang ceria  

Jenazah Sukarnoto saat disemayamkan di Rumah Duka di Sawahan, Kota Surabaya, Senin (20/11/2023).
Jenazah Sukarnoto saat disemayamkan di Rumah Duka di Sawahan, Kota Surabaya, Senin (20/11/2023). (tribun jatim/luhur pambudi)

Korban lain kecelakaan Elf dan KA adalah Sukarnoto, honorer sopir ambulans Dinas Sosial (Dinsos) Kota Surabaya.

Pekerjaan itu ditekuni bapak tujuh anak itu, sejak tahun 2014 atau saat lokalisasi Gang Dolly, ditutup secara penuh operasionalisasinya oleh Pemkot Surabaya, kala itu. 

Sebagai kompensasi atas hilangnya sejumlah pekerjaan yang berdampingan dengan geliat lokalisasi tersebut, Sukarnoto dipekerjakan oleh Dinsos Kota Surabaya. 

Adik korban, Ramayana mengatakan, kurang setahun lagi, kakaknya itu akan pensiun dari pekerjannya itu.

Namun, nyatanya, takdir berkata lain. Sang kakak yang dikenal baik dan ceria itu, harus berpulang meninggalkan tujuh anak dan empat cucunya. 

Disinggung mengenai firasat akan kepergian korban, perempuan berkerudung biru dongker itu, mengaku sempat mengetahuinya dari salah satu anak dari sang kakak. 

Bahwa beberapa hari sebelum kejadian, sang kakak pernah sempat dihalang-halangi anak untuk tidak mengikuti perjalanan ke Banyuwangi tersebut. 

Selama ini Sukarnoto tidak pernah mengikuti acara tersebut.

"Anaknya bilang, bapaknya gak boleh ikut acara itu. Kakak saya ini gak pernah ikut. Cuma kali ini dia bilang sekali-sekali sekalian rekreasi. Agenda ini sebenarnya sering. Tapi kakak saya enggak pernah ikut. Cuma kali ini aja, malah kena kejadian ini," pungkasnya. 

Sementara itu,  teman korban, Agus Purnomo mengatakan, korban sempat berkomunikasi dengan kalangan tetangga di sekitar permukiman tempat tinggal melalui WhatsApp Group. 

Dalam percakapan singkat dengan korban akhirnya dimafhumi sebagai petanda kepergian sang sopir ambulan Dinsos Kota Surabaya itu. 

Pasalnya, korban menyampaikan permohonan maaf yang cenderung berlebihan saat menolak ajakan berkumpul dengan para tetangga. 

Dan tatkala mendengar kabar kecelakaan nahas tersebut hingga menewaskan korban. Agus menyadari bahwa pernyataan tertulis dari korban dalam WhatsApp Group tersebut sebagai firasat. 

"Dia pernah bilang di grup; sepurane lur gak iso melok kumpul kumpul karena rekreasi SMA. Waktu itu orang orang menyadari kalau dia kerja di pemkot dan waktu untuk kumpul dengan tetangga orang kampung terbatas. Pesan itu diartikan sebagai firasat dan mungkin pamitan," ujar Agus saat ditemui TribunJatim.com di depan rumah korban. 

Pantauan TribunJatim.com, jenazah Sukarnoto diantar oleh teman-teman kerja sesama sopir ambulan.

Sukarnoto diantar teman-temannya menggunakan mobil ambulans yang biasa dikendarai korban saat berdinas ke  TPU Jarak, sekitar pukul 11.00 WIB. 

Kadinsos Kota Surabaya Anna Fajriatin mengatakan, korban merupakan sopir ambulan non-PNS yang mengabdi hampir 10 tahun di lembaga kedinasan yang dipimpinnya. 

"Beliau non-PNS. Kebetulan beliau sudah mengabdi lama di Dinsos sebagai driver. Kemarin ada acara reuni jadi berangkat dari sini. Sudah 10 tahun jadi driver," ujar Anna saat ditemui awak media di depan rumah duka. 

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved