Wanita Sukabumi Tewas Usai Karaoke

FAKTA BARU Kekejian Ronald Tannur Terungkap saat Rekonstruksi, Sempat Rekam Dini Sera di TKP

Inilah fakta baru kasus penganiayaan Dini Sera Afrianti oleh anak anggota DPR RI, Ronald Tannur, hingga menyebabkan hilangnya nyawa korban.

Penulis: Akira Tandika Paramitaningtyas | Editor: Musahadah
Kolase Surya.co.id
Kekejian Ronald Tannur bertambah, dia terungkap sempat merekam Dini Sera Afrianti yang sedang terkapar setelah dianiaya di parkir basemen salah satu mal di kawasan Surabaya Barat. 

SURYA.CO.ID - Inilah fakta baru kasus penganiayaan Dini Sera Afrianti oleh anak anggota DPR RI, Ronald Tannur, hingga menyebabkan hilangnya nyawa korban.

Fakta baru kasus penganiayaan Dini Sera terungkap setelah tersangka Ronald Tannur menjalani rekonstruksi di parkiran salah satu mal di kawasan Surabaya Barat.

Dalam adegan yang diperagakan Ronald Tannur terungkap satu fakta bahwa anak anggota DPR RI itu sempat merekam korban yang sudah tak berdaya.

Baca juga: Polisi Himpun 60 Adegan Selama Rekonstruksi Anak Anggota DPR Aniaya Pacarnya Hingga Tewas

Tak hanya itu, Ronnald Tannur juga sempat menghubungi seseorang sebelum dia merekam korban.

Melansir Kompas, Ronald Tannur tampak membawa ponsel pada reka ulang adegan ke-33.

Ketika itu, tersangka terlihat menggunakan ponsel tersebut untuk menelpon seseorang.

Sedangkan pemeran korban, Dini Sera Afrianti, warga Sukabumi, tergeletak di tempat parkir.

Selanjutnya, tersangka memakai ponsel miliknya itu untuk merekam korban yang masih belum bergerak, pada adegan ke-34.

Di sisi lain, pemeran petugas keamanan mal mengelilingi kekasihnya.

Rekonstruksi penganiayaan tersebut dilanjutkan dengan tersangka menyiapkan mobil abu-abu metalik nomor polisi B 1744 VON miliknya.

Lalu, korban dimasukan ke bagasi mobil.

"Kami temukan banyak fakta baru saat di Blackhole, maupun saat yang bersangkutan mengendarai mobil, hingga korban terlindas oleh mobil milik tersangka," kata Kompol Teguh seperti dilansir dari Kompas.com, Rabu (11/10/2023).

Akan tetapi, Kompol Teguh masih belum mengungkap sejumlah fakta baru yang disebutkannya tersebut.

Aksi keji Gregorius anak anggota DPR yang menyiksa Dini Sera hingga mneyebabkan korban tewas dengan belasan luka.
Aksi keji Gregorius anak anggota DPR yang menyiksa Dini Sera hingga mneyebabkan korban tewas dengan belasan luka. (Kolase Surya.co.id)

Sebab, dia akan melanjutkan rekonstruksi di apartemen milik korban dan RS Nasional Hospital.

"Nanti kesimpulannya, nanti, karena rekonstruksinya belum selesai. Kami akan lanjutkan melaksakan rekonstruksi lagi di apartemen," jelasnya.

Dalam rekonstruksi, Ronald Tannur juga terekam sempat menangis menuju lokasi pakir.

Anak anggota DPR RI Edward Tannur itu juga mengenakan rompi kuning khas tahanan dan celana pendek berwarna hijau gelap.

Baca juga: Biodata Kompol Hakim Kapolsek Lakarsantri Surabaya yang Akan Dilaporkan Terkait Kasus Anak DPR

Sebagai informasi, GRT telah resmi ditetapkan sebagai tersangka kasus penganiayaan berujung tewasnya DSA, pada Jumat (6/10/2023) lalu.

Akibat perbuatannya, GRT dijerat dengan Pasal 351 Ayat 3 KUHP Tentang Tindak Pidana Penganiayaan yang menyebabkan kematian, dengan ancaman hukuman 12 tahun penjara.

GRT dan DSA diketahui baru lima bulan menjalin asmara dan tinggal bersama di sebuah apartemen di kawasan Surabaya, Jawa Timur.

DSA yang merupakan seorang pemandu lagu, pertama kali mengenal GRT di sebuah tempat karaoke.

Sosok DSA pun diungkap rekannya yang enggan disebutkan namanya.

Menurut sumber tersebut, DSA berhenti dari pekerjaannya setelah berpacaran dengan GRT.

"Setelah kencan, lalu baper, terus lanjut pacaran. Kira-kira begitulah kisah Andini dan Ronald Tannur," ucapnya.

Tabiat Ronald Tannur

Edward Tannur tak menyangka, anak sulungnya yang polos itu, sampai melakukan perbuatan dan aksi nekat yang tak cuma melukai seseorang namun sekaligus menghilangkan nyawanya. 

Menurutnya, sosok GRT merusak anak pertama yang memiliki watak kalem, sopan, menurut, dan selalu mengayomi kedua orangtua. 

"Itu yang buat saya kaget. Anak pertama saya. Anak itu kalem sekali sopan sekali. Selalu melayani orangtua," ujar Edward Tannur kepada awak media di sebuah balai pertemuan kawasan Kecamatan Sukomanunggal, Surabaya, pada Selasa (10/10/2023) sore. 

Entah apa penyebabnya. Mengetahui pertama kali kasus sang anak pada pekan lalu, Edward Tannur hanya geleng-geleng kepala. Apalagi pada hari kejadian tersebut, dirinya sedang tidak berasa di Kota Surabaya. 

Edward Tannur (kiri), Ronald dan Dini Sera (kanan). Simak Nasib Edward Tannur Usai Anaknya, Ronald, Aniaya Dini Sera hingga tewas di Surabaya.
Edward Tannur (kiri), Ronald dan Dini Sera (kanan). Simak Nasib Edward Tannur Usai Anaknya, Ronald, Aniaya Dini Sera hingga tewas di Surabaya. (kolase SURYA.co.id)

"Tapi kok bisa jadi seperti itu, saya kok kaget. Kenapa ini. Kerasukan setan atau apa ini, sampai terjadi seperti ini. Saya enggak tahu. Saya tidak ada di tempat," jelasnya. 

Saat pertama kali kabar mengenai kasus tersebut didengarnya dari sang istri. Dada dan hati Edward Tannur sesaknya bukan main. Ia mengaku sakit hati dengan perbuatan yang dilakukan sang anak. 

Berkalang terlalu lama dengan rasa sakit hati, iba dan emosi yang terus berkecamuk di benaknya, disadari tak memberikan solusi. 

Kejadian yang tak diinginkan itu, terlanjur terjadi menjadi takdir. Edward Tannur memasrahkan sang anak untuk bertanggung jawab secara hukum. 

"Jadi mamanya kontak. Saya kaget dan menyesal. Sakit hati juga. Tapi kemarin sudah terjadi. Ini bukan kehendak kita. Tapi beliau (GRT) sendiri yang menjalankan kegiatan yang sudah terjadi," terangnya. 

Edward Tannur mengaku tidak mengetahui sosok Dini korban tewas yang santer disebut-sebut sebagai kekasih dari sang anak. 

Baca juga: ALASAN Ronald Tannur Pantas Dijerat Pasal Pembunuhan di Tewasnya Dini Sera Afrianti, Begini Kejamnya

"Selama ini enggak pernah cerita. Jadi saya. Memang sering pergi tapi kan kita enggak mungkin anak muda kita awasi dia terus, marah dia," katanya. 

Selama ini, perihal urusan asmara gejolak muda yang sedang dialami sang anak. Ia tak terlalu banyak 'cingcong' atau larangan yang mengekang.

Sebagai orangtua, Edward Tannur selalu dan tak pernah bosan memberikan 'wejangan' kepada GRT; soal urusan asmaran untuk pendamping hidup, merupakan hak prerogatif pribadi dari si anak. 

Yang terpenting 'bibit bebet bobotnya' juga harus dijadikan pertimbangan untuk memilih pendamping hidup.

Namun, untuk sosok Dini tersebut. Edward Tannur mengaku, sang anak tak pernah mengenalkan sosok tersebut kepada dirinya dan sang istri. 

"Jadi saya bilang; kalau kamu memang merasa sudah dewasa, ya carilah pendamping hidupmu. Saya selalu nasehati itu. Saya enggak mau paksa anak-anak," ungkapnya. 

Mengenai kegiatan sang anak selama di Surabaya. Edward Tannur mengungkapkan, sang anak kerap membantu ibundanya jikalau hendak bepergian ke suatu tempat. 

Soal pekerjaan, sang anak diketahui gemar melakukan aktivitas bisnis secara digital yakni jual beli saham atau sejenisnya. 

"Ronald aktivitasnya seperti kadang membantu mamanya ke mana mana. Atau dia ada juga permainan saham. Jual beli saham. Ya seperti itu," terangnya. 

Termasuk mengenai kebiasaan menenggak minuman keras (miras), jika dikaitkan dengan kronologi kejadian nahas tersebut, bahwa tersangka GRT sempat menenggak miras di salah satu tempat hiburan malam. 

Edward Tannur mengaku, tak menampik jika anaknya memang terkadang menenggak miras karena diajak beberapa orang temannya. 

Namun, ia selalu berusaha memberikan nasehat kepada sang anak atas kebiasaan tersebut. Yakni, untuk jangan terlalu sering menenggak miras. Dan jangan sampai terlalu mabuk hingga kelewatan melakukan perbuatan melanggar hukum. 

"Kalau mabuk, saya lihat, ya kalau mungkin ada teman (yang ngajak), yang anak muda ini kan kadang kadang sekali sekali sudah biasa. Boleh minum tapi jangan sampai kelewatan. Begitulah saya sering menasehati," pungkasnya. 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved