Berita Surabaya

Kasus Cacar Monyet Merebak di Jakarta, Pemkot Surabaya Perketat Langkah Preventif

Dinas Kesehatan Surabaya mengimbau masyarakat untuk ikut mewaspadai penyebaran penyakit cacar monyet atau monkeypox (Mpox).

Penulis: Bobby Constantine Koloway | Editor: Cak Sur
SURYA.CO.ID/Bobby Constantine Koloway
Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya, Nanik Sukristina. 

Di antaranya, hewan pengerat, yaitu tupai, tikus dan hamster. Lalu jenis hewan marsupial, seperti koala dan tikus berkantung serta primata non-manusia seperti monyet dan kera baik mati atau hidup.

Selanjutnya, menghindari mengkonsumsi atau menangani daging yang diburu dari hewan liar. Lalu, membiasakan mengonsumsi daging yang sudah dimasak dengan benar, menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) lengkap saat menangani hewan yang terinfeksi.

Pihaknya juga mengimbau pelaku perjalanan yang baru kembali dari wilayah terjangkit, segera memeriksakan dirinya jika mengalami gejala dan menginformasikan riwayat perjalanannya.

Seseorang yang mengalami gejala Mpox harus diisolasi dan dipantau sesuai petunjuk tenaga kesehatan.

"Seseorang yang mengalami gejala mengarah Mpox tidak boleh menghadiri acara, pesta atau pertemuan," terang Nanik.

Bahkan, tenaga kesehatan yang merawat kasus harus menerapkan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI), termasuk penggunaan APD yang sesuai.

Langkah memitigasi lainnya adalah melakukan seks secara aman, termasuk membatasi jumlah pasangan seks.

Pencegahan dengan alat kontrasepsi saja tidak dapat melindungi secara maksimal penularan Mpox, karena kontak lesi pada kulit cukup menularkan.

"Namun penggunaan alat kontrasepsi secara konsisten dapat mencegah HIV dan penyakit menular seksual lainnya," ia menuturkan.

Pihaknya juga memantau informasi global dan regional melalui portal informasi resmi satu pintu yaitu WHO dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia. Serta sosialisasi, seperti penyebarluasan informasi terkait Mpox.

"Kami juga melakukan komunikasi resiko sesuai dengan Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Mpox, baik secara langsung maupun melalui platform Instagram Dinkes Kota Surabaya," tegas Nanik.

Selain itu, lanjut Nanik, pihaknya juga meningkatkan kewaspadaan melalui pengamatan laporan Surveilans Berbasis Kejadian (EBS) di aplikasi Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR) dan deteksi kasus dengan gejala Mpox yang datang ke Fasyankes.

"Serta melakukan penyelidikan epidemiologi kasus apabila ditemukan kasus dengan tanda dan gejala Mpox yang berasal dari laporan masyarakat, media maupun fasyankes," ia menjabarkan.

Dinkes juga menerbitkan surat edaran tentang Peningkatan Kewaspadaan Terhadap Penyakit Monkeypox. Ini ditujukan kepada seluruh rumah sakit, puskesmas dan klinik di Kota Surabaya dengan tembusan Sekretaris Daerah Pemerintah Kota Surabaya, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, BPBD, DKPP, Satpol-PP, Bapemkesra, kecamatan, kelurahan dan LSM HIV/AIDS di Kota Surabaya.

Sebelumnya, kasus cacar monyet (monkeypox) di Indonesia terus bertambah. Total kasus cacar monyet di Indonesia menjadi 27 orang hingga Selasa (31/10/2023). Dari puluhan kasus tersebut, DKI Jakarta mendominasi.

Selain Jakarta, kasus ini juga penambahan kasus juga terjadi di Bandung (1 kasus), Tangerang Selatan (2 kasus), Kabupaten Tangerang (2 kasus) dan Kota Tangerang (1 kasus).

"Ada 27 kasus konfirmasi," ujar Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Siti Nadia Tarmizi dikutip dari Kompas.com pada Selasa (31/10/2023).

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved