Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang

UPDATE KASUS SUBANG: Bercak Darah Amel di Plafon, Gelagat Aneh Yosef hingga Keterlibatan 3 Polisi

Terkuak adanya bercak darah korban Amalia Mustika Ratu di plafon rumah korban di Jalan Cagak, Kabupaten Subang, Jawa Barat.

Editor: Musahadah
kolase tribun bogor/istimewa
Arif, polisi keponakan Yosef yang diduga cawe-cawe di kasus Subang. Berikut sosoknya! 

SURYA.co.id - Fakta baru kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang, Jawa Barat kembali terungkap.

Kali ini terkait adanya bercak darah korban Amalia Mustika Ratu di plafon rumah korban di Jalan Cagak, Kabupaten Subang, Jawa Barat.

Temuan adanya bercak darah Amel di plafon rumah diungkap pengacara tersangka Muhammad Ramdanu alias Danu, Ahmad Taufan Soedirja sata berbincang di program Tribun Talks hari ini, Jumat (17/11/2023).

Tak cuma darah Amel, di plafon tersebut juga ada sidik jari asing yang hingga saat ini tak ditemukan identitasnya.

"Pada saat pra rekonstruksi, itu di plafon rumah kan biasanya ada bolongan yang biasa kita naik ke atas, itu ditemukan darah Amel, tapi ada sidik jari juga yang sampai hari ini ditelusuri ada beberapa kali di lab oleh kepolisian, itu tidak bisa ditemukan sidik jari siapa," ungkap Achmad Taufan.

Baca juga: SOSOK Rohman Hidayat, Pengacara Yosef di Kasus Subang yang Tuding Oknum Polisi Pengaruhi Kliennya

Terkait temuan darah Amel tersebut, Taufan pun mengurai kejadian di tanggal 19 Agustus 2021 atau satu hari setelah pembunuhan ibu dan anak itu.

Rupanya di tanggal tersebut, Danu sempat mengurai pengakuan mengenai kondisi para tersangka saat kejadian pembunuhan.

"Tanggal 19 itu jadi hari krusial karena ada dugaan pada saat Danu pulang, sesuai pengakuan Danu. Mereka (empat tersangka) semua masih ada di tempat situ," pungkas Taufan.

Atas penuturan Danu, tim pengacaranya pun curiga dengan temuan darah Amel di plafon.

Diduga kuat plafon tersebut jadi tempat senjata pembunuhan Tuti dan Amalia disembunyikan.

"Dan ada kecurigaan bahwa ada alat bukti yang dipakai untuk eksekusi itu ditaruh di atas plafon itu. Ini dugaan kami," kata Achmad Taufan.

Melanjutkan uraian di tanggal 19 Agustus dua tahun lalu, Taufan curiga dengan dua kejadian.

Pertama, Taufan heran dengan aksi Banpol yang menyuruh Danu membersihkan bak mandi usai kejadian.

Seperti diketahui, gara-gara aksi tersebut, Banpol itu pun kini diperiksa Polda Jabar.

Bahkan atas sang Banpol pun turut dicurigai terlibat dalam lambannya pengusutan kasus Subang.

"Tanggal 19 itu ada kejadian yang krusial, pertama siang-siang Banpol datang ke sana, Banpol membawa kunci tiba-tiba panggil Danu. Danu disuruh menguras bak mandi. Itu ketika Danu nguras (bak mandi) itu ditemukan cutter sama gunting, itu Danu ngasih tahu Banpol, dia langsung telepon Kanit Jatanras," ujar Achmad Taufan.

Tak cuma bingung dengan alasan Banpol tersebut menyuruh Danu, Taufan juga heran dengan momen pra rekonstruksi.

Ternyata saat pra rekonstruksi beberapa waktu lalu, tidak ada adegan di bak mandi.

Padahal kejadian tersebut diakui Danu benar adanya.

"Tapi pada saat pra rekonstruksi, tidak ada satu adegan pun yang menggunakan bak kamar mandi. Jadi Danu saat sebelum pulang, memang Danu melihat kedua orang (Arighi dan Abi) ini ngacak-ngacak semua ruangan dihamburkan," akui Taufan.

Adapun adegan yang dilakukan para tersangka dan pemeran penggantinya adalah momen saat para korban yakni Tuti dan Amalia dimandikan di kamar mandi, bukan bak mandi.

"Setelah itu (nguras bak mandi) langsung pulang. Jadi tujuan (Banpol) ke TKP itu untuk ke bak kamar mandi. Ini kita pertanyakan. Apa ini mulai barang bukti yang diamankan, kita enggak tahu. Tapi saat rekonstruksi kejadian tidak ada adegan jenazah di bak, jenazah dimandikan di bawah," ujar Achmad Taufan.

Yoris: Yosef Takut Ada Sidik Jarinya

Sementara Achmad Taufan mengurai petunjuk baru soal darah Amel di plafon rumah, pengacara Yoris, Leni ANggraeni menceritakan hal lain.

Dalam program Tribun Talks, kuasa hukum Yoris, Leni Anggraeni mengungkap kesaksian kliennya soal sidik jari Yosef di TKP.

Pasca-kejadian, Yoris bercerita ke pengacaranya bahwa ada gelagat aneh dari Yosef.

Setelah Tuti dan Amalia tewas dibunuh, Yosef tampak panik dan segera ingin mencari pengacara.

Hal itu disinyalir karena Yosef takut sidik jarinya tercecer di TKP.

Kala itu, Yoris heran kenapa sang ayah ngotot ingin pakai pengacara padahal mengaku tak bersalah.

"Setelah kejadian pembunuhan Pak Y (Yosef) mulai terasa panik menurut Yoris, katanya (Yosef) 'di situ (TKP) banyak sidik jadi papa, papa harus pakai pengacara'. Mungkin, sidik jari kan sampai sekarang tidak diketahui, ini asumsi aja, sidik jari sampai tidak ada sama sekali mungkin ada penghapusan," ungkap Leni Anggraeni.

Diminta ikut pakai pengacara, Yoris kala itu menolaknya.

Hingga akhirnya kini saat sang ayah jadi tersangka, Yoris jadi paham kenapa Yosef tampak panik kala itu.

"Sementara dari awal (Yosef) mengakui di situ banyak sidik jarinya (kata Yosef ke Yoris) 'takut papa jadi tersangka', jadi harus pakai pengacara, itu sih keterangan tanggal 19 Agustus, menurut pengakuan Yoris kepada kami," imbuh Leni.

Polisi di Kasus Subang Ternyata Kerabat Yosef

Kabid Humas Polda Jabar Kombes Ibrahim Tompo menerangkan penyidikan memeriksa lima orang yang secara sengaja masuk ke dalam Tempat Kejadian Perkara (TKP) kasus Subang.

Lima orang ini masuk ke TKP satu hari setelah pembunuhan Tuti dan Amel dengan melanggar prosedur.

"Pemeriksaan terhadap beberapa orang yang masuk ke TKP satu hari setelah kejadian, ada 5 orang yang masuk," kata Tompo mengutip dari Kompas TV.

Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu ditemukan dalam bagasi mobil Alphard di Dusun Ciseuti, Kecamatan Jalancagak, Kabupaten Subang pada 18 Agustus 2021.

Lima orang ini masuk ke TKP pada 19 Agustus 2021.

"Yang masuk ini tanpa prosedur dan tanpa sepengetahuan penyidik," katanya.

Tak sekadar masuk, lima orang ini bahkan melakukan tindakan yang menghambat pengungkapan kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang.

Menurut Kombes Pol Ibrahim Tompo, lima orang ini melakukan pembersihan di dalam TKP.

"Di dalam TKP itu melakukan pembersihan, ini betul-betul bertentangan dengan penanganan suatu kasus yah, dimana tidak boleh dibersihkan TKP-nya.

Ini sebaliknya malah 5 orang tersebut membersihkan TKP. Sedang kami lakukan pendalaman pemeriksaan," katanya.

Tompo menerangkan dari lima orang, tiga di antaranya merupakan polisi.

"Yang masuk membersihkan TKP ada keterlibatan polisi, salah satunya perwira, sedang kami lakukan pemeriksaan. Perwira satu orang, bintara dua orang," katanya.

Tiga polisi ini bahkan menurut Ibrahim Tompo, memiliki hubungan keluarga dengan tersangka kasus Subang, Yosef.

"Ketiga orang ini punya hubungan keluarga dengan tersangka," katanya.

Kini penyidik kasus Subang mendalami peran tiga polisi soal kemungkinan adanya pelanggaran tindak pidana.

"Semua dilakukan pemeriksaan semuanya. Kami lakukan pemeriksaan apakah yang bersangkutan apa menyalahi prosedur, apakah mempunyai kesalahan sesuai disiplin atau kode etik polisi karena memang tidak sesuai prosedur atau tidak tepat sebagai polisi yang proporsional, atau yang bersangkutan melanggar pidana," tukas Kombes Pol Ibrahim Tompo.

Sebagian artikel ini telah tayang di TribunnewsBogor.com dengan judul Baru Terkuak Lokasi Pelaku Kasus Subang Sembunyikan Senjata Pembunuhan, Di Tempat Ini Ada Darah Amel

>>>Ikuti Berita Lainnya di News Google SURYA.co.id 

Sumber: Tribun Bogor
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved