Laka Maut KA di Lumajang

NASIB PILU Korban Tewas Laka Maut Elf Vs KA Probowangi di Lumajang, Titik Baru Bahagia Kumpul Anak

Nasib pilu dialami Titik Ristianti (53), korban tewas dalam kecelakaan minibus elf tertabrak kereta api (KA) jurusan Banyuwangi-Surabaya di ruas jalur

Penulis: Luhur Pambudi | Editor: Musahadah
kolase istimewa/surya/luhur pambudi
Kecelakaan maut mobil Elf Vs KA Probowangi di Lumajang yang mengakibatkan 11 orang meninggal dunia. 

Diakui Juni, akhir-akhir ini Titik memang gemar menghadiri acara reunian .

"Berangkatnya sabtu malam. Iya acara teragenda. Jadi beberapa tahun ini, kakak saya temu kangen dengan teman teman SD, SMA, SMP. Dan kakak saya orang single parent, mungkin butuh hiburan," ujarnya saat ditemui TribunJatim.com, di depan rumah duka, Senin (20/11/2023). 

Juni Setiawan mengaku terpukul dengan kejadian mengagetkan tersebut. 

Ia mewakili pihak keluarga mengaku pasrah dengan kejadian tersebut. Namun, pihaknya tetap sepakat jika memang ada pihak yang bertanggungjawab atas insiden tersebut, selayaknya untuk dihukum sesuai dengan perundang-undangan berlaku.

Mengapa demikian, pria yang bekerja di Damri tersebut, mengaku memperoleh informasi bahwa kecelakaan tersebut diawali atas adanya dugaan kelalaian dari si sopir. 

Si sopir diduga mencari jalur alternatif jalan lain untuk mengantarkan rombongan pulang ke Surabaya, hingga melintasi ruas jalan yang melewati perlintasan KA tersebut. 

"Sepengetahuan saya, itu memang kelalaian sopir. Kemungkinan, jalan yang tidak biasa dilewati, tapi dilewati. Kemungkinan pakai google maps, arah menuju Surabaya. Mau pulang," jelasnya. 

"Iya dugaan cari jalur lain, jalur alternatif jalur tikus, mengandalkan google maps. Ya sesuai hukum yang berlaku. Kemungkinan kalau sopirnya masih ada, bisa diproses sesuai hukum," pungkasnya. 

Korban Lain Sopir Ambulans Dinsos 

Korban lain kecelakaan Elf dan KA adalah Sukarnoto, honorer sopir ambulans Dinas Sosial (Dinsos) Kota Surabaya.

Pekerjaan itu ditekuni bapak tujuh anak itu, sejak tahun 2014 atau saat lokalisasi Gang Dolly, ditutup secara penuh operasionalisasinya oleh Pemkot Surabaya, kala itu. 

Sebagai kompensasi atas hilangnya sejumlah pekerjaan yang berdampingan dengan geliat lokalisasi tersebut, Sukarnoto dipekerjakan oleh Dinsos Kota Surabaya. 

Adik korban, Ramayana mengatakan, kurang setahun lagi, kakaknya itu akan pensiun dari pekerjannya itu.

Namun, nyatanya, takdir berkata lain. Sang kakak yang dikenal baik dan ceria itu, harus berpulang meninggalkan tujuh anak dan empat cucunya. 

Disinggung mengenai firasat akan kepergian korban, perempuan berkerudung biru dongker itu, mengaku sempat mengetahuinya dari salah satu anak dari sang kakak. 

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved