Berita Surabaya

Pria Domisili Wiyung Ditemukan Tewas Terpotong di Perlintasan Kereta Api Kawasan Ketintang Surabaya

Seorang pria paruh baya tewas dengan kondisi tubuh terpotong menjadi dua bagian usai tertabrak kereta api di Jalan Ketintang Baru, Surabaya.

Penulis: Luhur Pambudi | Editor: Cak Sur
SURYA.CO.ID/Luhur Pambudi
Tim Inafis Polrestabes Surabaya melakukan olah TKP di rel perlintasan kereta api kawasan Jalan Ketintang Baru, Ketintang, Gayungan, Surabaya, Jumat (17/11/2023) sore. 

SURYA.CO.ID, SURABAYA - Seorang pria paruh baya tewas dengan kondisi tubuh terpotong menjadi dua bagian usai tertabrak kereta api (KA) di perlintasan rel kawasan Jalan Ketintang Baru, Ketintang, Gayungan, Surabaya, Jumat (17/11/2023) sore.

Berdasarkan catatan hasil olah TKP Polsek Gayungan Polrestabes Surabaya, korban berinisial DO (46) laki-laki kelahiran Brebes, domisili Kecamatan Wiyung, Kota Surabaya, berstatus menikah dan bekerja sebagai pedagang.

Menurut penjaga perlintasan PT KAI, Gymnastiar Muklas Ramadhan, korban diduga kuat sengaja mengakhiri hidup dengan cara tidur terlentang hingga tubuhnya tergilas KA yang melintas pada sore hari itu.

Ia mengetahui hal tersebut, setelah mendengar teriakan beberapa anak kecil di permukiman sekitar rel perlintasan KA.

Sesaat kemudian, Gymnastiar melihat langsung korban tidur terlentang dengan posisi tubuh horizontal atau melintang arah lajur rel perlintasan tersebut, lalu tergilas oleh KA Komuter Jenggala yang melintas sekitar pukul 15.50 WIB.

"Bunuh diri begini memang (angkat kedua tangan). Masinis mau mengerem sudah tidak sempat. Akhirnya tertabrak, kereta sempat berhenti. Setelah 100 meter, masinis komuter turun mengecek rangkaian," ujarnya saat ditemui SURYA.CO.ID di depan pos tempatnya berjaga.

Sekitar 30 menit sebelum itu, Gymnastiar mengungkapkan, DO sempat berupaya menabrak diri dengan cara berjalan di samping rel KA dekat pintu perlintasan.

Aksinya yang terbilang aneh dan tentunya membahayakan itu, terpantau Gymnastiar yang berjaga dari dalam posnya.

Kemudian, Gymnastiar meneriaki korban, berupaya menghalangi aksi berbahaya tersebut.

Hasilnya, korban mengurungkan niatnya dan pergi menjauh dari rel perlintasan sekitar pintu palang KA tersebut.

"Awalnya dari arah Royal, jalan ke sini. Aksi pertama, ketahuan warga dan saya. Jarak waktu 30 menit. Karena aksi pertama 15.18 WIB, KA Jenggala 15.50 WIB. KA Sancaka, KA Doho, KA Jenggala. Saya mau menyelamatkan, eh ternyata KA dekat, saya selamatkan diri saja," terang Gymnastiar.

Hal senada juga disampaikan oleh saksi lain, warga setempat bernama Samsul Hadi (68). Ia mengatakan, dirinya sempat melihat gerak-gerik aneh dari korban sebelum berakhir dengan bernasib nahas.

Korban sempat menunggu di dekat gudang bahan pakan burung miliknya. Sejauh pengamatannya, perangai korban terbilang aneh. Seperti kebingungan dan linglung.

"Dia itu di gudang saya berdiri senderan, jongkok. Berdiri senderan, jongkok. Kayak kebingungan gitu," ujar Samsul Hadi saat SURYA.CO.ID di depan rumahnya.

Kakek empat cucu itu mengaku tidak sempat menegur atau berbicara dengan korban.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved