Berita Gresik

Kelola TUKS Berbasis Lingkungan, Petrokimia Gresik Raih Penghargaan Internasional

Menurut Robby, konsep Green Port menjadikan proses kepelabuhanan Petrokimia Gresik lebih efektif, efisien dan ramah lingkungan.

Penulis: Sugiyono | Editor: Titis Jati Permata
Foto Istimewa Petrokimia Gresik
DKU PG, Robby Setiabudi Madjid (tiga dari kiri) saat menerima penghargaan GPAS AWARD 2023 di Bangkok, Thailand, Selasa (24/10/2023). 

SURYA.CO.ID, GRESIK - Terminal Untuk Kepentingan Sendiri (TUKS) milik Petrokimia Gresik mendapatkan penghargaan internasional Green Port Award System (GPAS) 2023 dari APEC Port Service Network (APSN) di Bangkok, Thailand, Selasa (24/10/2023).

APSN merupakan organisasi internasional di bawah Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC).

APSN saat ini beranggotakan 18 negara anggota APEC, yaitu Australia, Canada, China, Hong Kong, Japan, Korea, Malaysia, New Zealand, Papua New Guinea, Peru, the Philippines, Russia, Singapore, Chinese Taipei, Thailand, the United States, Vietnam, dan Indonesia.

Mandat APSN adalah untuk mendorong pelabuhan yang berkelanjutan secara ekonomi dan lingkungan untuk mencapai kesejahteraan bersama anggota APEC.

Direktur Keuangan dan Umum (DKU) Petrokimia Gresik, Robby Setiabudi Madjid mengatakan, TUKS Petrokimia Gresik menjadi pelabuhan curah pertama dan satu-satunya di Indonesia yang mendapatkan GPAS Award.

Apresiasi ini memperkuat capaian sebelumnya, dimana pelabuhan Petrokimia Gresik menjadi pelabuhan terbaik dalam ajang Anugerah Green Port Award 2022 yang diselenggarakan Kemenko Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenkomarvest) Republik Indonesia.

“Pelabuhan Petrokimia Gresik bertaraf internasional. Aktivitas kepelabuhanan di Petrokimia Gresik tidak hanya antar pulau, tapi juga antar negara. Penerapan Green Port sudah menjadi kebutuhan bagi Petrokimia Gresik sebagai salah satu instrumen dalam meningkatkan daya saing usaha, khususnya dalam mendukung Pupuk Indonesia go global,” kata Robby, dalam rilis Humas Petrokimia Gresik.

Menurut Robby, konsep Green Port menjadikan proses kepelabuhanan Petrokimia Gresik lebih efektif, efisien dan ramah lingkungan.

Sehingga, semakin mengoptimalkan Cost Reduction Program yang telah dijalankan perusahaan.

Konsep Green Port salah satunya mengatur upaya peningkatan pengelolaan energi yang efisien di pelabuhan.

Beberapa pelaksanaan yang telah dilakukan diantaranya pemanfaatan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) untuk gedung dan perkantoran, penggunaan motor listrik, mengganti lampu penerangan konvensional dengan LED, penerapan green building, penyediaan shore connection untuk supply energi kapal dan digitalisasi.

“Penghematan biaya operasional pada akhirnya akan berpengaruh pada harga produk, sehingga langkah ini juga menjadi upaya Petrokimia Gresik dalam memberikan perlindungan bagi konsumen melalui produk berkualitas dengan harga yang lebih kompetitif,” imbuhnya.

Selain efisiensi sumber energi, konsep Green Port juga diimplementasikan melalui peningkatan kualitas kebersihan daratan dan perairan laut yang berada di daerah lingkungan kerja Petrokimia Gresik, dengan cara menurunkan pencemaran limbah dan sampah domestik.

Sedangkan, kualitas udara dijaga dengan mengurangi kebisingan, emisi gas karbon dan emisi gas rumah kaca.

“Dengan demikian Penerapan Green Port juga mampu melindungi lingkungan sekitar perusahaan, agar tidak tercemar oleh proses kepelabuhanan, sehingga dapat meningkatkan pemberdayaan masyarakat sekitar perusahaan, melalui pemanfaatan sumber daya alam,” katanya.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved