Laka Maut KA di Lumajang

SOSOK Sopir Elf yang Tabrak KA Probowangi hingga 11 Tewas di Lumajang, Ini Cerita Pilu 4 Korbannya

Akhirnya terungkap sosok sopir elf yang menabrak Kereta Api (KA) Probowangi jurusan Banyuwangi-Surabaya di Lumajang.

Penulis: Luhur Pambudi | Editor: Musahadah
kolase surya/luhur pambudi/tony hermawan
Terungkap sejumlah cerita pilu para korban tewas laka maut Els Vs KA Probowangi jurusan Banyuwangi-Surabaya. Foto kiri: Vivi, keponakan korban Gatot. Foto kanan: pemakaman Titik. 

- Korban tewas: Riyono warga Babatan Surabaya, Yelis Agustiana warga Dukuh Pakis Surabaya, Gatot Hari Cahyono warga Gubeng Surabaya, Nur Muhamad warga Karang Pilang Surabaya, Sunarti warga Pakis Surabaya, Sri Rahayu warga Simom Mulyo Baru Surabaya, Edi Sugianto Pakis Gunung Sawahan Surabaya, Titik Ristianti warga Putat Jaya Surabaya, Suyono warga Tandes Surabaya dan 2 orang korban tewas lain yang belum teridentifikasi.

Berikut cerita lengkap para korban: 

Wasiat Maria Anna

Musibah yang menimpa Maria Anna (58) sempat membuat keluarganya bingung.

Anak pertama Maria Anna, Risal Fikra (33) mengaku sempat kesulitan memperoleh informasi mengenai kondisi sang ibunda yang menjadi korban kecelakaan tersebut. 

Mulanya, ia memperoleh kabar mengagetkan tersebut pada Minggu (19/11/2023) sekitar pukul 21.00 WIB dari telepon anak teman ibunya. 

Lantaran sambungan telepon mengenai kabar tersebut tak dapat terkonfirmasi kebenarannya secara jelas. Ia bersama keluarganya yang lain berupaya mencari tayangan televisi swasta nasional. 

Ternyata dua stasiun televisi nasional menayangkannya secara langsung (live report). Kabar mengenai kecelakaan hebat tersebut benar adanya. 

Tak pelak Risal meminta sang adik dan dua orang pamannya berangkat ke Lumajang sesuai dengan petunjuk lokasi rumah sakit perawatan para korban, untuk memeriksa langsung jenazah sang ibunda. 

"Kalau saya tahu dari adik saya, jam 21.09. Saya ditelpon oleh tetangga korban yang anaknya. Lalu kami nyari informasi mengenai kecelakaan ini, di TV yang paling tahu. Disiarkan langsung," katanya saat ditemui TribunJatim.com di rumah duka, Jalan Banyu Urip Wetan 4 No 71, Putat, Sawahan, Surabaya, Senin (20/11/2023). 

Mengenai firasat yang samar, pria berkaus oblong warna hitam itu, mengaku tak memperolehnya. 

Namun, sang ibu pernah memberikan pesan atau wejangan saat ngobrol santai di rumah bersama adiknya, pada Kamis (16/11/2023). 

Almarhumag meminta agar usaha dagangan perkakas alat memasak rumah tangga yang telah dirintis ibunya, tetap dilanjutkan. 

"Kalau firasat gak ada. Cuma pesan dari ibu, agar melanjutkan usahanya yang sudah berjalan ini. Mama; tolong nanti teruskan usaha mama capek. Kami engga kepikiran kalau beliau pamitan. Iya (bentuk pamit). Itu 2 hari sebelumnya, hari Kamis," ungkapnya. 

Jenazah Maria Anna saat disemayamkan di Rumah Duka Jalan Banyu Urip Gang 4 No 71, Sawahan, Surabaya, Senin (20/11/2023).
Jenazah Maria Anna saat disemayamkan di Rumah Duka Jalan Banyu Urip Gang 4 No 71, Sawahan, Surabaya, Senin (20/11/2023). (tribun jatim/luhur pambudi)

Duka Keluarga Gatot 

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved