Wawancara Eksklusif
Wawancara Eksklusif - Ketua Kadin Jatim Adik Dwi Putranto: Pemilu 2024 Bisa Dorong Ekonomi Jatim
Ketua Umum Kadin Jatim, Adik Dwi Putranto, menyatakan Pilpres 2024 dan Pemilu 2024 dipastikan mampu mendorong peningkatan ekonomi di Jatim.
Penulis: Sri Handi Lestari | Editor: irwan sy
SURYA: Tantangan kedepan semakin besar, tadi sudah disebutkan ada faktor ekonomi global yang belum kondusif. Tantangan yang di dalam negeri apa yang harus diantipasi sejak sekarang yang akan bisa mempengarui tumbuh tidaknya ekonomi di suatu daerah?
Adik Dwi Putranto: Kalau menurut kami dengan kolaborasi. Di Jatim tidak ada masalah, mungkin di kota atau kabupaten masih ada.
Menurut pengamatan saya ada beberapa kepala daerah yang masih belum memahami pentingnya kolaborasi.
Saya sangat yakin dengan kolaborasi yang dijalankan dengan baik semua bisa diselesaikan dengan baik juga.
SURYA: Jadi kuncinya kolaborasi dan itu tidak mudah juga ya dalam menggabungkan pikiran satu dengan banyak pikiran lainya?
Adik Dwi Putranto: Ya betul.
Antara sekolah dengan dunia industri saja sudah ada perbedaan, sehingga kami harmonisasikan dulu.
SURYA: Kemarin kami juga diskusi dengan Bu Gub Khofifah Indar Parawansa, beliau menegaskan bahwa investasi di Jatim luar biasa dalam beberapa tahun. Kemarin yang disenggol adalah smelter di Gresik yang akan menyerap 3.000 tenaga kerja. Terkait invetasi ini apakah ada hambatan?
Adik Dwi Putranto: Kalau terkait dengan masuknya Freeport ini juga masuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN). Ini tidak ada hambatan sama sekali.
Karena Freeport sudah masuk di kawasan industri JIIPE. Jadi secara sosial lebih kondusif, apalagi JIIPE juga termasuk dalam KEK (Kawasan Ekonomi Khusus). Kalau diluar sana gegeran terus, tapi karena masuk Jatim ada di kawsan industri, jadi lebih kondusif.
SURYA: Jadi ini menegaskan salah satu isu dan tantangan menarik terkait investasi adalah tenaga kerja asing. Di Jatim relatif bisa dikendalikan kah?
Adik Dwi Putranto: Relatif bisa dikendalikan. Karena kendalanya tenaga kerja dari luar negeri atau asing dengan tenaga kerja di Indonesia adalah masalah komunikasi. Seperti saya pernah bicara dengan menteri yang mengurus masalah tenaga kerja asing itu biasanya masalah bahasa.
Karena antara mandor dan tukang itu harus ketemu agar bisa mempercepat berjalannya pembangunan. Di Jatim itu tidak ada persoalan.
SURYA: Berarti seperti yang disampaikan tadi, penyiapan SDM itu menjadi kruisal. Point agar transfer knowledge dari tenaga kerja asing bisa lebih cepat diserap oleh tenaga kerja lokal?
Adik Dwi Putranto: Di Jatim dari sisi SDM memng lebih baik daripada yang diluar, hanya terkendala komunikasi. Tapi terkait komunikasi itu juga kami sediakan kebutuhan tenaga kerja yang bisa berbahasa China atau Tiongkok.
Wawancara Eksklusif Zulia Mahendra, Putra Sulung Amrozi Pelaku Bom Bali yang Kini Cinta Indonesia |
![]() |
---|
Wawancara Eksklusif Gubernur Khofifah, Sukses Bawa Jatim Jadi Provinsi Terdepan di Indonesia |
![]() |
---|
Wawancara Eksklusif Ketua DPRD Jombang Hadi Atmaji, Optimisme Tinggi dari Kursi Legislatif |
![]() |
---|
Wawancara Eksklusif - Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, Sang Bunga Desa yang Majukan Wisata |
![]() |
---|
Wawancara Eksklusif - Gebrakan Bupati Gus Fawait, Warga Jember Gratis Berobat di Faskes se-Indonesia |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.