Citizen Reporter

Kadindik Surabaya dan Sidoarjo Bagi Praktik Baik Atasi Bullying dan Transformasi Pendidikan Inklusi

Maraknya aksi perundungan atau bullying di sekolah akhir-akhir ini mendorong Dinas Pendidikan Kota Surabaya membuat sejumlah kebijakan baru.

Editor: Musahadah
istimewa
Para peserta Berbagi Praktik Baik Merdeka Belajar Antar UPT (Unit Pelaksana Teknis) di Lingkungan Ditjen PAUD Dasmen Kemendikbudristek di Hotel Sangrilla Surabaya pada Rabu, (18/10/2023). 

SURYA.CO.ID I SURABAYA – Maraknya aksi perundungan atau bullying di sekolah akhir-akhir ini mendorong Dinas Pendidikan Kota Surabaya membuat sejumlah kebijakan baru.

Di antaranya, membentuk Satgas Sahabat Baik di sekolah-sekolah hingga meluncurkan Aplikasi Suasana Hati.  

Hal ini diungkapkan Kepala Dinas Pendidikan (Kadindik) Kota Surabaya Yusuf Masruh di acara Berbagi Praktik Baik Merdeka Belajar Antar UPT (Unit Pelaksana Teknis) di Lingkungan Ditjen PAUD Dasmen Kemendikbudristek di Hotel Sangrilla Surabaya pada Rabu, (18/10/2023).

Dalam acara yang dihadiri seluruh Kepala Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan (BBPMP) dan Balai Penjaminan Mutu Pendidikan (BPMP) se-Indonesia, Kepala Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi Bidang Otomotif dan Elektronika (BBPMPV BOE) Malang, serta Balai Besar Guru Penggerak (BBGP) Jawa Timur itu, Yusuf Masruh mengungkapkan fenomena bullying yang semakin marak dua minggu terakhir membuat pihaknya langsung mengevaluasi dan membuat formula sistem pengawasan ke anak-anak.

Hasil evaluasi akhirnya mendeteksi saat-saat rawan terjadinya bullying di sekolah, yakni ketika jam istirahat maupun pergantian jam mengajar.

Dari evaluasi ini akhirnya pihaknya menyerukan kepada sekolah-sekolah agar saat pergantian jam mengajar, kelas tidak diperbolehkan kosong tanpa guru.

“Kami buat sistem, seperti guru piket agar jangan sampai kelas kosong. Karena biasanya kalau kosong, anak-anak ngerumpi dan itu rawan perundungan,” ujar Yusuf.

Selain di pergantian jam mengajar, pihaknya juga membuat kebijakan di jam istirahat, yakni dengan membentuk Satgas Sahabat Baik.

Satgas ini yang nantinya akan mengarahkan anak-anak setelah sholat dzuhur untuk melakukan kegiatan atau permainan yang positif.

“Jadi Satgas ini diberi tanggungjawab, seperti kegiatan-kegiatan permainan ada yang bertanggungjawab dan memfasilitasi yang lain,” terang Yusuf.

Selain itu, Dinas Pendidikan Surabaya juga sudah menyiapkan aplikasi khusus di sekolah untuk mendeteksi awal gejala adanya perundungan.

Aplikasi bernama Suasana Hati ini memungkinkan guru untuk mengetahui gejala psikologi anak sejak dini.

“Ketika anak datang ke sekolah, guru harus tahu apakah dia sedih atau bahagia. Kami beri indikator-indikator untuk itu, misalnya kalau sedih itu tampak cemberut, muram, bosan dan marah,” terang Yusuf.

Selanjutnya jika dideteksi ada anak yang menunjukkan gejala mengalami perundungan, maka akan langsung ditindaklanjuti guru Bimbingan Konseling (BK) agar tidak berlanjut ke kekerasan fisik maupun verbal.

“Kalau tujuh hari tujuh malam sedih terus, saya akan berkooordinasi dengan dinas terkait untuk didatangkan psikolog. Dan ini harus ada koordinasi sekolah dengan orangtuanya,” tukas Yusuf.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved